Iredentisme ItaliaIredentisme Italia (bahasa Italia: irredentismo italiano) adalah pergerakan nasionalis pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 di Italia dengan misi-misi iredentis yang mendukung penyatuan wilayah-wilayah berbahasa Italia. Pada awalnya, pergerakan ini mendukung pengambilalihan wilayah berbahasa Italia yang masih dikuasai oleh Kekaisaran Austria setelah Perang Kemerdekaan Italia Ketiga pada tahun 1866. Kemudian, wilayah Korsika, Nice, dan Savoia juga diklaim. Selama periode Risorgimento dari tahun 1860 hingga 1861, Perdana Menteri Piemonte-Sardinia, Camillo Benso, Count Cavour yang memimpin upaya Risorgimento, menghadapi Kaisar Prancis Napoleon III yang menyatakan bahwa Prancis akan mendukung penyatuan Italia secara militer bila Prancis memperoleh wilayah Nice dan Savoia milik Piemonte-Sardinia, karena Prancis tidak ingin negara yang kuat mengendalikan jalur-jalur di Pegunungan Alpen.[1] Akibatnya, Piemonte-Sardinia ditekan untuk menyerahkan Nice dan Savoia kepada Prancis agar Prancis mengirim pasukan untuk membantu penyatuan Italia.[2] Para iredentis juga mengklaim wilayah Trentino dan Trieste, serta wilayah-wilayah multilingual dan multietnis di utara seperti Tyrol Selatan, Istria, Gorizia dan Gradisca, dan sebagian dari Dalmatia. Klaim ini kemudian diperluas ke Fiume, Malta, dan wilayah Swiss yang berbahasa Italia. Beberapa iredentis Italia bahkan mengklaim bahwa wilayah-wilayah di Afrika Utara merupakan Pesisir Keempat Italia; mereka menggunakan kekuasaan Kekaisaran Romawi di wilayah tersebut pada zaman dahulu sebagai justifikasi untuk mengklaim bahwa bangsa Italia "kembali" ke Afrika Utara.[3] Catatan kaki
Referensi
Pranala luar
|