Pada 21 Desember 2024, tabrakan beruntun yang melibatkan bus penumpang, mobil, dan truk gandeng terjadi di Lajinha, sebuah distrik di Teófilo Otoni, Minas Gerais, Brasil, di jalan raya BR-116.[2][3][4] Sekitar 41 jiwa tewas, dan tujuh lainnya terluka.[5][6] Peristiwa ini adalah kecelakaan lalu lintas paling mematikan di jalan raya federal di Brasil sejak tahun 2007 ketika jumlahnya pertama kali dipantau.[7]
Laporan awal oleh petugas pemadam kebakaran mengklaim bahwa sebuah bus penumpang yang melaju di jalan raya BR-116 dari São Paulo ke Bahia[a] mengalami ban meletus, menyebabkannya kehilangan kendali dan bertabrakan dengan truk gandeng ganda B yang melaju kencang sekitar pukul 04.00 waktu setempat.[13][14] Namun, menurut Polisi Jalan Raya Federal, tabrakan itu kemungkinan terjadi ketika sebuah balok granit jatuh dari truk dan menghantam bus, yang kemudian kehilangan kendali dan terbakar.[15] Setelah itu, sebuah mobil Fiat Argo bertabrakan dengan bagian belakang truk. Penumpangnya terjebak di bawah kendaraan tetapi selamat.[14] Mereka juga melaporkan bahwa ban belakang kanan bus pecah.[15] Seorang korban selamat di dalam bus mengatakan kendaraan yang awalnya meninggalkan São Paulo didahului di tengah jalan oleh kendaraan yang akhirnya mengalami kecelakaan.[16] Mayat sebagian besar korban tewas ditemukan hangus.[1]
Polisi yakin pengemudi truk, yang surat izin mengemudinya dicabut setelah menolak mengikuti ujian pengujinapas dua tahun sebelumnya, melarikan diri dari tempat kecelakaan tanpa cedera. Tanda terima menunjukkan truk yang dikendarainya meninggalkan Ceará menuju Espírito Santo.[17][18] Polisi juga mengatakan berat balok granit tersebut melebihi batas yang diizinkan.[19] Kejadian benturan dan ledakan terekam oleh kamera pengawas.[20]
Pengaruh
Tanggapan
Di akun X miliknya, Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban, dengan menyatakan: ""Saya berduka dan mengirimkan doa saya kepada keluarga dari lebih dari 30 korban tewas dari kecelakaan di Teófilo Otoni, Minas Gerais. Saya berdoa untuk kesembuhan para korban tragedi mengerikan ini". Gubernur Minas Gerais Romeu Zema menjanjikan "mobilisasi penuh" untuk membantu para korban.[13][21] Emtram, perusahaan transportasi yang mengoperasikan bus yang terlibat, mengeluarkan nota belasungkawa atas kecelakaan tersebut dan memberikan bantuan kepada orang-orang yang terkena dampak.[22]
Penyerahan pengemudi
Dua hari kemudian, tepatnya pada 23 Desember, tersangka pengemudi truk, Arilton Bastos Alves, menyerahkan diri ke kepolisian setempat.[23]
Setelah diperiksa, dia tidak langsung ditahan karena permintaan penahanan preventif ditolak oleh pengadilan dan tidak mungkin lagi menahannya secara in flagrante.[24]