Kepulauan Pitcairn
Kepulauan Pitcarin, resminya bernama Kepulauan Pitcairn, Henderson, Ducie dan Oeno, adalah kumpulan dari empat pulau-pulau vulkanis di selatan Samudera Pasifik. Keempat pulau tersebut tersebar beberapa ratus mil di samudera pasifik dan memiliki daratan yang kalau digabungkan luasnya menjadi 47 hektar kilometer, dimana pulau Henderson merupakan pulau terluas yang meliputi 86% keseluruhan daratan. Namun demikian hanya Pulau Pitcairn yang berpenghuni. Pitcairn merupakan negara berjurisdiksi yang paling sedikit memiliki warga negara. Penghuni pulau Pitcairn adalah para awak kapal yang terlibat dalam peristiwa di Dahagi di atas HMS Bounty, serta warga Tahiti yang turut dibawa para pendahagi, seperti yang diceritakan di novel Mutiny on the Bounty, yang menjadi tema beberapa film. Sejarah pulau Pitcairn ini terlihat jelas dari nama-nama marga penghuninya yang merupakan keturunan dari para awak kapal HMS Bounty. SejarahPemukim Polinesia di Pitcairn dan KepunahannyaPemukim awal di Kepulauan Pitcairn adalah orang Polinesia yang tampaknya telah tinggal di P. Pitcairn dan P. Henderson, serta P. Mangareva 400 kilometer (250 mil) di barat laut, selama beberapa abad. Mereka saling memperdagangkan barang sehingga terbentuk ikatan sosial di antara tiga pulau tersebut. Ikatan sosial yang terjalin melalui pelayaran kano itu, membantu populasi kecil yang ada di setiap pulau untuk bertahan hidup dalam sumber daya yang terbatas. Ketika sumber daya alam yang penting berkurang, perdagangan antar pulau itupun terganggu dan terjadilah perang sipil di P. Mangareva, yang menyebabkan populasi manusia di Henderson dan Pitcairn berkurang dan akhirnya punah.[3] Meskipun sebagian arkeolog percaya bahwa orang Polinesia tinggal di Pitcairn hingga akhir abad ke-15, pulau-pulau tersebut tidak berpenghuni ketika mereka ditemukan kembali oleh orang Eropa. Kedatangan Orang EropaKepulauan Ducie dan Henderson ditemukan oleh pelaut Portugis Pedro Fernandes De Queiros, yang berlayar untuk Kerajaan Spanyol, pada tanggal 26 Januari 1606. Dia menamakan keduanya La Encarnación ( "Inkarnasi") dan San Juan Bautista ( "Santo Yohanes Pembaptis"). Namun, beberapa sumber menyatakan keraguan tentang mana yang dari pulau-pulau yang dikunjungi dan diberi nama oleh Queiros. Kemungkinan La Encarnación sebenarnya adalah P. Henderson, dan San Juan Bautista mungkin P. Pitcairn. Pulau Pitcairn terlihat pada 3 Juli 1767 oleh awak kapal Inggris HMS Swallow, di bawah komando Kapten Philip Carteret. Pulau itu dinamai dengan mengambil nama Taruna Robert Pitcairn, salah seorang awak kapal yang berusia lima belas tahun yang merupakan orang pertama yang melihat pulau tersebut. Robert Pitcairn adalah putra Mayor Angkatan Laut Inggris John Pitcairn, yang kemudian tewas di Pertempuran Bunker Hill dalam Revolusi Amerika . Carteret, yang berlayar tanpa kronometer laut yang saat itu baru saja ditemuka, memetakan Pulau Pitcairn di 25 ° 2'S 133 ° 21'W. Meskipun perkiraan garis lintangnya cukup akurat, tetapi perkiraan garis bujurnya meleset sekitar 3 ° (330 km). Hal ini membuat Pitcairn sulit untuk ditemukan, seperti kegagalan Kapten James Cook untuk menemukan pulau tersebut pada bulan Juli 1773.[4] Pada tahun 1790 sembilan dari para awak kapal pelaku dahagi di Kapal Bounty bersama dengan penduduk asli Tahiti (enam pria, sebelas wanita dan seorang bayi perempuan), menetap di Kepulauan Pitcairn dan membakar Kapal Bounty .Sisa-sisa dari peristiwa tersebut masih terlihat di bawah air di Bounty Bay, yang ditemukan pada tahun 1957 oleh Explorer National Geographic Luis Marden. Meskipun pemukim bertahan hidup dengan bertani dan memancing, periode awal pemukiman ditandai dengan ketegangan yang serius di antara mereka. Alkoholisme, pembunuhan, penyakit lainnya merenggut nyawa para pemberontak dan orang-orang Tahiti. John Adams dan Ned Young mulai kembali kepada kitab suci dan menggunakan Alkitab sebagai panduan mereka untuk membangun masyarakat baru dan damai. Young akhirnya meninggal karena infeksi asma. P. Ducie ditemukan kembali pada tahun 1791 oleh Kapten Kapal HMS Pandora Edwards dari Angkatan Laut Kerajaan Inggris, ketika mencari para pendahagi Bounty. Dia menamakan pulau itu dengan mengambil nama dari Francis Reynolds-Moreton, Baron Ducie ke-3, yang juga merupakan seorang kapten di Angkatan Laut Kerajaan Inggris. Tidak ada laporan tentang para penghuni Pulau Pitcairn pada tanggal 27 Desember 1795, ketika ada kapal yang mendekati Pulau Pitcairn untuk pertama kalinya sejak HMS Bounty mendarat di pulau itu. Kapal tersebut tidak berlabuh di Pulau Pitcairn sehingga mereka tidak mengetahui kebangsaan para penghuni Pulau Pitcairn. Kapal kedua muncul pada tahun 1801, tetapi tidak berusaha untuk berkomunikasi dengan mereka. Kapal ketiga mendekati pulau tersebut dan berjarak cukup dekat untuk dapat melihat rumah-rumah para penghuni Pulau Pitcairn, tetapi mereka tidak mengirim perahu untuk mendarat di Pulau Pitcairn. Akhirnya, Kapal Dagang Amerika Topaz bawah Mayhew Folger menjadi kapal pertama yang mengunjungi Pulau Pitcairn sejak HMS Bounty. Mereka berlabuh sekitar 10 jam di Pulau Pitcairn pada bulan Februari 1808. Laporan penemuan oleh Folger ini diteruskan ke Angkatan Laut Inggris, yang menyebutkan tentang penghuni Pulau Pitcairn yang teryata adalah para pelaku Dahagi di atas HMS Bounty dan memberikan lokasi yang lebih tepat pulau: 25 ° 2'S 130 ° 0'BB . Laporan Folger ini tidak diketahui oleh Sir Thomas Staines, komandan HMS Briton dan HMS Tagus, yang menemukan pulau ini pada 17 September 1814 di 25 ° 4'S 130 ° 25'W (dengan pengamatan meridian). Staines mengirim sebagian awak kapalnya ke darat dan menulis laporan rinci untuk Angkatan Laut Inggris. Pada saat Pulau Pitcairn ditemukan kembali, hanya tinggal satu pendahagi, John Adams, yang masih hidup. John Adams akhirnya diberikan amnesti atas keterlibatannya dalam pemberontakan. Pulau Henderson ditemukan kembali pada tanggal 17 Januari 1819 oleh Kapten James Henderson, komandan kapal Hercules milik British East India Company. Kapten Henry King, Komandan kapal Elizabeth yang mendarat di Pulau Henderson pada 2 Maret 1819, mendapati bahwa tanda tanda jurisdiksi kerajaan atas pulau tersebut telah hilang, kemudian menuliskan nama kapal mereka pada sebuah pohon. Pulau Oeno ditemukan kembali pada tanggal 26 Januari 1824 oleh Kapten kapal berkebangsaan Amerika Serikat George Worth. Pada tahun 1832, misionaris Church Missionary Society, Joshua Hill, tiba di Pulau Pitcairn; Ia melaporkan bahwa pada bulan Maret 1833, ia telah mendirikan Temperance Society untuk menanggulangi kecanduan pada minuman keras, persekutuan doa bulanan 'Maundy Thursday Society', dan perkumpulan remaja Peace Society, serta mendirikan sebuah sekolah. Koloni InggrisPulau Pitcairn menjadi koloni Inggris pada tahun 1838, dan merupakan salah satu teritori pertama yang memberikah hak memilih kepada perempuan. Pada pertengahan tahun 1850-an, Masyarakat pulau Pitcairn menginginkan untuk keluar dari pulau tersebut. Para tokoh masyarakatnya meminta bantuan kepada Pemerintah Inggris, dan Pemerintah Inggris menawarkan mereka untuk pindah ke Pulau Norfolk. Pada tanggal 3 Mei 1856, seluruh penduduk Pulau Pitcairn sejumlah 193 orang pindah ke Pulau Norfolk dengan kapal Morayshire. Dalam perjalanan yang penuh penderitaan selama lima minggu, mereka akhirnya tiba di Pulau Norfork pada tanggal 8 Juni 1856. Namun, 18 bulan kemudian, 17 orang Pitcairn yang telah pindah ke Norfolk memutuskan untuk kembali ke Pulau Pitcairn, yang kemudian diikuti 27 orang lainnya selama lima tahun kemudian. Pada tahun 1886, penginjil Seventh-day Adventist John Tay mengunjugi pulau Pitcairn dan membujuk para pemukim pulau Pitcairn untuk menerima ajarannya. Ia kembali ke pulau Pitcairn pada tahun 1890 dalam suatu pelayaran misionaris Pitcairn dengan seorang pendeta untuk melakukan pembaptisan kepada para pemukim pulau Pitcairn. Sejak itu, mayoritas pemukim pulau Pitcairn adalah pemeluk agama Kristen Advent. Pulau Henderson, Oeno dan Ducie dianeksasi olah Kerajaan Inggris pada tahun 1902: Henderson pada tanggal 1 Juli, Oeno tanggal 10 Juli dan Ducie tanggal 19 Desember 1902. Pada tahun 1938 tiga pulau tersebut bersama sama dengan pulau Pitcairn, digabungkan dalam satu unit administrasi yang disebut "Kelompok Kepulauan Pitcairn". Populasi pulau Pitcairn mencapai puncaknya pada tahun 1937 dengan jumlah penduduk 233 orang. Sejak itu, jumlah penduduk terus menurun karena emigrasi ke Australia dan Selandia Baru. Kasus Pelecehan Seksual 2004Pada tahun 2004, tujuh orang laki laki yang tinggal di pulau Pitcairn dan enam lainnya yang tinggal diluar pulai dituduh telah melakukan pelecehan seksual. Jumlah ini merupakan sepertiga dari keseluruhan jumlah laki laki yang tinggal di pulau Pitcairn. Setelah sidang pengadilan yang berkepanjangan, sebagian tertuduh dinyatakan bersalah atas dakwaan pelecehan seksual, termasuk tuduhan melakukan hubungan seksual dengan anak dibawah umur. Pada tanggal 25 Oktober 2004, enam orang dinyatakan bersalah termasuk Steve Christian, yang pada saat itu merupakan kepala daerah kepulauan tersebut. Pemerintah Inggris kemudian membangun penjara di Bob's Valley. Para terpidana mulai menjalani hukumannya pada akhir 2006. Pada tahun 2010, semua terpidana dibebaskan dari penjara atau dialihkan tahanannya menjadi tahanan rumah. Pada tahun 2010, kepala daerah yang menggantikan Steve Christian, Mike Warren didakwa atas 25 dakwaan memiliki gambar gambar atau video yang berisi pornografi anak yang disimpan didalam komputernya. Anak anak yang berusia dibawah 16 tahun disyaratkan untuk membawa "Surat Ijin Masuk" sebelum mengunjungi pulau Pitcairn. Orang dewasa yang akan mengunjungi pulau Pitcairn kurang dari 14 hari tidak disyaratkan untuk melengkapi dokumen apapun termasuk visa . Pada tahun 2016, Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris, (Foreign and Commonwealth Office -FCO) tidak mengijinkan staf mereka yang berdinas di pulau Pitcairn untuk membawa anak. GeografiKepulauan Pitcairn membentuk perpanjangan paling tenggara dari kepulauan geologis Tuamotus dari Polinesia Prancis, dan terdiri dari empat pulau: Pulau Pitcairn, Pulau Oeno (atol dengan lima pulau kecil, salah satunya adalah Pulau Berpasir), Pulau Henderson dan Pulau Ducie (atol dengan empat pulau kecil). Kepulauan Pitcairn dibentuk oleh pusat upwelling magma yang disebut hotspot Pitcairn. Pulau Pitcairn adalah sisa-sisa dai aktifitas vulkanik yang sebagian besar terbentuk dari tuff di mana sisi utara kerucut telah terkikis. Pitcairn adalah satu-satunya pulau yang dihuni secara permanen. Adamstown, pemukiman utama di pulau itu, terletak di dalam cekungan vulkanik. Pitcairn hanya dapat diakses dengan perahu melalui Bounty Bay, karena tebing pulau yang curam. Pulau Henderson, yang mencakup sekitar 86% dari total luas wilayah dan mendukung beragam hewan di pedalamannya yang hampir tidak dapat diakses, juga mampu mendukung populasi manusia yang kecil meskipun air tawarnya langka, tetapi aksesnya sulit, karena merupakan pulau terluar. Pantai tebing kapur yang curam ditutupi oleh karang yang tajam. Pada tahun 1988, pulau ini ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO.[5] Sedangkan pulau-pulau lain yang berjarak lebih dari 100 km (62 mi) dan tidak dapat dihuni. Pulau Pitcairn tidak memiliki sumber air permanen; namun, pulau ini memiliki tiga mata air semi permanen musiman.
† Termasuk rataan terumbu dan laguna atol.
IklimPitcairn terletak tepat di selatan garis balik selatan dan mengalami cuaca hangat sepanjang tahun.
FloraSekitar sembilan spesies tumbuhan diperkirakan hanya terdapat di Pitcairn. Flora ini termasuk tapau, yang sebelumnya merupakan sumber daya kayu yang penting, dan pakis nehe raksasa. Beberapa seperti berry merah (Coprosma rapensis var. Benefica) sudah hampir punah.[8] Spesies tumbuhan endemik Glochidion pitcairnense di Kepulauan Pitcairn dan Henderson.[9][10] FaunaAntara tahun 1937 dan 1951, Irving Johnson seorang nakhoda brigantine Yankee Five sepanjang 29-meter (96 ft), memperkenalkan lima kura-kura raksasa Galápagos ke Pitcairn. Turpen, juga dikenal sebagai Tuan Turpen, atau Tuan T, adalah satu-satunya yang selamat. Perintah perlindungan menjadikannya sebagai pelanggaran jika ada yang membunuh, melukai, menangkap, atau menyebabkan bahaya atau kesusahan pada kura-kura.[11] Burung-burung Pitcairn terbagi dalam beberapa kelompok, termasuk burung laut, burung pengarung dan sejumlah kecil spesies burung darat. Dari 20 spesies yang berkembang biak, Pulau Henderson memiliki 16, termasuk Henderson crake yang tidak bisa terbang; Pulau Oeno 12; Ducie 13 dan Pitcairn enam spesies. Burung yang berkembang biak di Pitcairn termasuk fairy tern, common noddy dan red-tailed tropicbird. Pitcairn reed warbler, yang dikenal oleh orang Pitcairn sebagai "burung pipit", endemik di Pulau Pitcairn.[12] Area burung pentingEmpat pulau di kelompok kepulauan Pitcairn telah diidentifikasi oleh BirdLife International sebagai Area Burung Penting (IBA) yang terpisah. Pulau Pitcairn dikenal karena merupakan satu-satunya tempat bersarang Pitcairn reed warbler. Pulau Henderson penting untuk burung darat endemik serta pembiakannya. Signifikansi ornitologis Oeno terutama berasal dari koloni Petrel Murphy. Ducie penting untuk koloni Murphy's, herald dan Kermadec petrel, dan Christmas shearwater.[13] Cagar Laut Kepulauan PitcairnPada bulan Maret 2015, pemerintah Inggris menetapkan kawasan perlindungan laut yang menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Cagar laut ini mencakup seluruh pulau hingga Zona Ekonomi Eksklusif—834.334 kilometer persegi (322.138 sq mi). Tujuannya adalah untuk melindungi beberapa habitat laut paling murni di dunia dari aktivitas penangkapan ikan ilegal. Sebuah "ruang pengawasan" satelit yang dijuluki Project Eyes on the Seas telah didirikan oleh Badan Antariksa Inggris dan the Pew Charitable Trusts di Kampus Sains dan Inovasi Harwell di Harwell, Oxfordshire untuk memantau aktivitas kapal dan untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk menuntut pukat yang tidak sah.[14][15][16][17] PolitikKepulauan Pitcairn adalah Wilayah Seberang Laut Britania Raya dengan gelar pemerintahan lokal. Raja Britania Raya yang diwakili oleh seorang Gubernur, yang juga menjabat sebagai Komisaris Tinggi Inggris untuk Selandia Baru yang berkedudukan di Wellington.[18] Konstitusi tahun 2010 memberikan wewenang kepada pulau-pulau tersebut untuk beroperasi sebagai demokrasi perwakilan, dengan Britania Raya tetap bertanggung jawab atas hal-hal seperti pertahanan dan urusan luar negeri. Gubernur dan Dewan Pulau dapat menetapkan undang-undang untuk "perdamaian, ketertiban, dan pemerintahan yang baik" di Pitcairn. Dewan Pulau biasanya menunjuk Wali Kota Pitcairn sebagai kepala pemerintahan lokal sehari-hari. Ada seorang Komisaris yang ditunjuk oleh Gubernur dan menjadi penghubung antara Dewan dan kantor Gubernur. Sejak 2015, pernikahan sesama jenis telah dilegalkan di Pulau Pitcairn, meski tidak ada orang di pulau itu yang diketahui memiliki hubungan seperti itu.[19] Komite Dekolonisasi PBB memasukkan Kepulauan Pitcairn ke dalam daftar wilayah non-pemerintahan sendiri Perserikatan Bangsa-Bangsa.[20] EkonomiPertanianTanah subur di lembah Pitcairn, seperti Lembah Isaac di lereng landai di sebelah tenggara Adamstown, dapat menghasilkan berbagai jenis buah, termasuk pisang (Pitkern: plun), pepaya (paw paws), nanas, mangga, semangka, melon, markisa, sukun, kelapa, alpukat, dan jeruk (termasuk jeruk mandarin, jeruk bali, lemon dan jeruk nipis). Sayuran termasuk ubi jalar (kumura), wortel, jagung manis, tomat, taro, ubi, kacang polong, dan Arrowroot (Maranta arundinacea) dan tebu, yang masing-masing ditanam dan dipanen untuk menghasilkan tepung garut dan tetes tebu. Pulau Pitcairn sangat produktif dan iklimnya yang ramah mendukung berbagai jenis tanaman tropis dan sedang.[21] Semua alokasi lahan untuk penggunaan apa pun termasuk pertanian yang berada di bawah kebijaksanaan pemerintah. Jika pemerintah menganggap produksi pertanian berlebihan maka mungkin akan dikenakan pajak tanah. Jika tanah pertanian dianggap tidak memenuhi standar pemerintah, maka tanah tersebut dapat disita dan dialihkan tanpa ganti rugi.[22] Untuk komoditi laut cukup berlimpah di laut sekitaran Pitcairn. Lobster berduri dan berbagai macam ikan ditangkap untuk dimakan dan untuk diperdagangkan di atas kapal yang lewat. Hampir setiap hari ada yang pergi memancing, entah itu dari bebatuan, dari longboat, atau menyelam dengan senjata tombak. Ada banyak jenis ikan di sekitar pulau. Ikan seperti nanwee, white fish, moi, dan opapa ditangkap di perairan dangkal, sedangkan snapper, big eye, dan cod ditangkap di perairan dalam, serta yellow tail dan wahoo yang ditangkap dengan pukat. MineralMangan, besi, tembaga, emas, perak, dan seng telah ditemukan di dalam zona ekonomi eksklusif yang membentang 370 km (230 mi) di lepas pantai dan terdiri dari 880.000 km2 (340.000 sq mi).[23] Produksi maduPada tahun 1998, badan bantuan luar negeri Inggris, Departemen Pembangunan Internasional, mendanai program pembiakan lebah untuk Pitcairn yang meliputi pelatihan untuk pemeliharaan lebah Pitcairn dan analisis rinci tentang lebah dan madu Pitcairn dengan memperhatikan ada tidaknya penyakit. Pitcairn memiliki salah satu contoh terbaik dari populasi lebah bebas penyakit di mana pun di dunia dan madu yang dihasilkan tetap berkualitas tinggi. Lebah Pitcairn juga merupakan varietas yang tenang dan dalam waktu singkat, peternak lebah dapat bekerja dengan mereka dengan perlindungan minimal.[24] Hasilnya, Pitcairn mengekspor madu ke Selandia Baru dan Inggris Raya. Di London, Fortnum & Mason menjualnya dan dilaporkan menjadi favorit bagi Raja Charles dan sebelumnya Ratu Elizabeth.[25] MasakanMasakan tidak terlalu berkembang karena populasi kecil Pitcairn. Makanan yang paling tradisional adalah pota, tumbuk dari daun lontar dan kelapa.[26] Tanaman tropis domestik banyak digunakan, seperti kemangi, sukun, tebu, kelapa, pisang dan kacang. Khusus daging, sebagian besar terdiri dari ikan dan daging sapi. Mengingat sebagian besar keturunan penduduknya berasal dari Inggris, masakannya dipengaruhi oleh Masakan Inggris; misalnya, pai daging.[27] Masakan di Pulau Norfolk sangat mirip dengan yang ada di Kepulauan Pitcairn, karena penduduk Pulau Norfolk melacak asal-usul mereka ke Pitcairn. Masakan lokal merupakan perpaduan antara masakan Inggris dan masakan Tahiti.[28][29] PariwisataPariwisata memainkan peran utama di Pitcairn. Pariwisata adalah fokus untuk membangun ekonomi. Kegiatan ini berfokus pada kelompok kecil yang datang dengan kapal sewaan dan tinggal di "homestay". Sekitar sepuluh kali setahun, penumpang dari kapal pesiar tipe ekspedisi datang selama sehari, jika cuaca memungkinkan.[30][31] Pada 2019, pemerintah telah mengoperasikan MV "Silver Supporter" sebagai satu-satunya kapal penumpang/kargo khusus di pulau itu, menyediakan liburan wisata petualangan ke Pitcairn setiap minggu. Turis tinggal bersama keluarga setempat dan merasakan budaya pulau sambil berkontribusi pada ekonomi lokal. Menyediakan akomodasi adalah sumber pendapatan yang terus meningkat, dan beberapa keluarga telah berinvestasi di unit mandiri pribadi yang berdekatan dengan rumah mereka untuk disewa wisatawan. Persyaratan masuk untuk kunjungan singkat, hingga 14 hari, yang tidak memerlukan visa, dan untuk kunjungan lebih lama, yang memerlukan izin terlebih dahulu, dijelaskan dalam dokumen resmi.[32][33] ListrikGenerator diesel menyediakan listrik untuk pulau ini dari jam 7 pagi sampai jam 10 malam. Pembangkit listrik tenaga angin direncanakan akan dipasang untuk membantu mengurangi tingginya biaya pembangkit listrik yang terkait dengan impor solar, tetapi dibatalkan pada tahun 2013 setelah melampaui proyek selama tiga tahun dan biaya sebesar £250.000.[34] Satu-satunya teknisi listrik bertegangan tinggi yang memenuhi syarat di Pitcairn, yang mengelola jaringan listrik, mencapai usia 67 tahun pada tahun 2020.[35]
DemografiPulau-pulau tersebut telah mengalami penurunan populasi yang substansial sejak tahun 1940, dan kelangsungan hidup komunitas pulau tersebut diragukan. Pemerintah telah mencoba untuk menarik penduduk migran, namun inisiatif ini belum efektif. Hanya terdapat dua anak yang lahir di Pitcairn dalam 21 tahun sebelum 2012.[36] Pada tahun 2005, Shirley dan Simon Young menjadi pasangan luar menikah pertama dalam sejarah yang memperoleh kewarganegaraan di Pitcairn.[37] BahasaSebagian besar penduduk Kepulauan Pitcairn adalah keturunan pemberontak "Bounty" dan Tahiti (atau orang Polinesia lainnya). Pitkern adalah bahasa kreol yang berasal dari bahasa Inggris abad ke-18, dengan unsur-unsur bahasa Tahiti. Bahasa itu diucapkan sebagai bahasa pertama oleh penduduk dan diajarkan bersama bahasa Inggris di satu-satunya sekolah di pulau itu. Ini terkait erat dengan bahasa kreol Norfuk, yang diucapkan di Pulau Norfolk, karena Norfolk dihuni kembali pada pertengahan abad ke-19 oleh orang Pitcairner. AgamaSatu-satunya bangunan gereja di pulau itu adalah Masehi Advent Hari Ketujuh. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh bukanlah agama negara, karena tidak ada undang-undang tentang pendiriannya yang disahkan oleh pemerintah daerah. Misi Advent Hari Ketujuh yang sukses di tahun 1890-an penting dalam membentuk masyarakat Pitcairn. Dalam beberapa tahun terakhir, populasi gereja telah menurun, dan hingga 2000[update], delapan dari empat puluh penduduk pulau menghadiri kebaktian secara teratur,[38] tetapi kebanyakan menghadiri gereja pada acara-acara khusus. Dari hari Jumat saat matahari terbenam hingga Sabtu saat matahari terbenam, warga Pitcairner merayakan hari istirahat untuk memperingati Sabat, atau sebagai tanda penghormatan bagi umat Advent yang taat. Sejarah populasiPopulasi Pitcairn telah menurun secara signifikan sejak puncaknya lebih dari 200 pada tahun 1930-an, menjadi kurang dari lima puluh penduduk tetap hari ini (2021).[39][40]
Referensi
Pranala luar |