Ilham Arief Sirajuddin
Ilham Arief Sirajuddin (lahir 16 September 1965) adalah politikus Indonesia. Ia adalah Wali Kota Makassar 2 periode yakni 2004–2009 dan 2009–2014. Ia pernah menjabat sebagai Anggota DPRD Sulawesi Selatan Fraksi Golkar periode 1999–2004. Aco demikian sapaan akrab Ilham, dijuluki Bapak Pembangunan Makassar karena prestasinya dalam membangun Kota Makassar. Selama menjabat ia mendapat 160-an penghargaan baik itu tingkat nasional maupun Internasional.[1] Ia juga merupakan manajer dan ketua umum tim sepak bola PSM Makassar. Pada tahun 2010 Ilham memenangkan Musyawarah Daerah Partai Demokrat Provinsi Sulawesi Selatan. Ilham juga adalah Ketua Organisasi Masyarakat Nasional Demokrat dan menjadi salah satu dari 45 deklarator Nasional Demokrat. Latar belakang dan keluargaIlham lahir di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan pada 16 September 1965 dari anak pasangan Arief Sirajuddin dan Hj. Djohra. Berbeda dengan ayahnya yang berkecimpung di dunia kemiliteran, Ilham sendiri berprofesi di dunia perpolitikan Indonesia. Ilham Arief Sirajuddin menikah dengan Aliyah Mustika yang adalah anak perempuan ketiga Letnan Kolonel (Purn.) Ali Abdullah. Dari pernikahan mereka lahir dua anak laki-laki dan dua anak perempuan: Amirul Yamin Ramadhansyah, Zulfiqar Nur Alamsyah, Siti Hamsinah Khairahtunnisa dan Siti Muhlisatul Amalia. Karier politikWali kota MakassarIlham dilantik pertama menjadi Wali kota Makassar dalam sebuah acara yang dinilai sakral dilakukan di depan Benteng Fort Rotherdam pada 8 Mei 2004. Selanjutnya di atas Mall Karebosi Link pada 8 Mei 2009 Ilham dilantik kembali untuk kedua kalinya sebagai Wali Kota Makassar. Ilham mengusung visi "Makassar Menuju Kota Dunia Berlandas Kearifan Lokal". Visi ini terinspirasi dari dua hal mendasar yakni jiwa dan semangat untuk memacu perkembangan Makassar agar lebih maju, terkemuka dan menjadi kota yang diperhitungkan dalam pergaulan regional, nasional dan global. Ilham dianggap sebagai sosok yang cerdas, energik dan penuh inovasi, pemimpin semua ras termasuk dekat dengan warga non pribumi (Tionghoa), merakyat dengan semua etnis, mencanangkan "Gerakan Makassar Gemar Membaca" dan menyediakan ambulans gratis untuk warga tidak mampu. Juga, sejak tahun 2006 Ia telah merintis sekolah bersubsidi penuh. Terkhusus untuk penanggulangan kemiskinan, dirinya telah mengeluarkan peraturan wali kota tentang pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kota Makassar. Sebagai Wali kota Makassar, Ilham telah mendapatkan pengakuan dan penghargaan antara lain mendapatkan penghargaan dari Menteri Keuangan atas kinerja pengelolaan keuangan daerah. Untuk menigkatkan kualitas pelayanan publik, Ilham telah mendorong penerapan one stop service dan pendelegasian kewenangan penandatangan izin-izin, pelayanan dasar yang bersubsidi penuh di sekolah dan puskesmas. Memberikan pelayanan gratis kartu penduduk, kartu keluarga, akta kelahiran dan akta kematian, pelayanan gratis terhadap pemakaman dan penguburan jenazah, pelayanan gratis angkutan anak sekolah dan bantuan hukum gratis bagi masyarakat kurang mampu. Sebuah komitmen menjadikan kota tercinta harapan semua orang, harapan berinvestasi, harapan meraih sukses, harapan meraih masa depan, harapan memperoleh pendidikan yang bermutu. Ada anggapan bahwa Makassar mesti dipimpin oleh seorang yang sedikit ‘gila’, dan Ilhamlah orangnya. Ini ditandai dengan keberanian Ilham merevitalisasi Lapangan Karebosi dengan tanpa modal sepeser pun dari APBD. Dan ternyata akhirnya sukses. Bahkan Majalah Tempo memilih Ilham sebagai wali kota sukses membangun, lantaran kesuksesannya merevitalisasi Karebosi. Dia juga sukses merevitalisasi Pantai Losari. Konsep yang Ilham bawakan membawa laju pertumbuhan ekonomi Kota Makassar berada di peringkat paling tinggi di Indonesia. Dalam lima tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan ekonomi Kota Makassar di atas 9%.Bahkan pada tahun 2008, pertumbuhan ekonomi Kota Makassar mencapai angka 10,83%. Pesatnya pertumbuhan ekonomi saat itu, bersamaan dengan gencarnya pembangunan infrastruktur yang mendorong perputaran ekonomi, seperti pembangunan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, jalan tol dan sarana bermain kelas dunia Trans Studio di Kawasan Kota Mandiri Tanjung Bunga. Selain itu, Ilham Arief juga ternyata punya impian menjadikan Makassar sebagai Cyber City. Cyber city merupakan konsep kota modern berbasis teknologi informasi dan kini telah diterapkan di sejumlah kota besar di dunia.Tahap awal, Pemkot Makassar telah bekerjasama dengan PT Telkom Tbk dalam bentuk pemasangan jaringan internet nirkabel, Wi-Fi di Pantai Losari tahun 2008.[2] Pada periode kedua pemerintahannya, Ilham tinggal melanjutkan konsep dan pemikirannya sejak periode pertama. Konsep lain yakni program Gemar Membaca. Kesadaran baru pada konsep ini dilandasi oleh semangat kesetaran dalam memperoleh pendidikan. Hal lain yang tak kalah menarik adalah penerapan aksara lontara sebagai indegeneus local. Program penerapan aksara lontara pada nama-nama jalan di Makassar merupakan bagian dari upaya pemerintah sebagai motivator membumikan budaya lokal untuk tidak terasing di daerah sendiri. Kota Makassar juga diplot tidak lagi sekadar pintu gerbang atau gateway kawasan timur Indonesia tetapi menjadi ruang keluarga (living room) bagi bisnis dan investasi dan mengembalikan kejayaan Makassar di pentas global.[3] Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan 2013Pada tahun 2012, Ilham digadang-gadang untuk menjadi Gubernur Sulawesi Selatan. Ia diprediksi akan menjadi calon terkuat bersaing dengan Gubernur Pertahana Syahrul Yasin Limpo. Partai Demokrat mengusung Ilham untuk bertarung di Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan bersama Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar. Namun ia dikalah pada 22 Januari 2013 oleh Gubernur Pertahana Syahrul Yasin Limpo yang meraih 2.251.407 suara atau 52,42 % dari 4.294.960 suara sah. Sedangkan pasangan nomor urut 1, Ilham meraih 1.785.580 suara (41,57 %)[4] KasusIlham Arief Sirajuddin ditetapkan sebagai tersangka kasus kerjasama kelola dan transfer PDAM Kota Makassar untuk tahun anggaran 2006-2012. Ilham dijerat dengan pasal penyalahgunaan wewenang dan upaya memperkaya diri sendiri dan orang lain. Praktik dugaan korupsi ini menimbulkan kerugian negara Rp 38, 1 miliar. Ilham Arief Sirajuddin ditetapkan sebagai tersangka tepat sehari sebelum masa tugasnya sebagai wali kota berakhir 8 Mei 2014 silam, resmi ditahan di penjara pada tanggal 10 Juli 2015, dan bebas pada tanggal 15 Juli 2019. Data DiriData Keluarga
Riwayat Pendidikan
KarierKarier Politik
Karier Lainnya
Filmografi
PenghargaanWorld Mayor Prize
Referensi
Pranala luar
|