Jian Yong
Jian Yong (sekitar 180–210 M), ia mendapatkan nama kehormatan Xianhe, ia adalah seorang pejabat yang mengabdi di bawah panglima perang Liu Bei pada akhir masa Dinasti Han Timur di Tiongkok. Ia mulai bekerja pada Liu Bei sejak awal karier Liu Bei. Awalnya ia bertugas sebagai sekretaris pribadi tuannya, dan kemudian bertugas sebagai pembawa pesan, menteri atau duta bagi tuannya. Ia juga dikenal persuasif dan berpikiran luas, serta memiliki kepribadian yang riang gembira. Bersama Mi Zhu, Sun Qian, dan kemudian Yi Ji, pemikirannya beredar secara luas di wilayah kekuasaan Liu. Pemikiran ini mengutamakan nilai-nilai Kong Hu Cu dan argumentasi loyalis Han. Ia berjasa besar meningkatkan citra Liu Bei dalam mengadakan pergerakan masyarakat. Jian diperkirakan meninggal sebentar setelah tahun 214. KehidupanJian Yong berasal dari wilayah Kekomandanan (jun) Zhuo (涿郡), yaitu daerah yang pada saat ini bernama Zhuozhou, Hebei. Nama keluarganya pada mulanya adalah Geng (耿), tapi di kampung halamannya, Provinsi You (Kekomandanan Zhuo berada dalam Provinsi You), nama Geng sering kali diucapkan sama dengan Jian, maka ia mengganti nama keluarganya menjadi Jian.[1] Ia adalah kenalan lama Liu Bei dan kemudian menjadi salah satu bawahan Liu Bei. Ketika Liu Bei berlindung di Provinsi Jing pada abad ke-3, Jian Yong, bersama Mi Zhu dan Sun Qian, mengabdi sebagai Asisten Pejabat Rumah Tangga (從事中郎) pada Liu Bei. Mereka sering kali bertugas sebagai pembawa pesan atau duta bagi tuan mereka.[2] Pada tahun 211, ketika Liu Bei memasuki Provinsi Yi (yang meliputi Sichuan dan Chongqing pada saat ini) dengan alasan ingin membantu gubernurnya, Liu Zhang, dalam mempertahankan yurisdiksinya melawan panglima perang pesaingnya, Zhang Lu. Liu Bei mengutus Jian Yong sebagai duta untuk bertemu dengan Liu Zhang. Liu Zhang menyukai Jian Yong. Kemudian, ketika pecah perang antara Liu Bei dan Liu Zhang, lalu Liu Bei unggul atas lawannya dan berhasil mengepung ibu kota Provinsi Yi, Chengdu, Jian Yong diutus untuk membujuk Liu Zhang menyerah. Liu Zhang menyetujuinya, dan, dengan Jian Yong di sampingnya, ia keluar dari kota tersebut menaiki kereta kuda untuk menyerahkan diri. Setelah menduduki Provinsi Yi dan menetapkan markas baru di Chengdu pada tahun 214, Liu Bei mengangkat Jian Yong pada posisi Jenderal dengan Kebajikan Terkemuka (昭德將軍).[3] Jian Yong dikenal sebagai seorang pendebat dan pembicara yang luar biasa. Ia biasanya riang gembira dan tidak terlalu memikirkan formalitas. Ketika ia duduk di sebelah Liu Bei, ia berperilaku lancang, tidak mengindahkan etiket sopan santun, dan duduk dengan cara yang seenaknya sendiri. Ketika ia menghadiri pesta yang diadakan oleh Zhuge Liang, ia biasanya memakai satu dipan seorang diri, dengan rebahan di atas sebuah bantal, lalu berbicara dengan orang lain dari posisi santai tersebut. Ia tidak merendahkan diri pada siapa pun.[4] Suatu saat, terjadi bencana kekeringan di Provinsi Yi, lalu suatu undang-undang melarang alkohol diberlakukan. Orang-orang yang membuat minuman keras bisa dihukum. Para pejabat yang terlalu bersemangat menyita perkakas meramu alkohol dari beberapa keluarga pembuat alkohol dan mengusulkan agar para pemilik perkakas tersebut dihukum seolah-olah mereka benar-benar sedang meramu alkohol. Ketika Jian Yong dan Liu Bei menginspeksi tanah mereka, mereka melihat sepasang kekasih berjalan melintas, lalu Jian berkata pada tuannya, "Mereka berencana melakukan tindakan yang tidak pantas. Mengapa kita tidak menangkap mereka?" Liu Bei kemudian bertanya, "Bagaimana kamu tahu mereka akan melakukan hal itu?" Jian Yong menjawab, "Mereka sudah mempersiapkan peralatannya, sama seperti para pemilik peralatan meramu alkohol yang memiliki peralatan untuk membuat minuman keras." Liu Bei tertawa dan kemudian tidak menghukum keluarga-keluarga yang memiliki peralatan meramu alkohol. Begitulah penggambaran kecerdikan Jian Yong.[5] PenilaianChen Shou, yang menulis biografi Jian Yong dalam Catatan Sejarah TIga Negara, mengomentari Jian sebagai berikut ini: "Mi Zhu, Sun Qian, Jian Yong dan Yi Ji adalah orang-orang yang halus dan terpelajar yang pemikirannya tersebar luas. Mereka dikenal sebagai orang yang taat pada kesopanan."[6] Lihat jugaReferensi
|