Joie de vivre

Falstaff, tokoh sastra yang dikenal karena memiliki joie de vivre. Lukisan dibuat oleh Eduard von Grützner.

Joie de vivre (pengucapan bahasa Prancis: [ʒwa vivʁ], kenikmatan menjalani hidup) adalah frasa bahasa Prancis yang berarti menikmati kehidupan dengan bahagia dan semangat.

Joie de vivre bisa berupa "menikmati cakap-cakap, menikmati makan-makan, menikmati apapun yang kita lakukan ... Dan joie de vivre dapat dipandang sebagai kenikmatan segalanya, kenikmatan menyeluruh, filsafat hidup, suatu Weltanschauung. Dictionnaire karya Paul Robert mencantumkan bahwa joie berarti sentiment exaltant ressenti par toute la conscience, artinya kenikmatan meliputi seluruh jiwa dan raga manusia."[1]

Asal usul dan perkembangan

Penggunaan frasa ini dapat ditelusuri hingga akhir abad ke-17 oleh François Fénelon. Frasa ini baru berkembang di dunia sastra pada abad ke-19, pertama oleh Jules Michelet (1857) dalam buku panteis Insecte untuk membedakan kehidupan tumbuhan yang pasif dengan joie de vivre yang dimiliki hewan,[2]:300 lalu oleh Émile Zola dalam buku La Joie de vivre tahun 1883–4.[2]:305

Joie de vivre berubah menjadi cara hidup dan sempat hampir berubah menjadi agama sekuler[2]:306 pada awal abad ke-20. Joie de vivre kemudian disertakan oleh Jacques Lacan dalam "prinsip jouissance di balik kenikmatan"[3] pada paruh akhir abad ke-20. Kala itu, penekanan joie de vivre pada antusiasme, energi, dan dadakan (kespontanan) membangkitkan budaya Hippie di seluruh dunia.[4]

Psikologi

Pendukung aktualisasi diri abad ke-20 seperti Abraham Maslow atau Carl Rogers mengamati kebangkitan "kenikmatan menjadi diri sendiri yang sunyi...kenimkatan rileks yang spontan, joie de vivre yang primitif" sebagai efek samping aktualisasi diri.[5]

Joie de vivre juga dikaitkan dengan konsep rasa bermain (sense of play) dan diri sejati yang dicetuskan D. W. Winnicott.[6]

Adaptasi

Frasa ini biasanya ditulis dalam bentuk standarnya dalam bahasa Prancis, namun kadang ditulis joie de vie yang artinya "kenikmatan kehidupan".[7]

Lihat pula

2
The unnamed parameter 2= is no longer supported. Please see the documentation for {{columns-list}}.

Referensi

  1. ^ Shibles, Warren (1997). Humor Reference Guide: A Comprehensive Classification and Analysis. Carbondale: Southern Illinois University Press. ISBN 0-8093-2097-5. 
  2. ^ a b c Harrow, Susan; Unwin, Timothy A; Freeman, Michael (2009). Joie de vivre in French literature and culture : essays in honour of Michael Freeman. Amsterdam, NTH & New York, NY: Rodopi Publishers. ISBN 9789042028968. OCLC 430229593. 
  3. ^ Lacan, Jacques; Miller, Jacques-Alain; Sheridan, Alan (1994). The four fundamental concepts of psycho-analysis. London, UK: Penguin Books. hlm. 184. ISBN 9780140242782. OCLC 33725110. 
    Later online version of The four fundamental concepts of psycho-analysis. London, UK & New York, NY: Karnac. 2004. OCLC 733841387. ((Perlu berlangganan (help)). 
  4. ^ Andrews, Cecile (2006). Slow is beautiful : new visions of community, leisure and joie de vivre. Gabriola Island, BC, Canada: New Society Publishers. hlm. 96. ISBN 9781550924145. OCLC 471124890. 
  5. ^ Rogers, Carl R (1961). On becoming a person : a therapist's view of psychotherapy. Boston, MA, USA: Houghton Mifflin Company. hlm. 87–88. ISBN 9780395084090. OCLC 172718. 
    Later online versions of On becoming a person : a therapist's view of psychotherapy. OCLC 782873749. ((Perlu berlangganan (help)). 
    On Becoming a Person: A Therapist's View of Psychotherapy pada Google Books
  6. ^ Lamb, Charles (1985). Phillips, Adam, ed. Selected prose. Harmondsworth, Middlesex, UK & New York, NY: Penguin classics. hlm. 446. ISBN 9780140432381. OCLC 680112630. 
  7. ^ "Joie de Vie Poodle Dog Wall Art". wayfair.com. Diakses tanggal 2013-11-16. 

Bacaan lanjutan

Kembali kehalaman sebelumnya