Francis J. Beckwith
Francis J. "Frank" Beckwith (lahir tahun 1960) adalah seorang pengajar, akademisi, apolog Kristen, dan filsuf Amerika Serikat. Ia saat ini menjabat sebagai Professor of Philosophy & Church-State Studies, Associate Director of the Graduate Program in Philosophy, dan Co-Director of the Program on Philosophical Studies of Religion in the Institute for Studies of Religion (ISR) di Baylor University, dan ia pernah menjabat sebagai Associate Director of Baylor’s J. M. Dawson Institute of Church-State Studies.[1] Beckwith berkarya dalam ranah etika sosial, etika terapan, filsafat hukum, dan filsafat agama. Beckwith dikenal sebagai pembela posisi pro-kehidupan terkait aborsi[2] dan pembolehan konstitusional atas pengajaran rancangan cerdas di sekolah-sekolah negeri.[3] Beckwith adalah seorang mantan fellow di Discovery Institute,[4] "pusat dari gerakan perancangan cerdas,"[5] dan seorang mantan anggota dewan penasihat untuk Intelligent Design and Evolution Awareness Center.[6] Pada tahun 2007, ia beralih keyakinan dari Evangelikalisme Protestan ke iman Katolik.[7] Pendidikan dan karierBeckwith lahir di New York City, Amerika Serikat. Ia adalah lulusan University of Nevada, Las Vegas (B.A. dalam bidang filsafat), Simon Greenleaf School of Law, Anaheim (M.A. dalam bidang apologetika), Fordham University (Ph.D. dan M.A. dalam bidang filsafat), dan Washington University School of Law, St. Louis (Master of Juridical Studies).[8] Sebuah versi ringkas dari tesis M.A. Beckwith tahun 1984 mengenai Iman Bahá'í dipublikasikan oleh Bethany House pada tahun 1985. Isu-isu etika sosial yang di dalamnya ia telah memberikan kontribusi misalnya pengaruh relativisme pada budaya masyarakat,[9] aksi afirmatif dan diskriminasi, pernikahan sejenis, bioetika pada umumnya (termasuk kloning), serta penafsiran atas isu-isu konstitusional yang bersentuhan dengan praktik dan kebebasan beragama, seperti dimasukkannya perancangan cerdas dalam kurikulum sains sekolah negeri. Beckwith pernah memegang sejumlah jabatan akademik di Whittier College (1996–1997) dan Trinity International University (1997–2002).[10] Pada bulan November 2005, Beckwith terpilih sebagai ketua Evangelical Theological Society (ETS), suatu organisasi profesional para teolog Protestan Injili. Pada bulan Mei 2007, Profesor Beckwith mengumumkan secara terbuka bahwa ia telah diterima dalam persekutuan penuh dengan Gereja Katolik, yang terlaksana pada akhir bulan April 2007, dan ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai ketua ETS sekaligus anggota komunitas tersebut, efektif per tanggal 7 Mei 2007.[7] Pada akhir tahun 2007, ia tercatat sebagai seorang fellow di Center for Bioethics & Human Dignity (CBHD);[11] dan seorang profesor di Baylor's Institute for the Studies of Religion (ISR).[12] Dia sekarang tinggal di Texas bersama istrinya. Perancangan cerdas dan Discovery InstituteBeckwith menyangkal kalau ia adalah seorang pendukung perancangan cerdas (intelligent design, ID), serta mengaku bahwa ketertarikannya sebatas pada persoalan hukum dan kultural yang diangkat oleh gerakan terkait.[13] Beckwith menyatakan bahwa kendati ia bersimpati pada gerakan perancangan cerdas, menurutnya gerakan itu secara keliru menerima "gagasan modern bahwa pandangan era Pencerahan akan sains merupakan paradigma pengetahuan".[14] Kritikus perancangan cerdas seperti Barbara Forrest menganggap Beckwith sebagai salah seorang pendukung.[15] Thomas More Law Center (TMLC), pembela Dover Area School District yang pro-ID dalam proses peradilan Kitzmiller v. Dover tahun 2005, menganggapnya cukup memenuhi syarat sebagai seorang pendukung sehingga memintanya untuk bersaksi sebagai seorang saksi ahli dalam kasus tersebut, namun ia menolaknya.[16] Beckwith sering berbicara mengenai pembolehan secara hukum atas pengajaran perancangan cerdas di kelas-kelas sains sekolah negeri, dengan alasan bahwa hal itu diperbolehkan secara hukum. Ia berargumen menentang putusan dalam perkara Kitzmiller v. Dover Area School District bahwa perancangan cerdas pada dasarnya bersifat agamawi, suatu bentuk kreasionisme, dan dengan demikian pengajarannya sebagai sains di sekolah-sekolah negeri melanggar Klausul Pendirian dalam Amendemen Pertama Konstitusi Amerika Serikat. Ia memberikan banyak justifikasi dan pertimbangan secara hukum di balik klaim Discovery Institute bahwa perancangan cerdas bukan merupakan suatu keyakinan religius. Selain itu, ia berpendapat bahwa motif-motif agamawi para pendukung kebijakan itu, yang menurutnya dijadikan pegangan oleh hakim dalam kasus tersebut, seharusnya tidak ada relevansinya dalam penilaian konstitusionalitas kebijakan itu, karena suatu motif merupakan suatu keyakinan dan, dalam konteks-konteks lainnya, pengadilan-pengadilan federal melarang penilaian pemerintah akan keyakinan-keyakinan.[17][18] Beckwith dikatakan terkait erat dengan kampanye-kampanye perancangan cerdas Discovery Institute, baik karena argumen-argumen dan tulisan-tulisannya sering kali diulang-ulang dan dipromosikan oleh Discovery Institute[19] maupun karena menerima dukungan dari institut itu selama kontroversi masa jabatannya.[20][21][22][23] Beckwith mengungkapkan dukungannya pada buku kontroversial From Darwin to Hitler, Evolutionary Ethics, Eugenics and Racism in Germany karya Richard Weikart, sesamanya fellow Discovery Institute.[24] Bagaimanapun, dalam sebuah artikel tahun 2010 yang dimuat di situs BioLogos Foundation, Beckwith menuliskan kegundahan hatinya dengan teori perancangan cerdas (ID) karena komitmennya pada filsafat Kristen klasik: "Saya telah mulai lebih mengapresiasi mengapa sejumlah filsuf Kristen (kebanyakan adalah Katolik), yang kesemuanya dipengaruhi oleh St. Thomas Aquinas, tidak pernah turut serta dalam tren ID. ... Saya telah tidak memikirkan sebaik-baiknya secara mendalam implikasi-implikasi dari ID pada filsafat Kristen akan alam. Untuk alasan ini, saya sekarang merasa yakin bahwa kegelisahan awal saya, dan yang semakin meningkat, dengan argumen-argumen Behe/Dembski tepatnya timbul karena filsafat Thomis saya tidak dapat mengakomodasi argumen-argumen mereka. ... Selama kurun waktu tersebut, saya mulai berpikir lebih kritis terhadap argumen-argumen Behe/Dembski ketika saya membawa filsafat Thomis untuk mencari keterkaitannya dengan argumen-argumen mereka."[25] BibliografiFrancis J. Beckwith in libraries (WorldCat catalog)
Lihat pulaReferensi
Sumber relevan lainnya
Pranala luar
|