Gladys Bentley
Gladys Alberta Bentley (12 Agustus 1907 - 18 Januari 1960) [1] adalah penyanyi blues Amerika Serikat, pianis pada periode Harlem Renaissance. Gladys adalah seorang keturunan kulit hitam yang juga lesbian dan melakukan lintas busana. Ia mendapatkan perhatian ketika muncul di Clam House milik Harry Hansberry di New York pada tahun 1920-an. Dia mengenakan pakaian pria (termasuk tuksedo khas dan topi tinggi), bermain piano, dan menyanyikan liriknya sendiri.[2][3] Kehidupan awalBentley lahir pada 12 Agustus 1907 di Philadelphia, Pennsylvania. Ia adalah anak perempuan dari George L. Bentley, seorang Amerika, dan istrinya, Mary Mote, seorang Trinidadian.[4] Dalam artikel Ebony dari Bentley, dia menulis tentang masalah di rumah saat dia tumbuh dewasa dan hubungan antara dia dan ibunya.[5] Dia adalah anak tertua dari 4 bersaudara dalam keluarga berpenghasilan rendah dan selalu merasa tidak diinginkan atau ditolak karena ibunya sangat ingin dia dilahirkan sebagai anak laki-laki: "Ketika mereka memberi tahu ibu saya bahwa dia telah melahirkan seorang anak perempuan, dia menolak untuk menyentuh anaknya, dia bahkan tidak merawat saya dan nenek saya harus membesarkan saya selama 6 bulan dengan susu botol sebelum mereka dapat membujuk ibu saya untuk merawat bayinya sendiri."[6] Dia percaya bahwa tumbuh dengan perasaan ditolak membentuk perilakunya. Dia tidak pernah ingin seorang pria menyentuhnya, membenci saudara-saudaranya, mengenakan pakaian anak laki-laki, dan menaksir salah satu guru wanitanya di sekolah dasar. Dalam sebuah wawancara dengan majalah Ebony, Bentley menyatakan bahwa,"Sepertinya saya terlahir berbeda. Paling tidak, saya selalu berpikiran demikian."[7] Sejak usia dini, Bentley menentang perilaku normatif gender dan feminitas. Dia lebih besar dalam ukuran dan lebih suka memakai jas saudara laki-lakinya daripada gaun atau blus. Ia sering digoda oleh teman-teman sekelasnya dan sering dikucilkan oleh keluarga dan teman-temannya. Bentley ingat bermimpi dan tergila-gila dengan guru-guru perempuan sekolah dasar tetapi tidak memahami perasaan itu. Perilaku Bentley dipandang sebagai sesuatu yang abnormal dan "tidak mirip wanita" yang menyebabkan keluarganya mengirimnya ke dokter. Kemudian psikiater menilai perilaku Bentley sebagai "ketidakadilan sosial yang ekstrem." Karena ketidakmampuannya untuk merasa diterima oleh orang-orang disekitarnya dan juga ketidakmampuan keluarganya untuk menerimanya dirinya, Bentley melarikan diri dari rumah pada usia 16 dan memulai hidupnya di Harlem.[7] KarierDia pindah dari Philadelphia ke Harlem, sebuah lingkungan di New York City pada usia 16 tahun. Dia mendengar bahwa Clam House milik Harry Hansberry yang terlerak di 133rd Street adalah salah satu speakeasy gay paling terkenal di kota itu membutuhkan seorang pianis pria. Ini adalah ketika dia mulai tampil di pakaian pria ("kemeja putih penuh, kerah kaku, dasi kupu-kupu kecil, oxfords, jaket Eton pendek, dan rambut dipotong lurus ke belakang"). Gajinya pada saat itu dimulai dari AS$ 35 per minggu ditambah tip dan kemudian naik menjadi AS$ 125 per minggu. Klub itupin menganti namanya menjadi Barbara's Exclusive Club. Klub itu dinamakan setelah nama panggungnya pada saat itu, Barbara "Bobbie" Minton.[8] Dia kemudian mulai tampil di Ubangi Club di Park Avenue, dia mendapatkan pemain piano dan cukup sukses untuk memiliki "apartemen seharga $ 300 / bulan di Park Ave. Dengan pelayan dan mobil yang bagus" (walaupun beberapa mengatakan bahwa dia tinggal di penthouse salah satu kekasih lesbiannya).[9] Dia kemudian berkeliling untuk mengadakan pertunjukan termasuk ke Cleveland, Pittsburgh, Chicago, dan Hollywood, di mana dia sangat disukai oleh Cesar Romero, Hugh Herbert, Cary Grant, Barbara Stanwyck, dan selebriti lainnya. Bentley memiliki bakat luar biasa sebagai pemain piano, penyanyi, dan penghibur. Penampilannya "lucu, manis dan agak bersifat cabul". Dia banyak memainkan blues dan parodi dari lagu-lagu populer saat itu.[10] Pada 1933, Harry Hansberry dan Nat Palein menuntut Bentley untuk melarangnya membawa musiknya ke divisi Broadway. Bentley mencoba untuk bermain di Broadway tetapi tidak diterima dengan baik oleh para penonton. Tidak dapat mengekspresikan bakatnya di Broadway, ia terpaksa kembali ke Harlem pada tahun 1934 di mana ia kemudian bermain di Ubangi Club selama tiga tahun sebelum ditutup pada tahun 1937.[11][12] Seiring dengan perubahan peraturan tentang penjualan minuman alkohol di Amerika Serikat, Bentley teraksan harus pinda ke California. Seiring berjalannya waktu dan hukum federal yang terus berubah, ada waktu dimana Bentley harus membawa izin khusus untuk tampil dengan menggunakan pakaian pria. Dia sering dilecehkan karena mengenakan pakaian pria. Dia menyatakan bahwa dia telah menikahi seorang wanita kulit putih di Atlantic City. Bentley secara terbuka mengakui bahwa ia seorang lesbian pada awal kariernya. Tetapi selama Era McCarthy, ia mulai mengenakan gaun dan menikah dengan Charles Roberts, dalam upacara sipil di Santa Barbara, California, pada tahun 1952. Roberts kemudian membantah bahwa mereka pernah menikah.[13] Pada 15 Mei 1958, ia tampil sebagai kontestan di You Bet Your Life. Bentley menyatakan telah "disembuhkan" dengan menggunakan hormon wanita. Dalam upaya untuk menggambarkan "obat" untuk homoseksualitas, ia menulis esai, "I Am a Woman Again", untuk majalah Ebony di mana ia menyatakan telah menjalani operasi, yang "membantu mengubah hidupnya lagi".[14][15] Kehidupan pribadiPada 1931, Bentley menikah dengan seorang wanita kulit putih dengan upacara sipil di New Jersey yang identitasnya tetap tidak diketahui. Ketika dia pindah ke Los Angeles, dia menikah dengan J. T. Gipson, yang meninggal pada tahun 1952. Kemudian pada tahun yang sama di mana dia menikah dengan Charles Roberts, seorang juru masak di Los Angeles; mereka menikah di Santa Barbara, California. Mereka kemudian pergi berbulan madu di Meksiko, 5 bulan kemudian mereka bercerai. Roberts membantah pernah menikahinya.[16][17][18] Bentley meninggal karena pneumonia secara tak terduga di rumahnya di Los Angeles pada 8 Januari 1960, pada usia 52 tahun. Awalnya diyakini sebagai flu Asia tetapi kemudian berubah menjadi "pneumonia." Pada saat kematiannya, dia banyak terlibat dalam kegiatan gereja dan baru saja diangkat menjadi pendeta meskipun tidak pernah mendapatkan dokumen resmi.[19] Selain bakat dan kesuksesan musiknya, Bentley adalah sosok yang signifikan dan inspiratif bagi komunitas LGBT dan orang Afrika-Amerika. Karakter fiksi berdasarkan Bentley muncul dalam novel Parties karya Carl Van Vechten, novel oleh Clement Woods berjudul Deep River, dan novel Strange Brother karya Blair Niles.[20] Pada 2019, surat kabar The New York Times memulai seri yang disebut "Overlooked", di mana staf editorial berusaha untuk memperbaiki bias yang sudah lama ada dengan menerbitkan ulang berita kematian untuk minoritas dan perempuan bersejarah. Bentley adalah salah satu obituari utama di Overlooked.[21] Lokasi panggungBentley bermain di:
Daftar rekamanOkeh Records Di rekam pada 8 dan 31 Agustus 1928
Di rekam pada 15 November 1928 dan 26 Maret 1929
Victor
Excelsior Records Gladys Bentley Quintette, 1945
Swingtime Records
Flame Records
|