Gembong, Babat, Lamongan
Gembong adalah sebuah desa di Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Desa Gembong terdiri atas tiga Dusun yaitu Dusun Gembong, Dusun Suruhan, dan Dusun Beru yang masing-masing dipimpin oleh Kepala Dusun yang termasuk dalam jajaran Perangkat Desa. Dari catatan sejarah asal usul yang dimiliki Desa Gembong, desa ini sedikitnya pernah dipimpin oleh delapan orang Kepala Desa, diantaranya adalah Joyo Karto yang hidup pada masa penjajahan Belanda hingga awal kemerdekaan Republik Indonesia, dari catatan sejarah yang ada Joyo Karto diketahui gugur sebagai pemimpin para pejuang dari wilayah desa Gembong dan sekitarnya pada saat terjadi Agresi Militer Belanda II, setelah beberapa tahun kemudian atas persetujuan keluarga dan kerabatnya makam beliau dibongkar dan dipindahkan di taman makam pahlawan di Lamongan. Selanjutnya kepemimpinan di desa dipegang oleh Karto Mujo, beliau memimpin dalam kurun waktu yang lama karena pada masa itu belum jelas aturan tentang masa jabatan kepala desa. Setelah Karto Mujo meninggal, kepemimpinan digantikan oleh Hadi Koesnan dan berakhir pada tahun sekitar 1996. Pada tahun 1996 dilaksanakan pemilihan kepala desa, dan dimenangkan oleh Machbub. Beliau memimpin sampai dengan tahun 2001. Selanjutnya pada tahun 2001 kepala desa terpilih adalah Mu'adi, beliau menjabat hingga tahun 2007. Pada tahun 2007 dilaksanakan pemilihan kepala desa selanjutnya dan dimenangkan oleh Bahrul Ulum, beliau menjabat sampai tahun 2013. Tahun 2013, pemilihan kepala desa dilaksanakan dengan dua orang calon yaitu Bahrul Ulum yang pada periode sebelumnya telah menjabat sebagai kepala desa dan seorang calon lainnya yaitu Siswo Muyoto yang notabene adalah perangkat Desa Gembong dengan jabatan Kasi Pemerintahan yang seharusnya belum mencapai usia purna tugas dari Surat Keputusan tentang pengangkatannya sebagai Perangkat Desa. Untuk itu Siswo Muyoto membuat surat pengunduran dirinya sebagai Perangkat Desa dan maju sebagai calon kepala desa, alhasil beliau terpilih dan berhasil menduduki kursi jabatan kepala desa hingga berakhir pada tahun 2019. Dan pada tahun 2019 diadakan pemilihan kepala desa selanjutnya yang diikuti oleh dua orang calon. Calon pertama yakni Sulaiman dan calon kedua adalah Maruji yang sama halnya seperti Siswo Muyoto yang berasal dari jajaran perangkat desa Gembong itu sendiri. Dalam hal ini Maruji memutuskan untuk mengambil cuti dengan catatan siap mengundurkan diri dari jabatan apabila terpilih sebagai kepala desa. Akan tetapi pemilihan dimenangkan oleh Sulaiman dan beliau menjabat sebagai kepala desa sejak tahun 2019 hingga saat ini. Demikian tentang perjalan kepemimpinan yang berhasil dicatat dalam sejarah desa Gembong. Sedangkan untuk Legenda asal usul terbentuknya desa Gembong sendiri setiap dusun memiliki cerita masing-masing yang sampai saat ini masih populer dan dipercaya oleh sebagian besar masyarakat di Dusun tersebut. Tentang wilayah, sebagian besar wilayah Desa Gembong merupakan lahan pertanian. Dari bagian paling barat sampai ke arah utara membentang lahan pertanian yang komoditas utamanya adalah padi. Adapun wilayah bagian timur dataran sedikit lebih rendah sehingga petani memanfaatkan pergantian musim sebagai alih fungsi lahan. Contohnya saat menjelang musim kemarau petani akan memanfaatkan lahan untuk menanam padi, sedangkan saat musim penghujan lahan akan berubah menjadi tambak ikan. Ikan yang sering dibudidayakan adalah jenis Bandeng , cyprinus carpio, mujair , nila, udang litopenaeus vanamei, puntius orphoides, dan lainnya. Sedangkan untuk permukiman penduduk tersebar dari bagian tengah sampai dengan bagian selatan yang berbatasan langsung dengan jalan Nasional yang sekaligus merupakan batas dari wilayah antara Desa Gembong dan Desa Datinawong Batas
Pranala luar
|