Gemeinschaft dan GesellschaftGemeinschaft dan Gesellschaft (dalam bahasa Indonesia dipadankan menjadi paguyuban dan patembayan) adalah istilah yang diperkenalkan oleh sosiolog berkebangsaan Jerman, Ferdinand Tönnies, untuk membedakan dua ikatan sosial menjadi dua dikotomi tipe sosiologis. Gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama, anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat alami dan kekal. Biasanya paguyuban lahir dari dalam diri individu ditandai dengan rasa solidaritas dan identitas yang sama. Keinginan untuk berhubungan didasarkan atas kesamaan dalam keinginan dan tindakan.[1] Gemeinschaft dibagi menjadi tiga, yaitu:[2]
Sedangkan gesellschaft adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggotanya mempunyai hubungan yang sifatnya sementara dan disatukan oleh pemikiran yang sama. Gesselschaft ditentukan oleh kurwille (kehendak rasional) dan dilambangkan oleh masyarakat kosmopolitan modern dengan birokrasi pemerintah dan organisasi industri besar. Dalam gesellschaft, kepentingan pribadi yang rasional dan tindakan penghitungan melemahkan ikatan tradisional keluarga, kekerabatan dan agama.[1] Perbedaan Gemeinschaft dan GesellschaftHubungan gemeinschaft mudah ditemui pada masyarakat rural yang rata-rata masih bekerja sebagai petani. Tipikal masyarakat ini masih tradisonal dengan sistem kekeluargaan dan kekerabatan yang masih sangat kuat yang masih memegang tradisi yang mengedepankan prinsip berdasarkan nilai bersama. Komposisi masyarakat bersifat homogen dengan interaksi sosial bersifat emosional. Pembagian kerja masih sederhana dan tatanan sosial dibentuk oleh tradisi. Peran agama dalam pengorganisasian sosial masih dominan dan hubungan sosial didominasi oleh kerjasama.[3] Sedangkan pada hubungan gesellschaft mudah ditemui pada masyarakat urban. Tipikal masyarakat ini sudah mulai modern dan berorientasi ke industri yang ditandai dengan melemahnya tradsi. Sistem kekeluargaan dan kekerabatan melemah, tindakan sosial berdasarkan komando dan mengedepankan prinsip efisiensi. Komposisi masyarakat bersifat heterogen, dengan interaksi sosial bersifat rasional. Pembagian kerja bersifat kompleks dan tatanan sosial dibentuk oleh birokrasi. Pada masyarakat gesellschaft peran ilmu pengetahuan ilmiah dalam pengorganisasian sosial lebih dominan. Hubungan sosial masyarakat gesellschaft didominasi oleh kompetisi.[3] Referensi
|