Es oyen

Es oyen
Es oyen

Es oyen adalah minuman dingin yang terdiri dari campuran berbagai macam buah-buahan segar, biji-bijian, dan bahan pelengkap lainnya yang disajikan dengan es serut dan sirup manis. Minuman ini memiliki tekstur yang beragam dan rasa yang menyegarkan, membuatnya menjadi pilihan favorit untuk melepas dahaga di hari yang panas.

Nama "oyen" sendiri memiliki beberapa versi asal-usulnya. Ada yang mengatakan bahwa nama tersebut berasal dari nama penjual es campur di Bandung yang bernama Pak Oyen. Versi lain menyebutkan bahwa nama oyen terinspirasi dari nama burung peliharaan milik sang pencipta es ini. Terlepas dari asal-usul namanya, es oyen telah menjadi ikon kuliner Bandung yang dikenal luas.

Ciri khas es oyen adalah kombinasi bahan-bahan yang beragam, mulai dari potongan buah segar seperti alpukat, nangka, dan kelapa muda, hingga bahan pelengkap seperti pacar cina (sagu mutiara), kolang-kaling, dan agar-agar. Semua bahan ini disajikan dengan siraman sirup manis dan susu kental manis, serta es serut yang melimpah, menciptakan harmoni rasa dan tekstur yang menggoda.

Sejarah

Sejarah es oyen tak bisa dilepaskan dari perkembangan kuliner di Kota Bandung. Minuman segar ini mulai dikenal luas pada tahun 1950-an, ketika seorang pedagang bernama Haji Bashar Sudjana bersama istrinya, Tati Sutihat, memulai usaha sirup sekoteng di Bandung setelah pindah dari kampung halamannya di Garut. Awalnya, Bashar Sudjana berjualan es sekoteng dengan cara dipikul dan menggunakan gerobak. Lokasi usahanya berpindah-pindah hingga akhirnya pada tahun 1962, ia menemukan tempat yang cocok di Jalan Sukajadi No. 18. Di sinilah cikal bakal es oyen mulai berkembang.

Nama "Oyen" sendiri memiliki cerita menarik. Menurut buku "200 Ikon Bandung: Ieu Bandung, Lur!" yang terbit pada tahun 2010, nama tersebut diberikan oleh seorang pelukis asal Yogyakarta pada tahun 1970. Pelukis tersebut melukis wajah Bashar di atas kanvas, dan lukisan itu sempat dipajang di salah satu kios Bashar di depan RS Immanuel, Jalan Kopo, meski akhirnya rusak karena suatu sebab.

Seiring waktu, es oyen semakin populer dan mulai diadopsi oleh berbagai pedagang kaki lima dan kedai es di Bandung. Popularitasnya terus meningkat hingga akhirnya menyebar ke berbagai kota di Indonesia, menjadikannya salah satu ikon kuliner Bandung yang dikenal luas. Perkembangan es oyen juga tak lepas dari kreativitas para pedagang yang terus berinovasi dengan menambahkan berbagai bahan dan varian rasa baru. Hal ini membuat es oyen tetap relevan dan disukai hingga saat ini, bahkan oleh generasi muda yang mungkin belum mengenal sejarah panjangnya.[1]

Referensi

Kembali kehalaman sebelumnya