GerilyaGerilya atau yang umumnya dikenal sebagai perang gerilya, merupakan cara berperang dengan menggunakan taktik pertempuran yang tidak konvensional, seperti bersembunyi-sembunyi, serangan mendadak atau penyergapan, dan bergerak dalam unit kecil.[1] EtimologiKata guerilla dalam bahasa Spanyol merupakan bentuk diminutif dari kata guerra (perang), makanya dapat dimaknai juga sebagai 'perang kecil'. Ciri KhasPerang gerilya adalah perang yang dilakukan secara sembunyi sembunyi, penuh kecepatan, sabotase dan biasanya dalam kelompok yang kecil tapi sangat fokus dan efektif. A.H. Nasution yang pernah menjabat pucuk panglima Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Darat (TNI-AD) menuliskan di buku "Pokok-pokok Gerilya".[2] Bagi tentara perang gerilya sangatlah efektif. Mereka dapat mengelabui,menipu atau bahkan melakukan serangan kilat. Taktik ini juga sangat membantu dan manjur saat menyerang musuh dengan jumlah besar yang kehilangan arah dan tidak menguasai medan. Kadang taktik ini juga mengarah pada taktik mengepung secara tidak terlihat (invisible). Sampai sekarang taktik ini masih dipakai teroris untuk sembunyi. Jika mereka menguasai medan mereka dapat melakukan: penahanan sandera, berlatih, pembunuhan, hingga menjadi mata-mata. Dan musuh dapat melakukan nomaden, yaitu berpindah-pindah dan menyerang secara bersembunyi tanpa ketahuan oleh lawan.Tokoh besar Indonesia dalam taktik gerilya adalah Jendral Soedirman. Jendral Soedirman membuat Belanda tidak bisa menang melawan pasukan gerilya Indonesia saat itu. Taktik ini kemudian dipakai oleh Ho Chi Minh dalam Perang Vietnam sehingga Vietnam Utara menang telak melawan Vietnam Selatan dan Amerika Serikat.[3] Taktik Gerilya juga digunakan banyak pasukan resistensi, seperti Pasukan Resistensi Spanyol dibawah pendudukan Napoleon Bonaparte. Taktik gerilya kurang lebih berlangsung secara diam diam, mematikan musuh dalam serangan kejutan. Sehingga menjebak musuh adalah hal yang paling utama dalam taktik gerilya. Perang Gerilya diyakini sudah ada sejak tahun 3100 sebelum masehi. Sebelum adanya taktik Perang Konvensional, strategis China, Sun Tzu, menyarankan penggunaan Gerilya dalam buku "The Art of War" (Seni dari Perang) miliknya. Daftar Referensi
|