Kerajaan Loulan

Loulan 樓蘭
Krorän
Ukiran kayu dari Loulan abad ke-3 hingga 4. Pola ukiran menunjukkan pengaruh dari peradaban barat.
Kerajaan Loulan di Xinjiang
Kerajaan Loulan
Lokasi di Xinjiang
LokasiXinjiang, China
Koordinat40°31′39.48″N 89°50′26.32″E / 40.5276333°N 89.8406444°E / 40.5276333; 89.8406444
JenisKota
Catatan situs
KondisiReruntuhan

Loulan atau Krorän, Kroraina (Hanzi sederhana: 楼兰; Hanzi tradisional: 樓蘭; Pinyin: Lóulán; bahasa Uighur: كروران, Кроран‎, ULY: Kroran) dan disebut sebagai Krorayina oleh arkeolog Rusia, adalah sebuah kerajaan di sebuah kota oasis di Jalur Sutra dahulu di ujung timur laut dari Gurun Lop. Loulan disebut di catatan sejarah paling awal pada abad ke-2 SM.[1] Istilah Loulan adalah nama Tionghoa dari nama asilnya dalam bahasa lokal "Krorän" dan digunkaan sebagai nama kota dan kerajaannya.

Nama Kerajaan Loulan diganti menjadi Shanshan (鄯善) setelah seorang rajanya dibunuh oleh utusan Dinasti Han tahun 77 SM[2] namun nama kota di dekat Lop Nur masih bernama Loulan. Kerajaan Loulan/Shanshan memiliki wilayah yang bervariasi yang dapat mencakup Niya, Charklik, Miran, dan Qiemo. Loulan berada dalam kendali tidak langsung China sejak masa awal Dinasti Han hingga ditinggalkannya kota beberapa abad kemudian. Reruntuhan Loulan yang kini masih berada di dekat Lop Nur di Prefektur Otonom Mongol Bayingolin, Xinjiang, sekarang dikelilingi oleh gurun.[3]

Sejarah

Serpihan kain sutra dari Loulan.

Beberapa mumi dari Mumi Tarim ditemukan di Loulan dan wilayah di sekitarnya. Satu mumi perempuan diketahui berasal dari sekitar tahun 1800 SM (3.800 tahun yang lalu) yang menunjukkan wilayah Loulan telah dihuni untuk waktu yang lama.[4]

Loulan berada di jalur utama antara Dunhuang dan Korla di jalur utara di Jalur Sutra Cekungan Tarim dan dihubungkan ke arah barat daya dengan ibu kota pemerintahan di Wuni di Charkhlik/Ruoqiang yang lalu menghubungkannya dengan Khotan dan Yarkand.[5]

Masa awal Dinasti Han

Penyebutan Loulan pertama kali berada di surat dari Chanyu dari Xiongnu untuk Kaisar China pada tahun 126 SM yang membanggakan kekuasaan Xiongnu terhadap Yuezhi, Wusun, Loulan, dan Hujie (呼揭) "... serta dua puluh enam negara di sekitarnya." Pada tahun 126 SM, seorang utusan China bernama Zhang Qian menggambarkan Loulan sebagai sebuah kota berbenteng di dekat Lop Nur.[6]

Dengan posisi strategisnya di jalur antara China dengan Dunia Barat, pada masa Dinasti Han, kekuasaan daerah Loulan diperebutkan antara China dan Xiongnu hingga abad ke-2 M.[7] Di dalam Buku Han, interaksi antara Loulan dan Han digambarkan secara detail.[8]

Pada abad ke2 SM, Kaisar Wu dari Han tertarik untuk memiliki hubungan diplomatik dengan Dayuan (Fergana) setelah menerima laporan dari Zhang Qian. Akan tetapi, menurut sumber-sumber China, utusan Han yang dikirim ke Fergana diserang di oleh Loulan dan Gushi. Pada tahun 108 SM,[9] Loulan diserbu oleh pasukan Han yang dipimpin oleh Zhao Ponu (趙破奴) dan raja Loulan ditawan. Setelah itu Loulan setuju untuk membayar upeti kepada China.[10] Xiongnu, setelah mendengar kejadian tersebut, kemudian menyerang Loulan. Raja Loulan mengirimkan seorang putranya untuk menjadi tahanan Xiongnu dan seorang lagi untuk menjadi tahanan Han.

Raja Loulan kemudian dibawa ke Han untuk ditanyai soal hubunganya dengan Xiongnu. Buku Han menyebut:

Kaisar memerintahkan [Jen] Wen untuk memimpin pasukan melewati rute yang benar untuk menahan raja Loulan dan membawanya ke istana di ibu kota. [Jen Wen] menginterogasi raja Loulan dengan menyodorkan dakwaan di hadapannya. Ia kemudian menjawab bahwa [Lou-lan] hanyalah sebuah negara kecil di antara negara-negara besar sehingga jika ia tidak menjadi subjek dari kedua pihak, tidak ada cara lain untuk menjaga keamanannya. Ia kemudian mau untuk menghapuskan kerajaannya dan bergabung dengan Han.

— Hanshu, bab 96a, terjemahan oleh Hulsewé 1979.[11]

Kaisar Han puas terhadap pernyataan tersebut dan melepaskan sang raja.

Sepatu kulit sapi dari Loulan, abad pertama hingga ketiga SM.

Pada tahun 92 SM, raja Loulan meninggal dan rakyatnya meminta agar putra sang raja dikembalikan ke Loulan. Akan tetapi, di Han, sang pangeran telah dikebiri atas pelanggaran hukum negara dan Han pun menolak permintaan rakyat Loulan dengan mengaku bahwa kaisar telah terikat batin dengan sang pangeran sehingga menolak untuk mengeluarkannya. Raja lain kemudian naik takhta di Loulan dan sekali lagi seorang putranya diminta oleh Han. Setelah kematian raja, Xiongnu mengembalikan putra raja sebelumnya yang dikirim yang bernama Chang Gui atau An Gui (嘗歸 atau 安歸) ke Loulan untuk dinobatkan sebagai raja. Pemerintah Han setelah mendengar kabar tersebut meminta agar sang raja baru itu menghadap ke Han. Sang Raja, dengan nasihat istrinya, menolak permintaan tersebut dengan alasan bahwa putra raja Loulan yang dikirim ke Han tidak ada yang dikembalikan.

Pada tahun 77 SM, utusan China bernama Fu Jiezi dikirim untuk membunuh raja Loulan setelah beberapa utusan Han sebelumnya yang dikirim diberhentikan dan dibunuh. Fu Jiezi tiba dengan dalih membawa emas dan barang berharga lainnya kepada negara-negara luar sebagai sebuah hadiah. Fu Jiezi lalu menusuk sang raja hingga meninggal ketika ia sedang mabuk dan menggantungkan kepalanya di menara gerbang utara.[12] Adik dari raja yang bernama Weituqi (尉屠耆) kemudian dinobatkan sebagai Raja Loulan oleh pemerintah Han dan kerajaan pun diubah namana menjadi Shanshan.[13]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Pada tahun 126 SM, utusan China Zhang Qian menggambarkan Loulan sebagai sebuah kota berbenteng di dekat danau garam besar atau rawa-rawa bernama Lop Nur. (Watson, Burton. 1993. Records of the Grand Historian: Han Dynasty II - Revised Edition. Columbia University Press, New York, p. 233).
  2. ^ Hulsewé, A. F. P. and Loewe, M. A. N. 1979. China in Central Asia: The Early Stage 125 BC – AD 23: an annotated translation of chapters 61 and 96 of the History of the Former Han Dynasty, p. 89. E. Brill, Leiden. ISBN 90-04-05884-2.
  3. ^ Mallory and Mair (2000). pp. 81-87.
  4. ^ Mallory, J. P. & Mair, Victor H. (2000). The Tarim Mummies: Ancient China and the Mystery of the Earliest Peoples from the West. Thames & Hudson. London. hlm. 181–188. ISBN 0-500-05101-1. 
  5. ^ Hill (2009), p. 88.
  6. ^ Watson (1993), p. 140.
  7. ^ Hill (2009), pp. 3, 7, 9, 11, 35, 37, 85-101.
  8. ^ Hanshu Bab 96a, terjemahan oleh Hulsewé 1979.
  9. ^ Historical Atlas of the Classical World, 500 BC--AD 600. Barnes & Noble Books. 2000. hlm. 2.24. ISBN 978-0-7607-1973-2. 
  10. ^ Hulsewé 1979, p. 86–87
  11. ^ Hulsewé, A. F. P. (1979). China in Central Asia: The Early Stage 125 BC – AD 23: an annotated translation of chapters 61 and 96 of the History of the Former Han Dynasty. Brill. hlm. 87–88. ISBN 978-9004058842. 
  12. ^ Hulsewé 1979, p. 90.
  13. ^ Hulsewé (1979), p. 90-91.
  • Hill, John E. (2009). Through the Jade Gate to Rome: A Study of the Silk Routes during the Later Han, 1st to 2nd Centuries CE. BookSurge, Charleston, South Carolina. ISBN 978-1-4392-2134-1.
  • Hulsewé, A. F. P. (1979). China in Central Asia: The Early Stage 125 BC – AD 23: an annotated translation of chapters 61 and 96 of the History of the Former Han Dynasty. E. Brill, Leiden. ISBN 978-9004058842.
  • Mallory, J. P. and Mair, Victor H. (2000). The Tarim Mummies: Ancient China and the Mystery of the Earliest Peoples from the West. Thames & Hudson. London. ISBN 0-500-05101-1.
  • Watson, Burton, trans. (1993). Records of the Grand Historian: Han Dynasty II - Revised Edition. Columbia University Press, New York. ISBN 0-231-08166-9 and ISBN 0-231-08167-7.

Bacaan lebih lanjut

Pranala luar

  • Artikel: "Evidence that a West-East admixed population lived in the Tarim Basin as early as the early Bronze Age" Li et al. BMC Biology 2010, 8:15. [1]
  • Loulan, vanished in sand.
Kembali kehalaman sebelumnya