Hotel Ryugyong
Setelah 1992, gedung ini berdiri dengan atap, tetapi tidak memiliki jendela atau pelengkap interior. Tahun 2008, pembangunannya dilanjutkan. Tahun 2012, bagian eksteriornya selesai dipasang. Pembukaan hotel ini sempat dijadwalkan beberapa kali, tetapi terus ditunda. Hotel Ryugyong telah menjadi bahan cemoohan oleh media internasional, yang menjuluki hotel sebagai "Bangunan Terburuk dalam Sejarah Umat Manusia" dan "Hotel Kiamat."[5][6] ArsitekturRyugyong Hotel memiliki tinggi 330 meter (1.080 ft) dan menjadikannya gedung paling mencolok di kaki langit Pyongyang sekaligus struktur tertinggi di Korea Utara. Pembangunan Ryugyong awalnya direncanakan selesai tepat waktu bertepatan dengan 13th World Festival of Youth and Students bulan Juni 1989. Jika target tersebut tercapai, hotel ini akan memegang gelar hotel tertinggi di dunia. Gedung ini belum terkalahkan tingginya oleh hotel manapun sampai Rose Tower di Dubai, Uni Emirat Arab selesai dibangun tahun 2009. Ryugyong Hotel saat ini merupakan bangunan tertinggi ke-47 di dunia (bersama China World Trade Center Tower III) berdasarkan tinggi totalnya dan memiliki jumlah lantai terbanyak ke-5 di dunia. Gedung ini terdiri dari tiga sayap, masing-masing memiliki panjang 100 meter (330 ft), lebar 18 meter (59 ft), dan kemiringan 75 derajat. Di bagian atas gedung yang berbentuk seperti piramida ini terdapat kerucut selebar 40 meter (130 ft) yang terdiri dari delapan lantai berputar dan enam lantai yang tidak berputar. Struktur ini awalnya direncanakan memiliki lima restoran berputar dan 3.000 atau 7.665 kamar hotel (menurut sumber yang berbeda).[7][8] Menurut Khaled Bichara dari Orascom, Ryugyong kelak tidak hanya dioperasikan sebagai hotel, tetapi juga untuk kegunaan lain yang mencakup "restoran berputar" dan "gabungan akomodasi hotel, apartemen, dan bisnis".[9] SejarahLatar belakangPerencanaan pembangunan hotel besar konon merupakan tanggapan politik Perang Dingin terhadap pembangunan hotel tertinggi di dunia Hotel Westin Stamford di Singapura pada tahun 1986 oleh perusahaan Korea Selatan SsangYong Group.[10] Para pemimpin Korea Utara mengharapkan proyek ini dapat menarik penanam modal Barat.[10] Perusahaan Ryugyong Hotel Investment and Management Co., didirikan untuk menarik investasi senilai $230 juta.[10] Perwakilan pemerintahan Korea Utara yang menjanjikan sedikit pengawasan, sehingga memungkinkan "para investor asing [untuk] mengoperasikan kasino, klub malam atau tempat-tempat santai khas Jepang".[10] Perusahaan pembangunan Korea Utara Arsitek & Insinyur Baikdoosan (juga dikenal sebagai Arsitek dan Insinyur Pegunungan Baekdu) mulai membangun hotel berbentuk piramid pada 1987.[1][11] Penghentian konstruksiHotel tersebut dijadwalkan dibuka pada Juni 1989 untuk Festival Pemuda dan Pelajar Sedunia ke-13, tetapi masalah pada metode pembangunan dan material menunda penyelesaiannya.[12] Apabila hotel ini dibuka sesuai jadwal, bangunan tersebut akan melampaui Hotel Westin Stamford sebagai hotel tertinggi di dunia,[13] dan gedung tertinggi ketujuh di dunia.[2] Pada 1992, setelah bangunan ini telah mencapai ketinggian yang ditentukan dalam perencanaan,[2] pengerjaannya dihentikan akibat krisis ekonomi di Korea Utara menyusul runtuhnya blok Soviet.[9] Surat kabar Jepang mengatakan bahwa biaya pembangunannya berjumlah $750 juta,[14] yang memakan 2 persen GDP Korea Utara.[15] Pada beberapa waktu, bangunan yang belum selesai tersebut kosong dan tanpa jendela, perlengkapan atau alat kelengkapan, sehingga yang terlihat hanyalah kerangka beton besar.[2] Derek konstruksi berkarat yang berada di bagian atas, yang disebut BBC sebagai "pengingat ambisi gagal negara totalitarian",[9] menjadi fitur yang permanen.[16] Menurut Marcus Noland, pada akhir 1990an, European Union Chamber of Commerce in Korea memeriksa bangunan tersebut dan menemukan bahwa struktur tersebut tidak dapat diperbaiki lagi.[17] Muncul pula pertanyaan terkait kualitas beton dan penyelarasan poros lift-nya,[9] yang dikatakan "bengkok" di beberapa bagian.[8] Dalam sebuah artikel yang ditulis pada tahun 2006, ABC News mempertanyakan kecukupan bahan baku atau energi Korea Utara untuk proyek yang besar seperti ini.[13] Pimpinan pemerintahan Korea Utara mengatakan kepada Los Angeles Times pada tahun 2008 bahwa pembangunannya tidak selesai "karena Korea Utara kehabisan uang".[18] Penghentian konstruksi, rumor terkait masalah-masalah dalam pembangunan, dan masa depannya yang tidak jelas membuat sejumlah sumber media menjulukinya "Gedung Terburuk di Dunia",[15][19] "Hotel Kiamat", dan "Hotel Hantu".[9] Kelanjutan pembangunanSetelah terhenti selama 16 tahun (sejak tahun 1992), Hotel Ryugyong dilanjutkan kembali oleh Orascom Group yang berasal dari Mesir.[20][21] Orascom, yang telah membuat persetujuan senilai US$400 juta dengan pemerintah Korea Utara untuk membangun dan menjalankan jaringan telepon genggam 3G, menyangkal bahwa persetujuan tersebut terkait dengan pengerjaan Hotel Ryugyong.[9] Pada tahun 2008, diumumkan bahwa proyek Hotel Ryugyong akan selesai pada tahun 2012, bersamaan dengan ulang tahun ke-100 kelahiran "Presiden Abadi" Kim Il-sung.[16] Pada tahun 2009, COO Orascom Khaled Bichara menyatakan bahwa mereka "tidak menghadapi terlalu banyak masalah" dalam menyelesaikan isu struktural bangunan tersebut; ia juga menyatakan bahwa restoran berputar akan dibangun di bagian atas bangunan tersebut.[9] Pada Juli 2011, bagian luar hotel tersebut dikabarkan telah selesai.[22] Orascom telah memasang panel-panel kaca bagian luar dan antena telekomunikasi.[23] Pada September 2012, foto-foto yang diambil oleh Koryo Tours diluncurkan, yang memperlihatkan bagian dalam hotel untuk pertama kalinya. Perlengkapan atau perabotan yang berada di hotel tersebut jumlahnya sangat sedikit.[24][25] Pada November 2012, operator hotel internasional Kempinski mengumumkan bahwa mereka akan menjalankan hotel tersebut.[26] Mereka juga menyatakan bahwa hotel tersebut akan dibuka sebagian pada pertengahan tahun 2013.[27] Namun, rencana tersebut ditunda karena krisis Korea 2013.[28] Galeri
Lihat pula
Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Ryugyong Hotel.
|