Floyd Patterson (4 Januari 1935–11 Mei 2006) adalah seorang petinju profesional asal Amerika Serikat yang berkarier dari tahun 1952 hingga 1972. Dia dua kali menjadi juara dunia tinju kelas berat antara tahun 1956 dan 1962. Pada usia 21 tahun dia menjadi petinju termuda dalam sejarah yang memenangkan gelar, dan juga petinju kelas berat pertama yang mendapatkan kembali gelarnya setelah sempat kehilangan gelar. Ketika menjadi seorang petinju amatir, dia memenangkan medali emas di divisi kelas menengah pada Olimpiade Musim Panas 1952.
Patterson lahir pada tanggal 4 Januari 1935[1] dalam sebuah keluarga miskin di Waco, North Carolina. Dia adalah salah satu dari sebelas bersaudara. Savannah Joe Patterson adalah sepupu pertamanya yang berasal dari luar Arkansas, dia pergi dan berkunjung pada musim panas tahun-tahun awal. Sewaktu masih kecil, Floyd adalah anak yang nakal dan bermasalah. Keluarganya pindah ke Brooklyn, New York, dan di sana Floyd menjadi anak suka membolos dan pencuri kecil. Pada umur 10 tahun dia dikirim ke Wiltwyck School for Boys, sebuah lembaga pemasyarakatan untuk anak-anak di West Park, New York, yang dia anggap telah mengubah hidupnya. Dia tetap di sana selama hampir dua tahun. Dia belajar di sekolah menengah atas di New Paltz, New York dan di sana meraih kesuksesan dalam semua olahraga.[2]
Patterson mulai bertinju pada umur 13 tahun dan berlatih dengan Bedford-Stuyvesant Boxing Association Gym.[3] Tiga tahun kemudian dia memenangkan medali emas di divisi kelas menengah pada Olimpiade Helsinki 1952. Pada tahun yang sama dia juga memenangkan Kejuaraan Amatir Nasional Kelas Menengah dan Kejuaraan New York Golden Gloves Kelas Menengah.[4] Pada saat itu dia dilihat oleh Cus D'Amato, dan berlatih di Gramercy Gym.
Adik laki-laki Patterson yang bernama Raymond (lahir tahun 1942) juga menjadi petinju profesional di divisi kelas berat dan tinggal Gothenburg, Swedia, sejak tahun 1965.[5]
Hasil Olimpiade
Babak 16: Mengalahkan Omar Tebakka (Prancis) dengan angka, 3–0
Perempat final: Mengalahkan Leonardus Jansen (Belanda), pertandingan dihentikan pada ronde pertama
Semifinal: Mengalahkan Stig Sjölin (Swedia) dengan diskualifikasi pada ronde ketiga
Mengalahkan Vasile Tiță (Romania) dengan kemenangan KO pada ronde pertama
Rekor amatir Patterson adalah 40 kali menang (37 dengan KO) dan 4 kali kalah.
Patterson tangannya lebih tinggi, di depan wajahnya, daripada sebagian besar petinju. Para kolumnis olaharaga menyebut gaya Patterson itu sebagai gaya "peek-a-boo" atau 'ciluk ba'.
Karier professional
Patterson beralih ke tinju profesional dan terus naik ke jajaran atas. Satu-satunya kekalahan pada awal karier profesionalnya adalah kekalahan dari mantan Juara Dunia Kelas Berat Ringan, Joey Maxim, dalam pertandingan delapan ronde yang digelar tanggal 7 Juni 1954 di Eastern Parkway Arena di Brooklyn, New York. Patterson kalah angka dalam pertandingan tersebut.
Kejuaraan
Meskipun Patterson bertanding dengan bobot tubuh di sekitar batas maksimal kelas berat ringan dalam sebagian besar pertandingan awalnya, dia dan manajernya, Cus D'Amato, selalu punya rencana bertanding dalam perebutan gelar juara kelas berat. Pada kenyataannya, D'Amato dengan jelas mengungkapkan rencana itu pada tahun 1954, ketika dia berkata kepada media bahwa Patterson menginginkan gelar kelas berat.[6] Namun, setelah Rocky Marciano mengumumkan pensiunnya sebagai Juara Dunia Tinju Kelas Berat World pada tanggal 27 April 1956, Patterson mendapatkan status penantang teratas di kelas berat ringan oleh majalah The Ring. Setelah pensiunnya Marciano diumumkan, Jim Norris dari International Boxing Club menyatakan bahwa Patterson adalah salah satu dari enam petinju yang akan ambil bagian dalam turnamen eliminasi untuk menentukan penerus gelar Marciano. The Ring kemudian menempatkan Patterson sebagai nomor lima dalam pemeringkatan di kelas berat.[7]
Patterson vs. Moore
Setelah mengalahkan Tommy "Hurricane" Jackson dalam pertandingan eliminasi, Patterson menghadapi Juara Kelas Berat Ringan, Archie Moore, pada tanggal 30 November 1956 dalam pertandingan perebutan gelar Juara Dunia Kelas Berat. Dia membuat Moore KO pada ronde kelima dan menjadi Juara Dunia Kelas Berat termuda dalam sejarah. Kala itu dia berusaia 21 tahun, 10 bulan, 3 minggu, dan 5 hari. Dia adalah pemegang medali emas Olimpiade pertama yang memenangkan gelar juara tinju profesional kelas berat.
Patterson vs. Johansson I, II, & III
Setelah menjalani sejumlah pertandingan untuk mempertahankan gelar dengan melawan beberapa penantang papan bawah (Hurricane Jackson, Pete Rademacher, Roy Harris,[8] dan Brian London), Patterson bertemu dengan Ingemar Johansson, petinju asal Sweden yang kala itu berstatus sebagai penantang pertama. Ini adalah pertandingan pertama dari tiga perjumpaan mereka. Johansson mengalahkan Patterson pada tanggal 26 Juni 26 1959. Wasit Ruby Goldstein menghentikan pertandingan pada ronde ketiga setelah petinju asal Swedia itu merobohkan Patterson tujuh kali. Johansson menjadi petinju Swedia pertama yang menjadi Juara Dunia Kelas Berat, dan menjadi pahlawan nasional karena merupakan petinju Eropa pertama yang mengalahkan petinju Amerika dalam perebutan gelar juara sejak tahun 1933.
Patterson menang KO atas Johansson pada ronde kelima dalam pertandingan kedua mereka yang digelar tanggal 20 Juni 1960. Dia menjadi petinju pertama dalam sejarah yang kembali mendapatkan gelar Juara Dunia Tinju Kelas Berat Tak Terbantahkan. Johansson roboh di kanvas dengan keras. Dia seperti pingsan sebelum mendarat dengan punggungnya. Dengan mata sayu dan darah yang menetes dari mulutnya serta kaki yang gemetaran, dia dinyatakan KO. Johansson terbaring tidak sadar selama lima menit sebelum dibantu untuk duduk di atas kursi.
Pertandingan ketiga di antara mereka digelar tanggal 13 Maret 1961. Meskipun Johansson sempat merobohkan Patterson, Patterson berhasil mempertahankan gelarnya dengan kemenangan KO pada ronde keenam dalam pertandingan terakhir mereka. Dalam pertandingan itu, Patterson dua kali dijatuhkan, sedangkan Johansson sekali pada ronde pertama. Johansson mendaratkan tangannya di atas pukulan jab kiri Floyd. Bangkit setelah jatuh untuk kedua kalinya, Floyd meninggalkan jabnya dan melancarkan pukulan hook kiri yang merobohkan Johansson. Setelah itu, Patterson mulai menyerang dengan pukulan kuat ke arah badan yang membuat letih Johansson. Pada ronde keenam, Johansson memukul Patterson dengan pukulan tangan kanan yang keras. Namun, kekuatan pukulan Ingemar telah hilang. Dalam pertandingan itu, Patterson menang KO pada ronde keenam.[9]
Setelah pertandingan ketiga melawan Johansson, Patterson mempertahankan gelarnya di Toronto pada tanggal 4 December 1961. Dia melawan Tom McNeeley dan menang KO pada ronde keempat.[10][11] Namun, dia tidak melawan penantang nomor satu, yakni Sonny Liston. Ini sebagian karena Cus D'Amato tidak ingin Patterson berada dalam satu ring dengan seorang petinju yang punya hubungan dengan mafia. Alhasil, D'Amato menolak pertandingan apa pun yang melibatkan IBC. Pada akhirnya, karena sengketa uang dengan Jimmy Jacobs, Patterson tidak lagi mempekerjakan D'Amato sebagai manajernya dan setuju untuk melawan Liston.
Patterson vs. Liston I & II
Menjelang pertandingan, Liston dijagokan dalam taruhan, meskipun Sports Illustrated memprediksi Patterson bakal menang dalam pertandingan 15 ronde. Jim Braddock, Jersey Joe Walcott, Ezzard Charles, Rocky Marciano, dan Ingemar Johansson menjagokan Patterson menang. Pertandingan itu juga membawa sejumlah implikasi sosial. Hubungan Liston mafia diketahui luas dan NAACP khawatir harus berurusan dengan about having to deal with Liston's visibility sebagai juara dunia dan mendesak Patterson untuk tidak melawan Liston, takut kemenangan Liston bakal mengganggu gerakan hak sipil.[12] Patterson berujar bahwa John F. Kennedy juga tidak ingin dia melawan Liston.[13]
Gelar Patterson direbut Liston di Chicago pada tanggal 25 September 1962 karena kalah KO pada ronde pertama di depan 18.894 penonton. Dua petinju itu terlihat sangat berbeda. Di dalam ring, ukuran tubuh Liston dan kekuatannya terbukti terlalu besar untuk dilawan dengan kecerdikan dan kelincahan Patterson. Namun, Patterson tidak memanfaatkan kecepatannya. Menurut penulis Sports Illustrated, Gilbert Rogin, Patterson cukup banyak memukul dan kerap berusaha merangkul Liston. Liston berulang kali memukul keras Patterson pada area badannya dan kemudian dikurangi, selanjutnya melancarkan dua pukulan hook tinggi ke arah kepala Patterson. Hasilnya adalah kemenangan KO tercepat ketiga dalam sejarah tinju.[14] Setelah dibuat KO, Patterson pergi dari Comiskey Park di Chicago dengan mengenakan kacamata hitam dan janggut palsu dalam perjalanan pulang ke New York. Selepas pertandingan itu, muncul pertanyaan apakah pertandingan tersebut telah diatur demi bisa mengelar pertandingan ulang yang lebih banyak menghasilkan uang. Dalam semalam, Patterson tampak kehilangan dukungan dari publik karena cepat sekali dibuat KO.[15] Meskipun kalah, Patterson mengantongi $2 juta, to be paid over 17 years.[16]
Pertandingan kedua direncanakan digelar pada bulan April 1963. Namun, Liston mengalami cedera lutut setelah mengayunkan tongkat golf club sehingga pertandingan diundur tiga bulan hingga tanggal 22 Juli 2963. Di Las Vegas malam itu, Patterson berusaha menjadi petinju pertama yang memenangkan gelar kelas berat sebanyak tiga kali. Sayangnya, Liston kembali membuatnya KO pada ronde pertama. Patterson bertahan empat detik lebih dalam daripada saat pertandingan pertama.
Setelah kehilangan gelar
Setelah kekalahan yang didapatkannya, Patterson mengalami depresi. Namun, dia pada akhirnya pulih dan kembali memenangkan sejumlah pertandingan, termasuk kemenangan besar atas Eddie Machen dan George Chuvalo. Pertandingan antara Patterson dan Chuvalo memenangkan penghargaan "Fight of the Year" dari majalah The Ring.[17]
Muhammad Ali
Patterson kini menjadi penantang nomor satu bagi Muhammad Ali yang berstatus juara dunia. Pada tanggal 22 November 1965 di Las Vegas dia kembali berusaha menjadi petinju pertama yang memenangkan gelar juara dunia sebanyak tiga kali. Patterson bertanding dalam keadaan sendinya mengalami sacro-iliac dalam pertandingan yang didominasi oleh Ali.[18] Ali menyebut Patterson sebagai "Paman Tom" karena menolak memanggilnya Muhammad Ali (Patterson terus memanggil Ali sebagai Cassius Clay) dan sikapnya yang blak-blakan terhadap muslim kulit hitam.[19] Sebelum pertandingan, Patterson telah berkata:
"Pertandingan ini adalah perang salib untuk merebut kembali gelar dari muslim kulit hitam. Sebagai penganut Katolik, saya melawan Clay sebagai sebuah kewajiban patriotis. Saya akan mengembalikan gelar ke Amerika."
Bukannya mencari kemenangan cepat, Ali justru mengolok-olok dan menyiksa Patterson sepanjang pertandingan itu. tetapi tidak bisa membuat Patterson KO sebelum wasit mengentikan pertandingan pada ronde kesepuluh.[20][21]
Penghujung karier
Patterson tetap menjadi penantang yang sah. Pada tahun 1966 dia pergi ke Inggris dan menang KO atas petinju Inggris Henry Cooper pada ronde keempat di Wembley Stadium.
Ketika Ali dicopot gelarnya karena menolak wajib militer, World Boxing Association menggelar turnmaen dengan delapan peserta untuk menentukan pewaris gelar Ali. Patterson melawan Jerry Quarry tahun 1967 dan mendapatkan hasil imbang. Pada pertandingan kedua yang digelar empat bulan kemudian, Patterson kalah secara kontroversial. Quarry menang angka dalam pertandingan berlangsung 12 ronde. Kemudian, pada pertandingan ketiga dan keempat dalam upaya terakhirnya untuk memenangkan gelar sebanyak tiga kali, Patterson dikalahkan secara kontroversial oleh Jimmy Ellis melalui keputusan juri. Pada pertandingan yang berlangsung 15 ronde dan digelar di Stockholm, Swedia, tahun 1968 itu Patterson sempat mematahkan hidung Ellis dan menjatuhkannya, meski diperdebatkan.
Pada bulan September 1969 dia menceraikan istri pertamanya, Sandra Hicks Patterson, yang memintanya untuk gantung sarung. Saat itu dia masih berharap bisa mendapatkan gelar lagi.
Patterson terus bertinju, dan pada awal tahun 1972 dia mengalahkan Oscar Bonavena dalam pertandingan ketat yang berlangsung selama sepuluh ronde.
Dalam pertandingan kedua melawan Muhammad Ali untuk memperebutkan gelar kelas berat versi NABF, Patterson tidak bisa meneruskan pertandingan setelah memasuki ronde ketujuh. Saat itu dia masih kompetitif, tetapi mengalami luka robek pada area mata. Pertandingan itu digelar tanggal 20 September 1972 dan Patterson telah berusia 37 tahun.[23] Itu menjadi pertandingan terakhir Patterson meskpun dia tidak pernah mengumumkan pensiun.
Pensiun
Setelah pensiun, dia dan Ingemar Johansson menjadi sahabat baik. Setiap tahun mereka saling berkunjung dengan terbang menyeberangi Samudra Atlantik. Patterson menjabat dua kali sebagai Ketua New York State Athletic Commission.[24] Dia juga dimasukkan ke dalam International Boxing Hall of Fame tahun 1991.[25]
Patterson tinggal lama di New Paltz, New York, bersama dengan istri keduanya, Janet Seaquist.[26] Mereka dikaruniai dua putri bernama Jennifer dan Janene.[27] Pada tahun 1982 dan 1983 dia mengikuti Stockholm Marathon bersama dengan Ingemar Johansson.[28] Dia menyelesaikan 1983 New York City Marathon dalam waktu 3:35:27.[29]
Putra yang diadopsinya, Tracy Harris Patterson, menjadi juara dunia tinju era 1990-an dan sempat dilatih oleh Petterson. Mereka adalah ayah dan anak pertama yang memenangkan gelar juara dunia tinju.[30] Pattersonn juga melatih Donovan "Razor" Ruddock, petinju kelas berat asal Kanada, pada tahun 1992 untuk mempersiapkan pertandingannya melawan Greg Page, Phil Jackson, dan Lennox Lewis.[31]
Lapangan sepak bola New Paltz High School diberiinama namai "Floyd Patterson Field" pada tahun 1985.[32]
Meninggal
Patterson mengidap penyakit Alzheimer' dan kanker prostat pada tahun-tahun terakhir hidupnya. Dia meninggal di rumahnya di New Paltz tanggal 11 Mei 2006 pada usia 71 tahun.[33] Jenazahnya dimakamkan di New Paltz Rural Cemetery di New Paltz, Ulster County, New York.[34][35]
Kutipan
"Mudah melakukan segalanya saat menang. Kekalahan seorang pria-lah yang mengungkap jati dirinya."[36]
"Mereka berkata saya adalah petinju paling sering dipukul roboh, tapi saya juga paling sering bangkitt."[37] (Kutipan ini digunakan dalam episode sepuluh serial TV V tahun 2009)
"Ketika kalian punya jutaan dolar, kalian juga punya jutaan teman."[38]
Tentang tinju: "Itu seperti sedang jatuh cinta kepada seorang wanita. Dia bisa tidak setia, dia bisa menjadi kejam, dia bisa menjadi bengis, tetapi itu tak penting, jika kamu mencintainya, kamu menginginkannya, bahkan meski dia bisa melakukan segala yang berbahaya kepadamu. Itu sama seperti aku dan tinju. Tinju bisa melakukan segala hal yang membayakanku, tetapi aku menyukainya."[39]
^Daniel, Dan (August 2005). ""I Won't Be Back," Says Marciano". The Ring. 84 (8): 90–91.
^"Tale of the tape". Spokane Daily Chronicle. Washington. Associated Press. August 18, 1958. hlm. 15. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-21. Diakses tanggal 2022-04-17.
^"Patterson defends his title". Lewiston Morning Tribune. (Idaho). Associated Press. December 4, 1961. hlm. 6. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-22. Diakses tanggal 2022-04-17.
Victory Over Myself by Floyd Patterson with Milton Gross. Published by Bernard Geis Associates, distributed by Random House, 1962. Library of Congress Catalog Number: 62-15657.