Hipotesis monyet airHipotesis monyet air, yang juga disebut sebagai teori monyet air dan paling terkini waterside model,[1] adalah sebuah gagasan bahwa leluhur manusia modern tinggal dan berkegiatan di lingkungan berair pada masa lalu. Hipotesis dalam bentuk saat ininya diusulkan oleh pakar biologi kelautan Alister Hardy pada 1960 yang berpendapat bahwa sebuah cabang monyet dipaksa untuk berkompetisi bertahan hidup di pepohonan untuk berburu makanan seperti ikan kerang di pesisir laut dan hal ini menjelaskan beberapa karakteristik seperti postur tinggi manusia. Proporsal ini dikutip oleh Elaine Morgan, seorang penulis naskah, yang membandingkannya dengan citra manusia "pemburu" yang muncul dalam karya-karya antropologi buatan Raymond Dart, Desmond Morris dan lain-lain. Meskipun buku 1972-nya The Descent of Woman sangat populer di masyarakat, karya tersebut tidak meraih sambutan dari para ilmuwan, yang memandang tidak ada jalan pengetesan terhadap bagian-bagian tubuh lembut dan perilaku manusia pada masa lalu. Morgan menghapus polemik feminis dalam beberapa buku berikutnya, dan gagasan-gagasannya didiskusikan di sebuah konferensi 1987 yang mendevosikan gagasan tersebut.[2] Buku 1990-nya Scars of Evolution hanya meraih sedikit ulasan sanjungan, namun tesis tersebut menjadi bahan kritikan dari antropolog John Langdon pada 1997 yang menganggapnya sebagai "hipotesis payung" dan berpendapat bahwa hipotesis tersebut tidak lebih dari penyerderhanaan ketimbang menyangkal hipotesis tersebut.[3] Pada 15 tahun terakhir, sebuah penjelasan dari hipotesis tersebut meraih beberapa dukungan dari komunitas saintifik:[4] dimana pada beberapa masa dalam lima juta tahun terakhir, manusia menjadi dependen karena asam lemak esensial dan iodin, yang ditemukan dalam sumber daya laut. Fungsi efisien dari otak manusia membutuhkan nutrien-nutrien tersebut.[5][6][7] Keseluruhan proporsal "monyet air" masih sangat kontroversial, dan lebih populer di kalangan awam ketimbang ilmuwan.[8] Referensi
Daftar pustaka
|