Irmgard Keun
Kehidupan awalIa lahir di Berlin dan dibesarkan dengan nuansa liberal oleh orang tuanya.[3] Di usia ke-16 tahun mulai terjun ke dunia aktris dengan mengambil pendidikan awal di Köln pada tahun 1921. Setelah keluar dari pendidikannya, ia sempat bekerja dan memegang jabatan sebagai juru ketik selama beberapa tahun di Hamburg dan Greifswald serta menjadi penulis dengan membuat beberapa cerita pendek pada awal tahun 1930-an. Pada tahun 1931 ia menerbitkan novel pertamanya yang berjudul Gigli, Eine Von Uns. Novel tersebut menggambarkan kisah perempuan muda yang mempertahankan hidupnya ditengah-tengah perlakuan gender. Kemudian karya berikutnya, Dans Kunstseidene Madchen (The Artificial Silk Girl) terbit pada tahun 1932.[4] Kedua novelnya terkenal hingga ke berbagai negara di Eropa dan Amerika.[5] Pasca kekuasaan Reich ke-tigaKetika munculnya rezim baru Jerman (Reich) ketiga, produktivitasnya dalam menulis mengalami kemunduran. Selain berpisah dengan kekasihnya yang berbeda pandangan karena Keun sendiri bukan simpatisan Nazi, buku-bukunya juga dianggap anti-Jerman sehingga masuk ke dalam catatan hitam pemerintah dan dilarang beredar.[6] Ia akhirnya melarikan diri dari Jerman ke daerah pengungsian dan menetap sesaat di beberapa negara seperti Prancis, Polandia, Swiss, dan Amerika Serikat. Di sana ia bertemu dengan para penulis ternama diantaranya adalah Stevan Zweig, Ernst Weiss, dan Heinrich Mann.[7] Di masa pengasingannya, sambil bersembunyi ketika perang berkecamuk, ia tetap terus menghasilkan karya sastranya. Sebuah novel ketiga berjudul Nach Mitternacht (After Midnight) terbit pada tahun 1937 yang mengisahkan potret kehidupan masyarakat dalam suasana yang meresahkan di Jerman selama pasukan Nazi berkuasa. Child of All Nation sebagai novel terakhirnya terbit terbit satu tahun kemudian yang mengisahkan romantika seorang anak paruh baya di dalam pengasingannya. Tulisan-tulisannya sangat terbuka terutama mengenai politik, gender, pelecehan seksual, dan masalah-masalah lain yang sering terjadi pada masyarakat kalangan bawah. Saat perang bergejolak, pada tahun 1940 ia memalsukan identitas dirinya dan segera membuat paspor kepada salah satu perwira tentara Jerman untuk dirinya atas nama Charlotte Tralow, sehingga ia bisa masuk kembali ke Jerman yang saat itu masih dikuasai oleh pasukan Nazi Jerman.[8] Di samping itu, pada tahun yang sama, kantor berita Daily Telegraph milik Inggris melaporkan bahwa Irmgard Keun telah bunuh diri di Amsterdam.[5] Masa tuaMasa tuanya dihabiskan di sebuah bangsal psikiatrik milik rumah sakit di Bonn, Jerman selama enam tahun. Ia meninggal pada usia ke-77 tahun dan dimakamkan di Cologne.[9] Karya-karyanya ditemukan dan diteliti kembali pada tahun 1970-an. Pada beberapa karyanya, ia mampu menyampaikan keinginan politik yang ia jalani serta penderitaan masyarakat yang sedang menimpa mereka dengan bahasa yang sederhana dan sentilan humor.[7] Referensi
|