Hiu gergaji umum
Ikan gergaji (Pristis microdon), atau sering salah disebut sebagai hiu gergaji (hiu gergaji sejati termasuk ke dalam ordo pristiophoriformes), adalah ikan bertulang rawan yang terkenal karena memiliki hidung panjang berbentuk gergaji. Ikan gergaji juga populer dengan nama pari gergaji atau hiu sentani. Dalam bahasa inggris ikan ini disebut largetooth sawfish yang berarti ikan gergaji bergigi besar. Ikan ini termasuk ikan air tawar dan berkembak biak dengan cara ovovivipar. Ikan gergaji tersebar di wilayah tropis yang menyebar di Australia, India, Papua Nugini, Afrika Selatan dan Thailand. Biasanya mereka hidup di danau-danau besar, sungai besar atau rawa-rawa tertentu. Di Indonesia, selain di Danau Sentani, ikan gergaji terdapat di Sungai Digul, Danau Yamor Kaimana, Sungai Mahakam (Kalimantan), Sungai Siak dan Sungai Sepih. Namun, walaupun memiliki persebaran yang besar, fakta di lapangan menunjukkan populasi ikan ini terus menyusut akibat perburuan dan pencemaran. DeskripsiIkan ini senang memangsa ikan-ikan berukuran sedang atau yang berbadan lebih kecil. Ukuran tubuh ikan gergaji sendiri lumayan besar, mampu mencapai 6,6 meter. Mulutnya yang diselimuti gerigi tajam cukup ampuh untuk melumpuhkan mangsanya dalam sekejap mata. Padahal menurut beberapa ahli, pandangan mata ikan gergaji tidak terlalu baik, bahkan cenderung buram. Mereka lebih mengandalkan daya penciumannya yang lumayan tajam. Ikan ini mempunyai 14 hingga 22 gigi gergaji di setiap sisi, di mana digunakan sebagai alat mencari makanan, dan juga alat pertahanan terhadap musuhnya. Tubuhnya tergolong ramping dibandingkan dengan ikan sejenis. Ini menyebabkan mereka bisa berenang dengan kecepatan di atas rata-rata dan dengan mudah melesat mengejar mangsa. Tubuh ikan jenis ini berwarna hitam keabu-abuan. Bagian bawah tubuhnya berwarna lebih pucat atau keputih-putihan. Warna tubuhnya cukup beragam, tergantung di mana habitat mereka. PerlindunganPopulasi ikan ini makin berkurang akibat kian kecilnya habitat hidup mereka seiring makin bertambahnya populasi manusia. Di samping itu, mereka kerap diburu oleh para kolektor ikan secara tidak bertanggung jawab. Bahkan penduduk setempat masih sering menangkapnya karena dianggap sebagai predator ikan-ikan lain. Sebab itu, ikan ini masuk dalam daftar merah IUCN dalam kategori kritis, satu kategori di atas punah. Referensi
Pranala luar
KEANEKARAGAMAN SUMBERDAYA IKAN DANAU YAMOR, Kerjasama riset 2015 PUSLIT-LH, Universitas Papua, Manokwari BAPPEDA & Lingkungan Hidup, Kaimana Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong |