Ibe S. Palogai (lahir 7 Juli 1993) adalah seorang penyair Indonesia. Ia adalah pendiri Institut Sastra Makassar. Karya-karyanya sebagian besar berbicara tentang perang kolonial dan pernah dimuat di Horison, Media Indonesia, Tempo, Fajar, dan Jurnal Ruang.[1] Pada tahun 2016 ia diundang sebagai penulis muda terpilih pada perhelatan Makassar International Writers Festival. Setahun kemudian, kembali diundang Ubud Writers dan Readers Festival. Pada tahun 2018 Ibe mengikuti program residensi penulis[2] atas dukungan Komite Buku Nasional di Leiden, Belanda dan pada tahun yang sama, buku puisinya, Cuaca Buruk Sebuah Buku Puisi menjadi finalis Kusala Sastra Khatulistiwa.
Tahun 2019, Ibe mendirikan Institut Sastra Makassar – sekolah penulisan kreatif yang menyediakan kurikulum menulis selama empat semester. Setahun kemudian, ia membentuk Penerbit Kabisat dan menjadi editor. Dan pada tahun 2023, ia membuat ruang kreatif bernama Antologi Manusia sebagai upaya memandang manusia sebagai halaman buku; meletakkan setiap manusia sebagai halaman-halaman berbeda kemudian merangkainya dalam antologi yang sama. Dan pada tahun 2024 Ibe menggelar pameran tunggal pertamanya bertajuk Hidup tetap Berjalan dan Kita Telah Lupa Alasannya yang terselenggara di Rumata’ Art Space.
Bibliografi
- Semua yang Bersifat Sementara Hanya Metafora (Shira Media, prosa, 2024)
- Hidup Tetap Berjalan dan Kita Telah Lupa Alasannya (Gramedia Pustaka Utama, kumpulan puisi, 2024)[3]
- Struktur Cinta yang Pudar (Gramedia Pustaka Utama, kumpulan puisi, 2019)
- Menjala Kunang-kunang (Gramedia Pustaka Utama, puisi, 2019)
- Cuaca Buruk Sebuah Buku Puisi (Gramedia Pustaka Utama, kumpulan puisi, 2018)[4]
- Solilokui (IBC, kumpulan puisi, 2013)
Referensi
Pranala luar