KapangKapang atau Kulapuk (bahasa Inggris: mold) merupakan anggota kerajaan (regnum) Fungi ("Kerajaan" Jamur) yang biasanya tumbuh pada permukaan makanan yang sudah basi atau terlalu lama tidak diolah. Sebagian besar kapang merupakan anggota dari kelas Ascomycetes. Kapang termasuk tidak bergerak, berfilamen dan bercabang. Sebagian besar tubuh kapang terdiri atas benang-benang yang disebut hifa, yang saling berhubungan menjali semacam jala, yaitu misellium.[1] Talusnya terdiri dari sejumlah filament.[2] Kapang mampu hidup pada suatu lingkungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya, seperti jumlah nutrisi, kelembaban dibawah 90%, suhu 20 – 300C, pH 2,0 – 8,5, dan adanya faktor penghambat misalnya bahan kimia dan antibiotik.[3] Kapang (mould/filamentous fungi) merupakan mikroorganisme anggota kingdom fungi yang membentuk hifa. Reproduksi hifa dilakukan dengan perpanjangan hifa udara dan ekspora, konidia atau ekspora dalam kantun.[2] Kapang bukan merupakan kelompok taksonomi yang resmi, sehingga anggota-anggota dari kapang tersebar ke dalam filum Glomeromycota, Ascomycota, dan Basidiomycota. Jumlah spesies fungi yang telah teridentifikasi hingga tahun 1994 mencapai 70.000 spesies, dengan perkiraan penambahan 600 spesies setiap tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 10.000 spesies merupakan kapang. Sebagian besar spesies fungi terdapat di daerah tropis disebabkan karena kondisi iklim daerah torpis yang hangat dan lembap yang mendukung pertumbuhannya. Habitat kapang sangat beragam, tetapi pada umumnya kapang dapat tumbuh pada substrat yang mengandung sumber karbon organik. Kapang hidup dengan cara menghasilkan antibakteri berupa metabolit sekunder, yaitu suatu bahan yang tidak digunakan untuk pertumbuhan, melainkan untuk pertahanan hidup dari mikroorganisme lain[4] dan memakan sisa-sisa bahan organik dan sampah. Kapang juga mempunyai peran penting dalam mendaur ulang mineral dan karbon. Diperkirakan kapang mendaur ulang jutaan ton sampah organik di lingkungan alamiahnya setiap tahun. Kapang dapat mensintesis protein dengan mengambil sumber karbon dari karbohidrat (misalnya glukosa, sukrosa atau maltosa), sumber nitrogen dari bahan organik atau anorganik, dan mineral dari substratnya.[1] Beberapa Kapang dapat menghasilkan enzim kitinase diantaranya Trichoderma harzianum, T. reesei,T. atroviride PTCC5220, Verticillium lecanii, Scleroderma columnare, Penicillium aculeatum NRRL 2129,Trichothecium roseum dan Talaromyces flavus.[5] TalusTubuh atau talus suatu kapang pada terdiri atas dua bagian, yaitu miselium dan spora (sel resisten atau dorman). Miselum merupakan kumpulan beberapa filamen yang dinamakan hifa berupa bulu-bulu kasar dan panjang. Miselium dapat vegetatif (somatik)[6] ataupun fertil. Miselium vegetatif berfungsi menyerap nutrien dari lingkungan[1] serta menebus ke dalam medium untuk mendapatkan zat makanan.[6]sedangkan misellium fertil (aerial) berfungsi untuk reproduksi.[1] Miselium bereproduksi agar terbentuknya spora dan biasanya tumbuh meluas ke udara dari medium. Miselium suatu kapang dapat berupa jaringan yang terjalin lepas atau berupa struktur padat yang terorganisasi, seperti pada jamur. Setiap hifa memiliki lebar 5-10 μm, dibandingkan dengan sel bakteri berdiameter 1 μm.[6] ReproduksiKapang melakukan reproduksi dan penyebaran menggunakan spora. Spora kapang terdiri dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora aseksual dihasilkan lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual. Spora aseksual memiliki ukuran yang kecil (diameter 1-10 μm) dan ringan, sehingga penyebarannya umumnya secara pasif menggunakan aliran udara. Spora aseksual juga meliputi bagian-bagian seperti:
Untuk reproduksi seksual dengan spora, seperti pada askospora dan zigospora jarang terjadi.[6] ManfaatBeberapa kapang mempunyai peranan dalam industri, seperti bisa menghasilkan antibiotik, menambah kesuburan tanah, serta kapang yang berasosiasi dengan akar tanaman (mikoriza). Akan tetapi, ada pula kapang yang merusak kayu, menyebabkan penyakit pada tanaman[6] seperti penyakit layu bakteri, busuk rimpang, dan bercak daun yang disebabkan oleh Ralstonia solanacearum, Fusarium oxysporum, Alternaria solani[7], serta menginfeksi kulit, bulu/rambut dan kuku/tanduk pada hewan yang disebabkan oleh tiga genus Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton.[8] Referensi
|