Kerajaan Batulappa
Kerajaan Batulappa (Akkarungeng Ri Batulappa) adalah sebuah kerajaan yang beribukota di Bungi (sekarang berada pada Kecamatan Duampanua) pemindahan ibukota terjadi pada masa pemerintahan Baso Puang Moseng Arung Temmate Arung Batulappa XIV, serta termasuk ke dalam Persekutuan Massenrempulu wilayahnya sekarang tergabung pada Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Sejak abad ke-14, daerah ini disebut Massenrempulu yang artinya meminggir gunung atau menyusur gunung. Sedangkan sebutan Enrekang dari Endeg yang artinya naik atau panjat serta dari sinilah asal muasalnya sebutan Endekan.
Karena politik Devide At Impera belanda menggabungkan Batulappa dan Kassa ke dalam Persekutuan Ajatappareng, kejadian ini terjadi pada abad ke-20 atau tahun 1905 pada masa pemerintahan I Tjoma Arung Batulappa 1875-1941. Kerajaan Batulappa tetap masih ada pada 1905 hanya saja wilayahnya di gabungkan ke dalam Persekutuan Ajatappareng. Kemudian pada tahun 1930-1945 Kerajaan Batulappa mendapatkan status Zelfbestuur atau Pemerintahan Sendiri oleh Hindia Belanda. Kemudian setelah proklamasi Republik Indonesia bersama dengan kerajaan kerajaan di Sulawesi Selatan Kerajaan Batulappa menyatakan bergabung kedalam Indonesia, dan daerah-daerah di indonesia yang masih berbentuk monarki menjadi dan diteruskan status sebagai daerah swapraja atau pemerintahan sendiri dari tahun 1945-1960. Pada masa republik indonesia wilayah daerah Swapraja Batulappa atau Kerajaan Batulappa adalah bagian Negara Indonesia Timur yang merupakan Negara Bagian RIS. Pada masa kerajaan, Batulappa membawahi beberapa Distrik dan Lili' (Negeri bawahan) serta beberapa daerah di utara Distrik Bungi (ibukota swapraja) pada 23 November 1890-1945 Kerajaan Batulappa berbatasan dengan Sawitto (dipisahkan oleh Sungai Sadang) di selatan, Enrekang di timur, Selat Makassar dan Mandar di barat. Wilayah kerajaan ini sekarang berada dalam Kabupaten Pinrang sekarang. Di era sekarang wilayah kerajaan ini masuk kedalam Kabupaten Pinrang, sulawesi selatan. Peninggalan Sejarah dari kerajaan ini adalah Saoraja Camming (atau Saoraja Bungi) di depan Masjid Nurul Iman (dibangun oleh Andi Tanri Petta Arungnge Karaeng Lolo Arung Batulappa XVI) dan Saoraja Andi Mangga (Petta Mangga), kedua bangunan Saoraja tersebut berdiri di Bungi. Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang. Daftar Arung Batulappa
Anak beliau salah satunya bernama Syahrir Andi Mangga Konfederasi MassenrempuluMenurut sejarah,pada mulanya kawasan massenrempulu atau sekarang Kabupaten Enrekang merupakan suatu kerajaan besar yang bernama Malepong Bulan, kemudian kerajaan ini bersifat manurung dengan sebuah persekutuan yang menggabungkan 7 kawasan atau kerajaan yang lebih dikenal Pitue Massenrempulu yaitu:
Kemudian pada tahun 1905 Kerajaan Batulappa digabung dan bergabung dalam Persekutuan Ajatappareng (Adjatampareng) salah satu Konfederasi kerajaan yang berdiri di wilayah barat Sulawesi Selatan.
Status daerah masa Hindia-BelandaPada zaman pendudukan Belanda di tahun 1905 pembagian administratif di Sulawesi dan Dependensinya dimulai dari Gubernur Celebes yang berkedudukan di Makassar, terdapat daerah Afdeling (setingkat Daerah tingkat II) yang dipimpin oleh Asisten Residen, Onderafdeling (Daerah tingkat II) yang dimpimpin oleh Contruler/Tuan Petoro, kemudian tiap tiap Onderafdeling terdiri atas Zelfbestuur. (Status Zelfbestuur berarti daerah tersebut dipimpin oleh pribumi dan memiliki wewenang mengatur rumah tangganya). Afdeling Parepare yang meliputi wilayah Konfederasi Massenrempulu & Konfederasi Ajatappareng
Status pada masa pendudukan JepangKerajaan Batulappa kemudian mendapatkan Status proktetorat atau Kochi (sama status seperti Zelfbestuur) Masa KemerdekaanSetelah merdeka Kerajaan Batulappa menjadi bagian didalam lingkup pemerintahan NIT (Negara Indonesia Timur) yang merupakan negara bagian pada Republik Indonesia Serikat hingga 1950. kemudian statusnya diteruskan menjadi Daerah Swapraja lingkup provinsi Sulawesi, Republik Indonesia. Provinsi Sulawesi meliputi Daerah Parepare kemudian meliputi Kawedanan Pinrang, dan Kawedanan tersebut terletak adanya Swapraja Batulappa hingga 1960. Keadaan tersebut bertahan hingga 1960, yang dimana terjadi pembentukan Kabupaten Pinrang. Bekas wilayah Kerajaan Batulappa, ialah bagian Kabupaten Pinrang sekarang. Saoraja & peninggalan bersejarahSaoraja Batulappa merupakan bangunan tempat kediaman resmi bagi Arung Batulappa menjalankan pemerintahan Kerajaan. Saoraja dibangun berdasarkan tempat sang Arung berkedudukan sesuai dengan pusat kerajaan. Pendirian Saoraja terjadi pada masa pemerintahan I Tjoma Arung Batulappa di Bungi, Saoraja Camming atau Saoraja Bungi, lazimnya Saoraja Batulappa yang dibangun oleh Andi Tanri (Petta Tanri) juga terdapat di Bungi hingga saat ini. Saoraja tersebut menjadi saksi sejarah dan peninggalan sejarah bagi Batulappa yang melewati 3 masa yaitu HindiaBelanda, Penjajahan Jepang hingga Proklamasi Kemerdekaan dan berdiri kokoh sampai saat ini. Saoraja tersebut dikenal dengan nama Saoraja Camming (Saoraja Batulappa), tepat didepan Masjid Besar Bungi (Nurul Iman). Bangunan Saoraja selanjutnya adalah saoraja yang dibangun oleh Andi Mangga (Petta Mangga) beliau putra dari Petta Arungnge (Andi Tanri), sehingga memiliki peninggalan Saoraja di Bungi.
Yang Dimakamkan: Almh. I Tjoma Arung Batulappa, Almh. Andi Unga (Ibunda Andi Tanri), Alm. Petta Naki, Alm. Andi Tanri, Almh. Puang Maradjina (istri Andi Tanri), putra-putri Andi Tanri yakni Alm. Andi Mangga, Almh. Andi Tja (Istri Andi Mangga), Alm. Andi Madjadji, Almh. Andi Dellung Petta Caramming, Alm. Andi Babe, Alm. Andi Parenrengi.
|