TengkuHanan Attaki (lahir 31 Desember 1981) adalah seorang pendakwah Indonesia yang menyampaikan ceramah yang dekat dengan keseharian dan gaya anak muda. Ia merupakan pendiri gerakan Jihad Sabilillah Pemuda Hijrah yang aktif berdakwah di komunitas pemuda seperti anak punk, geng motor, skateboard, sepeda BMX, parkour, dan berbagai komunitas hobi lainnya. Ia menjadi populer di kalangan anak muda sebab kajian yang dibawakan menarik dan penyampaiannya mudah dimengerti. Selain aktif di Pemuda Hijrah, Hanan kerap diundang untuk mengisi kajian di banyak tempat. Hanan Attaki resmi menjadi warga organisasi Nahdlatul Ulama pada Kamis 11 Mei 2023 di Pondok Pesantren Sabilurrosyad, Malang, asuhan Dr. K.H. Marzuqi Mustamar, M.Ag.[1][2][3][4][5][6][7]
Riwayat
Hanan Attaki lahir pada tanggal 31 Desember 1981 dengan nama lengkap Tengku Hanan Attaki. Ia merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Orang tuanya memberi pendidikan Al-Qur'an sejak ia masih anak-anak. Setelah besar, Hanan beberapa kali ikut kompetisi tilawah Musabaqah Tilawatil Quran di daerahnya.[1][8][9]
Hanan kuliah di Universitas Al-Azhar berkat beasiswa. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya selama kuliah, ia mencoba banyak bisnis, mulai dari catering, berjualan bakso, hingga sebagai pengatur untuk pergi ke Hajar Aswad saat musim Haji tiba. Meskipun begitu, Hanan juga aktif dalam berbagai kegiatan. Ia bergabung dalam kelompok studi Al-Qur’an dan ilmu-ilmu Islam serta menjadi pemimpin redaksi dari buletin Salsabila. Prestasi Hanan di bidang tilawah juga berlanjut di Mesir. Pada tahun 2005, Hanan sempat terpilih sebagai qori terbaik Fajar TV, Kairo serta mengisi acara tilawah di channel Fajar TV dan Iqro TV.[1]
Di Kairo, Hanan Attaki menikah dengan Haneen Akira yang juga seorang pendakwah. Mereka bertemu dan menikah di saat sama-sama menempuh pendidikan di Universitas Al-Azhar. Dari pernikahannya dengan Haneen Akira, mereka dikaruniai tiga orang anak bernama Maryam, Aisyah dan Yahya.[10]
Pulang ke Indonesia
Setelah menyelesaikan kuliahnya di Mesir, Hanan kemudian tinggal di Indonesia tepatnya di Kota Bandung bersama istri dan anaknya. Di Bandung, ia bekerja sebagai pengajar Sekolah Qur`an Tafsir (STQ) Habiburrahman dan Jendela Hati serta menjadi direktur Rumah Qur`an Salman di Institut Teknologi Bandung (ITB). Kemudian, ia mendirikan gerakan Pemuda Hijrah pada bulan Maret 2015 sebagai media dakwahnya.[11] Gerakan ini didirikan Hanan beserta teman-temannya dalam menggaet anak muda untuk belajar agama Islam.[2]
Pemuda Hijrah memiliki saluran (channel) di YouTube bernama Shift serta berbagai akun media sosial. Media ini aktif mengadakan kegiatan seperti Ladies Day, Shift Ngabuburide, Teras Tahfidz, Voice of Youth, dan Shift Weekend. Tagline-nya di akun Instagramnya, "Banyak main, banyak manfaat, banyak pahala, sedikit dosa."[2]
Gaya ceramah
Hanan Attaki terkenal karena gaya ceramahnya yang sering menggunakan bahasa kekinian. Ia juga berpenampilan dengan pakaian yang gaul seperti kaos dipadukan kemeja flanel dan kupluk serta gaya bercerita yang kerap kali menggunakan bahasa yang sesuai dengan anak muda. Isi ceramahnya banyak menyangkut hal-hal keseharian dan sepele tetapi sering dirasakan banyak orang. Ceramah tentang rezeki, niat, doa, kesabaran, dan jodoh. Banyak tema menarik dengan bahasa yang dimengerti anak muda.[2]
Hanan Attaki pun juga memiliki akun YouTube Hanan Attaki. Selain banyak video ceramah, terdapat pula vlog traveling maupun keseharian yang diselipi nilai-nilai Islam.[2]
Menjadi Warga NU
Secara resmi, Hanan Attaki menjadi warga Nahdlatul Ulama pada Kamis 11 Mei 2023. Hal itu terungkap melalui kegiatan baiat yang dilakukannya kepada NU dibimbing Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar. Pembaiatan dilakukan di sela acara halalbihalal 1444 H Keluarga Besar Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek di Malang, Jawa Timur.[12][13] Sebelumnya, Hanan menjadi sorotan karena pengajiannya sering dibubarkan Banser, lantaran hal itu dinilai Banser, Hanan sebagai antek HTI atau Salafi-Wahabi. Namun, dengan baiat tersebut, Hanan resmi menjadi bagian dari Nahdlatul Ulama.[14][15][16][17]