Kenaikan Yakobus

Kenaikan Yakobus (bahasa Inggris: Ascents of James; Latin: Anabathmoi Iacobou) adalah judul suatu karya terhilang yang secara singkat digambarkan dalam kitab mengenai ajaran sesat yang disebut Panarion (30.16.6–9),[n 1] karya Epifanius dari Salamis; digunakan sebagai suatu sumber polemik melawan sekte Kristen Yahudi yang dikenal sebagai kaum Ebionit.[1] Dokumen ini mendukung penghapusan persembahan korban Yahudi, mengagungkan Yakobus, saudara Yesus, sebagai pemimpin gereja Yerusalem, dan merendahkan Paulus dari Tarsus sebagai seorang bukan-Yahudi dan merupakan musuh hukum Yahudi.[2]

Kaitan

Suatu dokumen seumber Kristen Yahudi dianggap terkandung dalam karya Pseudo-Klemens Recognitions (1.27 or 1.33–71)[n 2] dan secara kontroversial dirujuk oleh para sarjana modern sebagai Kenaikan Yakobus yang mungkin berkaitan dengan karya terhilang yang disebukan oleh Epifanius.[n 3] Ciri pembeda teks ini termasuk suatu dukungan untuk menjalankan hukum Musa dan penghapusan persembahan korban Yahudi.[3] Paulus digambarkan sebagai "seorang musuh tertentu" yang menghalangi Yakobus untuk membawa orang Yahudi ke dalam Kekristenan (1.70.1–8).[4] Teks itu memuat kisah sejarah keselamatan Israel sejak Abraham sampai Yesus dari sudut pandang Kristen Yahudi. Yesus digambarkan sebagai nabi seperti Musa yang telah dinanti-nantikan dan yang dikirim oleh Allah untuk menyelesaikan pekerjaan Musa dengan menghapuskan persembahan korban supaya menebus Israel.[5]

Catatan

  1. ^ Bauckham 2003, hlm. 164; Bauckham membatasi identifikasi karya yang disebut oleh Epifanius sebagai Ascents of James pada Pan. 30.16.7.
  2. ^ Bauckham 2003, hlm. 164; according to Jones 1998, hlm. 147, the source document extends from 1.27–71; according to Van Voorst 1989, hlm. 45, it extends from 1.33.3–71.5.
  3. ^ Bauckham 2003, hlm. 164–5 and Van Voorst 1989, hlm. 45–6 adopt the convention Ascents of James to refer to the Clementine source, whereas Jones 1998, hlm. 147–8 rejects the assignment. The relationship between the two documents, if any, remains uncertain.

Referensi

  1. ^ Van Voorst 2000, hlm. 670.
  2. ^ Van Voorst 1989, hlm. 44–6.
  3. ^ Bauckham 2003, hlm. 167–8.
  4. ^ Bauckham 2003, hlm. 169–70.
  5. ^ Bauckham 2003, hlm. 170–71.

Sumber

Pustaka tambahan

Kembali kehalaman sebelumnya