Gerakan Pemuda Sulawesi TengahGerakan Pemuda Sulawesi Tengah (bahasa Inggris: Central Sulawesi Youth Movement) yang sering disingkat menjadi GPST, adalah sebuah gerakan milisi pro-pemerintah yang dibentuk untuk menghadapi pemberontakan Permesta dan Darul Islam di wilayah timur Sulawesi Tengah, khususnya di Poso, Morowali, dan Banggai, pada periode tahun 1957 hingga 1960. GPST sendiri didirikan pada tanggal 5 Desember 1957. Latar belakangPenduduk beragama Kristen di wilayah Danau Poso pada awalnya senang dengan kehadiran pasukan Kristen Permesta yang mengusir tentara Darul Islam dari wilayah Poso. Keadaan ini tidak berlangsung lama, saat pasukan Permesta mulai bertindak sewenang-wenang terhadap penduduk lokal, sekelompok milisi dari dataran tinggi yang disebut Gerakan Pemuda Sulawesi Tengah (GPST) dibentuk untuk melawan mereka.[1] PeristiwaKerusuhan PosoDalam masa-masa awal Kerusuhan Poso, jejak GPST kembali muncul. Pada malam hari tanggal 27 Desember 1998, mantan anggota GPST Herman Parimo dan pengikutnya menuju ke kota Poso dengan menggunakan truk bersama para pengikutnya —sebagian besar Protestan— dengan membawa panji GPST sambil menyanyikan himne selama mengitari kota.[2][3] Dave McRae dalam bukunya menyatakan bahwa, "simbol tersebut mengingatkan mereka bahwa orang tua mereka terbukti mampu [untuk membalas, jadi bagaimana dengan kami]", merujuk kepada jawaban dari seorang narasumber yang diwawancarainya terkait perlawanan GPST terhadap pemberontakan.[4] Referensi
Daftar pustaka
Sumber
|