Kepercayaan tradisional di SulawesiKepercayaan tradisional di Sulawesi merujuk pada kepercayaan tradisional yang dianut oleh masyarakat di Pulau Sulawesi. Berikut ini daftar kepercayaan tradisional di Sulawesi. Adat MusiAdat Musi adalah salah satu agama asli Nusantara yang dianut oleh suku Talaud. Adat Musi juga merujuk ke organisasi agama tersebut yang bernama "Gereja Adat Musi". Penganut Adat Musi meyakini bahwa Bawangin Panahal menerima wahyu dari Tuhan dan dari perantaranya yang disebut Onto'a atau Onto'a Ruata.[1] Aluk TodoloAluk Todolo adalah agama etnis leluhur nenek moyang suku Toraja yang hingga saat ini masih dipraktikkan oleh sejumlah besar masyarakat Toraja. Pada tahun 1970, Aluk Todolo sudah dilindungi oleh negara dan resmi dikategorikan ke dalam agama Hindu, sehingga kerap disebut sebagai "Hindu Alukta".[2] Aluk Todolo adalah salah satu agama tertua yang dalam perkembangannya banyak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran hidup Konghucu dan agama Hindu. Oleh karena itu, Aluk Todolo merupakan suatu kepercayaan yang bersifat pantheisme yang dinamistik.[3][4] Islam TuaIslam Tua atau Masade adalah aliran kepercayaan suku Sangir yang berkembang di Kepulauan Sangihe. Islam Tua adalah sebutan yang diberikan orang luar kepada penganut kepercayaan ini karena menganggap sebagian ajarannya lebih dekat pada agama Islam, sedangkan para pemeluknya sendiri menyebutnya sebagai Masade.[5] Akibat tekanan pemerintahan dan berkembangnya zaman, agama ini mengalami beberapa perubahan nama. Pertama kali agama ini dikenali sebagai agama Masade, kemudian Islam Handung, kemudian Penghayat, dan pada akhirnya agama ini disebut oleh sebagian orang Sangihe sebagai Islam Tua.[6] LamoaLamoa adalah bentuk kepercayaan tradisional yang dahulu banyak dianut oleh penduduk asli Pamona di Kabupaten Poso. Bentuk peribadatannya disebut sebagai Molamoa yang ditujukan untuk Pue Mpalaburu (dewa tertinggi).[7][8] TolotangTolotang (kadang ditulis Tolottang atau Towani Tolotang) adalah agama asli suku Bugis yang dianut mayoritas di beberapa wilayah dalam provinsi Sulawesi Selatan, terutama di Kabupaten Sidenreng Rappang. Sekitar 5.000 warga di wilayah Amparita, Sidenreng Rappang menganut agama ini secara turun temurun. Karena Pemerintah Indonesia hanya mengakui enam agama secara resmi, selebihnya dikategorikan sebagai "Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa", dan juga penganut Tolotang tidak mau disebut sebagai aliran kepercayaan, akhirnya mereka menggabungkan diri dengan agama Hindu. Maka dari itu, hingga saat ini kepercayaan ini juga dikenal dengan nama Hindu Tolotang.[9] Tonaas WalianTonaas Walian adalah agama etnis yang dianut oleh orang Minahasa di Sulawesi Utara.[10] Kepercayaan lainnya
Referensi
|