Jalak tunggir-merah
Jalak tunggir-merah (Scissirostrum dubium) adalah spesies burung jalak dalam famili Sturnidae. Burung ini endemik di Pulau Sulawesi termasuk pulau-pulau satelitnya dan Kepulauan Banggai.[2] DeskripsiUkuran tubuh dari burung jalak jenis ini adalah sedang, dengan panjang kurang lebih 20,5 cm dengan berat sekitar 50 gram.[3] Warna bulu dari burung jalak Rio ini abu-abu gelap atau abu-abu tua, dengan bagian sayap burung ini berwarna lebih kegelapan. Sedangkan untuk bulu–bulu pada bagian tunggir ataupun pada bagian tungging atau pantat merah ataupun oranye kemerahan. Paruhnya juga tebal, dengan warna jingga sedikit pucat, dengan memiliki ukuran lebih besar dibandingkan dengan spesies jalak yang lainnya. jalak rio-rio termasuk salah satu burung yang cepat serta dikenal pintar dalam menirukan suara burung kicauan lain. HabitatBurung jalak rio banyak ditemukan di Kepulauan Banggai, Kepulauan Togean, Pulau Lembeh dan Pulau Bangka di Sulawesi alias salah satu jenis burung endemik Indonesia. Habitat aslinya antara lain adalah di:
Kebiasaan dan MakananBurung Jalak ini hidup secara berkelompok atau berkoloni dalam jumlah yang cukup besar, bahkan bisa mencapai hingga 150 ekor di dalam setiap kelompoknya. Mereka kerap sekali menempati wilayah di tepian hutan serta kawasan yang jarang ditumbuhi pepohonan, dan hutan rawa hingga pada ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut. Sekelompok burung jalak tunggir merah akan bersama-sama untuk mencari makanan yang berupa buah-buahan, perling kecil, biji-bijian, dan juga beberapa jenis dari serangga. Burung ini begitu menyukai biji-bijian, serangga, dan juga buah-buahan. Seorang peternak burung ini biasanya memberikan burung ini makanan pokok berupa voer. Akan tetapi juga memberikan makanan ekstra berupa jangkrik ataupun kroto dan juga buah-buahan seperti buah pisang dan buah pepaya. ReproduksiTercatat berbiak di bulan Mei, tipe perkawinannya monogami. Berbiak dalam koloni besar sampai ratusan sarang. Melubangi batang pohon mati untuk bersarang, kadang pohon kemudian tumbang karana terlalu banyak lubang pada batangnya. Jumlah telur 2 butir, di alam biasanya satu sarang hanya mampu mendukung pertumbuhan satu burung muda. Referensi
|