Kekerasan anti-Kristen di India

Barang-barang yang dihancurkan di dalam Biara Pemujaan, Mangalore, setelah dirusak oleh para aktivis yang berasal dari Bajrang Dal, pada saat serangan terhadap umat Kristen di Mangalore September 2008

Kekerasan anti-Kristen di India merujuk kepada kekerasan melawan umat Kristen bermotivasi keagamaan di India, yang biasanya dilakukan oleh nasionalis Hindu. Tindakan kekerasan tersebut meliputi pembakaran gereja, pemindahan umat Kristen ke Hindu dengan paksaan atau ancaman kekerasan fisik, menyebarkan ancaman tertulis, pembakaran Alkitab, pemerkosaan suster, pembunuhan pendeta Kristen dan penghancuran sekolah-sekolah, kolese-kolese, dan kuburan-kuburan Kristen.[1][2] Kekerasan melawan umat Kristen dipandang oleh organisasi Human Rights sebagai sebuah taktik yang digunakan untuk mengakhiri pertemuan politik. Menurut laporan Human Rights Watch yang diterbitkan pada September 1999, sejumlah insiden kekerasan anti-Kristen meningkat berbulan-bulan setelah kemenangan nasionalis Hindu Partai Bharatiya Janata (PBJ) pada Maret 1998.[2] Pada awal 2015, Perdana Menteri Narendra Modi membuat pernyataan keras tentang komitmen pemerintahannya untuk mengutamakan perdamaian dan harmoni keagamaan dan berkata bahwa pemerintahannya akan secara kuat bertindak melawan tindakan kekerasan keagamaan. Saat berpidato di perayaan pengangkatan Romo Kuriakose Elias Chavara dan Suster Euphrasia masibg-masing menjadi santo dan santa, Modi berkata, "Tradisi menyambut seluruh kepercayaan di India telah lama ada di India itu sendiri ... Kita percaya bahwa kebenaran ada di setiap agama. Ini adalah sebuah pernyataan untuk perdamaian dan harmoni di negara ini."[3]

Referensi

  1. ^ Vinay Lal. "Anti-Christian Violence in India". Manas: India and Its Neighbors. UCLA College of Letters and Science. 
  2. ^ a b "Anti-Christian Violence on the Rise in India". Human Rights Watch. 29 September 1999. Attacks Against Christians in India, details violence against Christians in the months ahead of the country's national parliamentary elections in September and October 1999, and in the months following electoral victory by the Hindu nationalist Bharatiya Janata Party (Indian People's Party, known as the BJP) in the state of Gujarat. Attacks against Christians throughout the country have increased significantly since the BJP began its rule at the center in March 1998. They include the killings of priests, the raping of nuns, and the physical destruction of Christian institutions, schools, churches, colleges, and cemeteries. 
  3. ^ http://www.firstpost.com/india/wont-allow-religious-groups-to-incite-violence-pm-modi-assures-minorities-2103685.html

Bacaan tambahan

Kembali kehalaman sebelumnya