Kepulauan Togean

Ferry di perairan Togean
Desa di Togen

Kepulauan Togean merupakan kepulauan yang terletak di Teluk Tomini, Sulawesi Tengah Indonesia. Secara administrasi, wilayah ini berada di Kabupaten Tojo Una-una, Kepulauan Togean tersebar sepanjang kurang lebih 90 Kilometer.

Kepulauan Togean merupakan hamparan pulau-pulau yang terdiri 6 pulau besar dan sekitar 60 pulau yang lebih kecil di sekitar Teluk Tomini, Sulawesi. Beberapa pulau besar di kepulauan ini antara lain:

SUKU dan BAHASA DAERAH

Suku yang mendiami kepulauan Togea serta terdistribusi dihampir seluruh Pulau dikenal beberapa suku dominan yaitu Suku TOGEAN itu sendiri, Suku BOBONGKO, dan Suku SALUAN. Suku Laut BAJO juga menghuni beberapa Pulau yang komposisi penduduknya relatif homogen, hanya dihuni oleh orang-orang Bajo dengan keadaan khas dan unik mereka. Adapu suku lainnya yang datang belakangan di antaranya Bare'e, Gorontalo, Kaili, Bada, Bugis, dan lain-lain.

Saat ini, bahasa Daerah yang populer digunakan di wilayah kepulauan Togean adalah Bahasa Togean. Bahasa Togean termasuk rumpun Bahasa Saluan, dan di Una-Una terdapat Suku Saluan , Suku Bobongko, dan bermacam suku bangsa, dan juga cukup beragam dalam keagamaan.

TERUMBU KARANG

Kepulauan ini dikenal kaya akan terumbu karang dan berbagai biota laut yang langka dan dilindungi. Kepulauan Togean merupakan salah satu bagian ekosistem terumbu karang penting dari ‘coral triangle’ yang meliputi wilayah Indonesia, Filipina, Malaysia, Papua Nugini, Jepang dan Australia. Terumbu karang di Kepulauan Togean kaya akan keanekaragaman hayati laut dengan 4 tipe terumbu karang: karang tepi (fringing reef), karang penghalang (barrier reef), karang tompok (patch reef), dan karang cincin (atoll).[2]

Di kepulauan Togean terdapat banyak lokasi penyelaman yang tersebar, yang memiliki aneka ragam terumbu karang dan kehidupan bawah laut yang menjadi daya tarik wisatawan. Beberapa aksi wisata yang dapat dilakukan di Kepulauan Togean antara lain: menyelam dan snorkelling di Pulau Kadidiri, memancing,menjelajah alam hutan yang ada di dalam hutan yang ada di Pulau Malenge, serta mengunjungi gunung Colo di Pulau Una-una. Wisatawan juga bisa mengunjungi pemukiman orang Bajo di Kabalutan.

Hasil Marine RAP mencatat dan 262 spesies karang yang tergolong kedalam 19 Familia pada 25 titik terumbu karang yang tersebar di Kepulauan Togean. Hasil Marine RAP juga mencatat adanya jenis karang endemik Togean, yaitu Accropora Togeanensis pada 11 titik pengamatan terumbu karang. Enam jenis karang baru juga ditemukan di Kepulauan Togean dan Banggai yaitu masing-masing satu jenis dari genus Acropora, Porites, Leptoseris, Echinophyllia dan 2 jenis dari genus Galaxea. Jenis ikan terumbu karang tercatat 596 spesies ikan yang termasuk dalam 62 Familia. Jenis Paracheilinus togeanensis dan Ecsenius sp diduga kuat merupakan endemik yang hanya bisa ditemukan di Kepulauan Togean. Selain itu juga tercatat 555 spesies moluska dari 103 famili, 336 jenis Gastropoda, 211 jenis Bivalvia, 2 jenis Cephalopoda, 2 jenis Scaphopoda dan 4 jenis Chiton.

Keanekaragaman Hayati

Dibentuk oleh aktivitas vulkanis, pulau ini ditutupi oleh tumbuh-tumbuhan yang subur dan rimbun, serta dikelilingi oleh formasi bukit karang. Batu karang dan pantai menyediakan tempat bagi beberapa binatang laut untuk tinggal dan berkembang biak merupakan kepulauan yang terletak dalam zona transisi garis Wallace dan Weber.[3] Beberapa binatang endemik di Kepulauan ini antara lain: Kacamata togian (Zosterops somadikartai), Burung hantu Togian/ Togian Hawk-owl (Ninox burhani), primata Makaka Togian (Macaca tonkeana)

Akses

Lokasi Secara geografis terletak di teluk Tomini, terentan sepanjang kurang lebih 90 Kilometer dan secara administratif termasuk Kecamatan Una-Una. Untuk menuju ke kepulauan Togean dapat ditempuh dengan cara:

  • Dari Palu ke Ampana via pesawat 45 menit atau via darat lewat Poso (375 kilometer) dengan bus atau mencarter mobil, kemudian dengan Speed Boat dari Ampana ke Siatu (45Menit), Wakai (60Menit) dan Malenge dengan jadwal rutin setiap hari, berangkat jam 10.00 - 11.00 pagi.
  • Dari Gorontalo, via Ferry ke Wakai, selama kurang lebih 12 Jam .

Catatan Kaki

  1. ^ Ismanto, Manggala (2017-08-10). "Penguatan identitas lokal dan penolakan vigilantisme atas nama agama". Masyarakat, Kebudayaan dan Politik. 30 (3): 237. doi:10.20473/mkp.v30i32017.237-247. ISSN 2528-6013. 
  2. ^ "Kepulauan Togean". 30 Maret 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-03-30. Diakses tanggal 2014-03-30. 
  3. ^ "Surga bernama Togean". 30 Maret 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-03-30. Diakses tanggal 2014-03-30. 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya