Hauw Tek KongHauw Tek Kong (Mandarin: 侯德廣) (1887-1928) dulu adalah seorang editor koran dan penerbit berlatar belakang Tionghoa Peranakan di Hindia Belanda. Ia terutama terasosiasi dengan Sin Po dan kemudian dengan Keng Po. BiografiHauw Tek Kong lahir di Batavia, Hindia Belanda pada tahun 1887. Ia kemudian diperkirakan bersekolah di Anglo-Chinese School di Singapura.[1] Sekitar tahun 1908, ia menjadi tertarik dengan bioskop film bisu, sehingga ia kemudian menjadi direktur dari sebuah perusahaan yang ingin membuka bioskop film bisu di Batavia, yakni Solar Bioscope Company Ltd..[2] Perusahaan tersebut lalu membeli peralatan bioskop dan mulai menempati di sejumlah lokasi di Batavia dan Bogor, sebelum kemudian membangun lokasi permanen di Meester Cornelis pada tahun 1910.[3] Film yang ditayangkan di bioskop tersebut antara lain meliputi film berbahasa Inggris dan film buatan Pathé.[3] Sin PoPada tahun 1913, saat Oey Tjioe Yong, mantan direktur koran Sin Po mengundurkan diri, Hauw, yang telah menjadi pemegang saham besar di koran tersebut, ditunjuk untuk menggantikan Oey.[4][5][6] Di bawah kepemimpinan Hauw, koran tersebut menjadi berselisih dengan sejumlah elemen konservatif dari komunitas Tionghoa, karena koran tersebut mengkritik sistem pejabat Cina yang diterapkan di Hindia Belanda. Perselisihan tersebut kemudian menyebabkan munculnya seruan untuk memboikot Sin Po.[7] Koran tersebut terutama menyerang Phoa Keng Hek dan Khouw Kim An, serta menuduh keduanya melakukan korupsi dan penyalahgunaan wewenang.[8] Pada awal tahun 1919, Hauw terlibat dalam kasus hukum melawan J. R. Razoux Kühr, mantan editor Sin Po yang menjadi editor di Perniagaan.[9] Tidak jelas apa substansi dari kasus tersebut. Hauw juga menjadi terkenal karena menolak proposal Belanda yang berencana memperbolehkan pemberian kewarganegaraan Belanda kepada orang Tionghoa di Hindia Belanda yang memenuhi kriteria tertentu.[10] Pada tahun 1919, Sin Po mengirim Hauw ke Tiongkok untuk bernegosiasi dengan pemerintah di sana mengenai kemungkinan repudiasi dari kewarganegaraan tersebut. Saat Hauw kembali ke Hindia Belanda, imigrasi Hindia Belanda menolaknya, sehingga Hauw tidak dapat masuk ke Hindia Belanda.[1] Oleh karena itu, Sin Po lalu menunjuk Tjoe Bou San sebagai kepala editor dan direktur, sehingga Hauw mengundurkan diri.[6][4] Pada tahun 1922, setelah tidak lagi menolak hukum kewarganegaraan Belanda secara terang-terangan, Hauw diperbolehkan untuk kembali masuk ke Hindia Belanda.[1] Keng PoPada tahun 1923, karena berselisih dengan Tjoe Bou San di Sin Po, Hauw mendirikan koran baru bernama Keng Po, yang ia luncurkan pada tanggal 1 Agustus. Awalnya ia menunjuk dirinya sendiri sebagai direktur dan kepala editor, walaupun ia kemudian tidak lagi terlibat dalam kegiatan editorial.[11][12] Khoe Woen Sioe kemudian juga bergabung ke koran ini sebagai editor. Pada awal tahun 1928, sekembalinya dari Tangerang, Hauw mengalami semacam penyakit pada organ hati dan orang-orang di sekitarnya menyatakan bahwa ia terlihat berbeda sejak saat itu.[12] Ia akhirnya meninggal di Batavia pada usia 51 tahun pada tanggal 7 April 1928 karena penyakit stroke.[1][12] Referensi
|