Hartono KadarsonoHartono Kadarsono adalah sastrawan Jawa yang piawai dan dikenal di Indonesia. Hartono Kadarsono merupakan putra kelima dari enam bersaudara dari pasangan Kartodarsono dan Rr. Soelastri ini lahir pada tanggal 17 Oktober 1939 di Kampung Prajuritan,Kota Madiun.[1] Riwayat pendidikannya tergolong bagus kala itu. Ia menamatkan diri dari SR tahun 1953, SMP tahun 1956, dan SMA tahun 1960. Setelah menyelesaikan pendidikan SMA nya tepatnya pada 20 Oktober 1961, ia kemudian bekerja di PN Pertani Wilayah Rengel, Tuban, Jawa Timur. Namun, pada November 1968 ia mengundurkan diri dari PN Pertani tersebut. Dalam karya-karya kreatifnya, terutama Guritan (Jaya Baya, 1963) ia sering mencantumkan nama ayahnya di belakang namanya. Tetapi, sejak tahun 1964 ia menggunakan namanya sendiri. Kadarsono merupakan nama tuanya setelah menikah. Kadarsono mulai menyukai dunia tulis-menulis sejak tamat SLTA. Hobi membaca yang digemarinya membawanya ke dunia tulis-menulis. Ia sering melihat teman-temannya di masa itu menulis untuk majalah anak-anak Taman Putra. Sejak itulah dia mulai menulis/mengarang dengan menghasilkan karya pertamanya yang berjudul "Tukang Mbarang", yang dimuat di majalah Panjebar Semangat pada Februari 1960. Sejak itu, nama Kadarsono banyak menghiasai berbagai media cetak, seperti Dharma Nyata, Kumandang, Mekar Sari, Panjebar Semangat, Panakawan, dan Jaya Baya. Selain "Tukang Mbarang", karyanya yang beruba Guritan di antaranya "Wengi" (Jaya Baya, Mei 1963), "Pethilan" (Jaya Baya, 25 Oktober 1964), "Penyair" (Jaya Baya, 6 November 1966), "Prawan Tua" (Jaya Baya, 28 April 1968), "Cuwilan" (Dharma Nyata, Minggu IV, Maret 1975), 1987), "Potret Jaman Saiki" (Dharma Nyata, Maret 1977), 'Ing Pucuk-Pucuk Wengi" (Mekar Sari, 15 Juli 1983), "Angendanu" (Mekar Sari, 1 Februari 1987), "Ing Staisun" (Jaya Baya, 8 November 1998), "Saka Pusara" (Penjebar Semangat, 12 Februari 2000), dan lain sebagainya. Karyanya yang berupa cerpen juga tergolong banyak, yakni sejak tahun 1967-1998. Sementara karyanya yang berupa esai, antara lain "Ngrembakane Sastra Jawa" yang dimuat dalam Dharma Kandha, Juni 1971. Secara keseluruhan, beliau telah menghasilkan 150-an judul guritan dan 10-an judul cerkak. Beliau juga dikenal aktif sebagai anggota OPSJ Komisariat Jawa Timur sejak tahun 1983. Kadarsono hingga saat ini belum pernah sekali pun menerbitkan buku. Hanya beberapa karyanya (puisi dan cerpen) masuk dalam antologi bersama. Referensi
|