Jogja ora Didol
Kampanye Jogja ora Didol kemudian diproduksi melalui beberapa karya seni dalam rangka menyebarkan gagasan. Beberapa karya seni atau medium yang digunakan adalah poster dan video aksi yang kemudian juga diaplikasikan di tempat-tempat umum yang mudah untuk diakses masyarakat luas. Mereka juga menyebarkan gagasan terkait Jogja ora Didol lewat sosial media yang dikampanyekan secara massif. Lebih dari itu, banyak kemudian public figure yang juga ikut mendukung penuh aksi sosial tersebut.[1] Tidak cukup sampai di situ, kampanye sosial Jogja ora Didol juga bertransformasi menjadi aksi teatrikal yang digelar di depan sebuah hotel di Yogyakarta. Dodok Putra Bangsa dalam aksi tersebut melakukan aksi mandi dengan menggunakan pasir termasuk menggosok gigi dan keramas dengan menggunakan pasir. Hal itu ia lakukan sebagai bentuk protes atas keringnya sumur warga sehingga mandi pun tidak bisa lagi menggunakan air. Menurut sumber yang ada, kampanye tersebut muncul lantaran sumur warga di Yogyakarta belum pernah kering sebelumnya. Adanya pembangunan hotel dan gedung-gedung tinggi di sekitar tempat tinggal mereka dinilai sebagai penyebabnya.[2] Dalam budaya populerProtes ini diangkat sebagai sebuah lagu dengan judul yang sama dan dinyanyikan oleh grup musik hip hop Jawa, Jogja Hip Hop Foundation.[3] Referensi
|