Kahar Tjandra
Kapten Ckm (Purn.) dr Kahar Tjandra (Tjan Ke Hoat,Hanzi sederhana: 曾启发; Hanzi tradisional: 曾啟發) (lahir 24 November 1929) merupakan seorang pengusaha dan dokter asal Indonesia. Dia adalah anak dari pasangan Hardi Sjarif (Tjan Hok Djia) dan Noviar Sjarif (Gho Keng Djoe). Tjandra sejak kecil bercita-cita hendak menjadi arsitek, namun karena jurusan arsitektur ada di ITB Bandung maka ia mengambil sekolah kedokteran di FKUI, Jakarta. Setelah lulus kedokteran, ia melanjutkan spesialisasi laboratorium. Dia sempat menjadi dokter di Departemen Kesehatan sebelum masuk wajib militer di RPKAD. Beliau berkarier di satuan Kopassus hingga berpangkat kapten mulai dari menjabat sebagai perwira pertama kesehatan markas hingga menjadi dokter batalyon kopasandha. Setelah itu ia mengundurkan diri dan bekerja di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta selama 20 tahun sambil menjadi dosen di FKUI. BisnisPada tahun 1967 ia mulai terjun ke dunia bisnis dengan membuka Apotek Mahakam. Latar belakangnya sebagai dokter, menarik ia untuk terjun berbisnis di industri farmasi. Melalui PT Mahakam Beta Farma ia memproduksi obat anti-septik dengan merek dagang Betadine.[1] Untuk melengkapai bisnisnya di industri farmasi, Tjandra membangun Laboratorium Klinik Utama, Johar Exclusive Clinic, PT Daya Muda Agung yang bergerak di bidang distributor obat dan snack, PT Garis Kreasi Hijau yang mengerjakan percetakan kardus untuk toko kuenya, Rumah produksi untuk mendokumentasikan acara-acara di Hotel Grand Mahakam, PT Beta Gasindo Agung yang memproduksi gas untuk kebutuhan medis, serta PT Inkenas Agung yang meluncurkan saus, sirup, kecap, dan vetsin. Toko kuenya Le Gourmet menjadi toko kue papan atas yang produknya banyak digemari oleh pejabat-pejabat negara. Saat ini total karyawannya diseluruh lini bisnis berkisar 2.000-3.000 orang.[2] Selain memiliki apotek, klinik, perusahaan obat, dan perusahaan makanan-minuman, Tjandra juga menjadi pemilik hotel butik Grand Mahakam. Hotel yang terletak di kawasan bisnis Blok M, Jakarta Selatan ini, merupakan hotel bintang lima dengan 151 kamar.[3] Kegiatan SosialSelain berbisnis, Tjandra juga senang melakukan aktivitas sosial. Ia banyak membantu mahasiswa di almamaternya, yang orang tuanya tidak mampu. Selain itu melalui Program Anak Asuh, Tjandra telah berhasil mencetak lebih dari 30 dokter. Melalui Yayasan Dr. Kahar Tjandra, Tjandra menyisihkan sebagian penghasilannya untuk memberi beasiswa kepada 90 anak asuhnya. Selain itu, Tjandra juga merupakan sponsor tetap bagi Ikatan Alumni Universitas Indonesia angkatan 1960. Salah satu bentuk sumbangannya adalah aula FKUI di Salemba, Jakarta. Selain itu sebagai perantau asal Sumatera Barat, ia juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial yang dilakukan oleh perkumpulan warga Minang di Jakarta. Dalam hal ini ia pernah menjabat ketua perkumpulan paguyuban warga perantau asal Minang ini pada beberapa periode yang lalu. Catatan kaki
Referensi
|