Ghuraba (Islam)Ghuraba atau Al-Ghurabaa (الغرباء al-Ghurabā’) adalah sebuah istilah eskatalogi dalam Islam yang disebutkan dalam hadis dan secara implisit menggambarkan bagaimana Muslim yang benar dianggap oleh masyarakat luas. Istilah Ghuraba secara harfiah berarti asing atau aneh. Gambaran UmumHadis paling otentik yang membahas Ghuraba secara rinci adalah Sahih Muslim. Dalam hadis ini, istilah Ghuraba digunakan baik sebagai kata benda yang dapat dihitung (merujuk pada orang-orang) maupun sebagai kata benda tak terhitung (merujuk pada konsep):[1]
Sahih Bukhari juga menyinggung sikap menjadi "asing" sebagai perilaku yang benar dalam narasi "Hiduplah di dunia ini seakan-akan kamu seorang asing atau seorang musafir." [2] Ulama Saudi, al-Ouda, menggambarkan Ghuraba sebagai orang-orang yang menyendiri atau kesepian.[3] Sebuah jurnal berbahasa Arab mendefinisikan istilah Ghuraba sebagai "orang asing".[4] DemografiAda hadis lain yang menyebutkan bahwa istilah Ghuraba mengacu pada kelompok kecil atau minoritas dalam masyarakat yang lebih luas. Ketika Nabi Muhammad ditanya siapa Ghuraba, beliau menjawab sebagai berikut:[1]
Hadis lainnya juga menggambarkan mereka sebagai orang-orang yang memperbaiki yang tersesat, sedangkan penentang mereka adalah mayoritas yang sering digambarkan nihilistik, sehingga cenderung kepada kejahatan.[1] Kitab SuciAl-Qur'an juga mengajarkan bahwa sikap paling saleh diwakili oleh arketipe yang eksentrik, aneh, dan tidak konformis, bukan yang konvensional, lazim, atau ortodoks:
SubkelompokPenjelasan kontemporer dan abad pertengahan tentang hadis Ghuraba telah memberikan berbagai arketipe tentang siapa yang termasuk dalam Ghuraba. Salah satu analis menggambarkan mualaf atau mereka yang kembali kepada Islam sebagai bagian dari Ghuraba jika mereka hidup di tengah masyarakat yang lahir dalam keluarga Muslim.[2] Ibn al-Qayyim menyebutkan Ghuraba sebagai individu eksentrik dan tidak konformis, mengklaim bahwa mereka dianggap aneh bahkan di antara sesama Muslim. Arketipe Ibn al-Qayyim tentang Ghuraba mengikuti pedigree chart dengan tingkatan: Muslim di tengah non-Muslim, Muslim yang teguh di tengah Muslim biasa, dan ulama Islam di tengah Muslim yang teguh.[2][6] Penggunaan SejarahPada tahun 1504, setelah pemaksaan konversi komunitas Muslim oleh Crown of Castile, Fatwa Oran dikeluarkan oleh mufti Ahmad ibn Abi Jum'ah. Fatwa tersebut menyebut komunitas Muslim di Granada sebagai al-ghuraba.[7] Referensi
|