Elpamas
Elpamas adalah grup band yang berasal dari daerah Pandaan, sebuah kota kecil yag terletak 55 km kearah Selatan dari Surabaya, dan 30 km dari Malang, Jawa Timur. Awalnya nama Elpamas merupakan singkatan dari "Elektronik Payung Mas", nama sebuah toko elektronik milik Anthony De Pamas alias Khoh An yang menyuplai peralatan band untuk para personel Elpamas. Namun, kemudian kepanjangan nama Elpamas diplesetkan ke dalam bahasa Jawa, yaitu Elek-elek Pandaan Mas, dengan formasi awal yang terdiri dari: Edi Daromi (keyboard), Didiek Sucahyo (bass), Rush Tato (drum), Totok Tewel (gitar) dan 2 vokalisnya yaitu Abdullah Gowie dan Ecky Lamoh. Sebagai grup musik yang mengawali karirnya lewat aliran dangdut lalu beralih ke aliran rock, Elpamas terkenal sering berganti vokalis. Kurang lebih ada 9 kali pergantian yang mencatat nama-nama antara lain seperti Giponk (Mashur), Dollah Gowie, Baruna Priyotomo, Ecky Lamoh dan Natallow Putut. Bahkan, Andy Liany sempat pula bergabung walaupun tidak sempat masuk dapur rekaman.[1] Pada tahun 1985, Elpamas menjuarai Festival Rock II se-Indonesia yang diprakarsai oleh Log Zhelebour.[2] Dari situlah nama mereka mulai dikenal oleh masyarakat luas terlebih gitaris mereka Totok Tewel meraih 3 kali berturut-turut menjadi The Best Guitarist di ajang tersebut. Sayangnya, album pertama mereka (Dinding-Dinding Kota) yang rilis tahun 1989. Namun, album pertama kurang laku di pasaran karena musik yang mereka mainkan mencuri-curi dari musik band luar negeri. Pergantian sang vokalis terjadi lagi ketika Baruna Priyotomo memilih keluar dan kemudian digantikan oleh Doddy Keswara Katamsi di album kedua (Tato) tahun 1991. Lalu, di album ketiga Ecky Lamoh kembali menjadi vokalis. Album ketiga (Bos Kami Makan Apa ?) ini bisa dikatakan gagal, tapi tak meredamkan nyali mereka untuk berkarya. SejarahNama Elpamas tadinya merupakan kependekan dari "Elektronik Payung Mas", yang merupakan nama sebuah toko elektronik milik Anthony De Pamas (Khoh An) yang menyuplai peralatan band buat para personel Elpamas. Belakangan, kepanjangan nama Elpamas diyakinkan ke kota asal mereka, yaitu Elek-elek Pandaan Mas. Karena band ini memang berasal dari daerah Pandaan, Pasuruan (Jawa Timur). Kalimat Elpamas itupun apabila vokal dan konsonannya dibolak-balik bisa menjadi "PEMALAS", mungkin gambaran dari proses kreatif mereka yang demikian.Kurang berjuang dan agak bermalas-malasan. Awal terbentuk, sekitar tahun 1983, Elpamas tidak langsung memainkan musik rock. Lewat panggung-panggung tingkat RT dan "tanggapan mantenan atau khitanan" dari kampung ke kampung, Elpamas dikenal luas sebagai kelompok yang mengusung musik dangdut. Cukup lama juga Elpamas bermain musik dangdut. Karena tergiur oleh hadiah yang akan diberikan oleh sebuah festival rock yang digelar oleh Log Zhelebour mereka pun ganti haluan. Elpamas mulai berjuang mati-matian sebagai grup rock yang merangkak dari bawah benar. Mereka berhasil merebut gelar Juara III di “Festival Rock Se-Indonesia” tahun 1984. Bahkan saat event tersebut digelar lagi pada tahun 1985 dan 1986, Elpamas yang waktu itu diperkuat oleh Dollah Gowi (vokal), Totok Tewel (gitar), Didiek Sucahyo (bas), Edi Darome (kibor) dan Rush Tato (drum). Kemudian Elpamas sering tampil di pentas-pentas musik besar, antara lain mendampingi God Bless pada "Tour Raksasa Gudang Garam", tahun 1989. Karena bertemu dengan Sawung Jabo, menjadikan para personil Elpamas berkumpul dengan komunitas Bengkel Teater Rendra. Di Bengkel Teater, itulah agaknya mereka mulai bersentuhan dengan intelektual dan kecerdasan berpikir. Bertemu dengan seniman-seniman yang punya kapasitas. Walau pada kenyataannya, mereka terkadang masih sulit menerima pikiran berkesenian yang penuh dengan literatur. Sehingga pola puritannya tidak juga hilang. Mungkin karena mujur, lantas lewat peran Virgiawan Listianto yang lebih dikenal dengan Iwan Fals (menyamar sebagai Pitat Haeng), Elpamas menyanyikan lagu karya Iwan yang berjudul "Pak Tua". Karena liriknya yang menyindir keras pada penguasa Orde Baru "Soeharto", Elpamas pun dicekal. Sungguh hal yang luar biasa untuk urusan eksistensi bagi kelompok band yang berasal dari kampung itu. Sebagai orang kampung, tetaplah mereka memiliki perasaan takut tidak makan dengan peristiwa tersebut. Sebelum mereka mencium bau harum ibukota dan kecerdasan pola pikir Jakarta, album perdana mereka yang bertajuk "Dinding-Dinding Kota" cukup memprihatinkan. Hampir semua musik dalam album itu menjiplak dari kelompok musik dunia, mulai dari : Deep Purple, Ozzy Osbourne, Pink Floyd, Yngwie J. Malmsteen, Iron Maiden dan masih banyak lagi kelompok musik yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Elpamas sering sekali berganti formasi sehingga memengaruhi kestabilan grup. Sehingga baru 6 album yang dihasilkan dalam waktu 15 tahun. Misalnya posisi vokalis. Elpamas sudah sembilan kali ganti vokalis. Di antaranya, ada nama Giponk, Dollah Gowi (2 nama ini tak sempat masuk dapur rekaman), Baruna (sempat membentuk kelompok Legend Bee dan kini mengibarkan grup Jagad) dan Ecky Lamoh (eks vokalis Edane). Bahkan, Andy Liany sempat pula bergabung, meski tidak sempat masuk rekaman. Sementara itu, Doddy Keswara masuk formasi setelah disodorkan oleh Baruna. Selain karena mereka memang kurang dalam kapasitas musikal, serta kurang produktif, mereka juga tak banyak mengeluarkan album rekaman. Waktu Elpamas justru lebih banyak tersita untuk ngamen di kafe-kafe (mungkin sebuah romantisme lama mereka yang main dari kampung ke kampung itu tetap menjadi kegelisahan batiniahnya). Belum lagi beberapa personelnya banyak terlibat ke proyek lain karena memang butuh uang. Totok Tewel misalnya. Bersama Doddy Keswara, ia turut memperkuat grup Kantata, milik Setiawan Djody dan sesekali mengisi gitar untuk beberapa penyanyi solo. Dengan banyak bermunculan grup musik baru, justru memacu mereka untuk tetap berupaya mempertahankan eksistensi diri. Salah satu jalan yang ditempuh oleh Elpamas untuk mengisi perut karena mulai sepinya pentas mereka adalah mereka memilih ngamen di kafe-kafe dengan membawakan lagu dari grup legendaris tahun 70-an seperti Deep Purple, Led Zeppelin, Uriah Heep, Yes dan Kansas. Setelah merilis Dongeng, Didik Sucahyo dengan ambisi yang cukup berapi-api cabut dari Elpamas untuk lebih memilih tinggal di Belanda dan memperbaiki nasib hidupnya di negeri Kincir Angin itu. Siapa tahu, dia bisa jadi orang terkenal atau bisa jadi orang kaya disana. Posisinya sempat digantikan oleh Edot, mantan bassist Q-Red (grup Totok sebelum bergabung di Elpamas). Kini, posisi ini kemudian diisi oleh Harto. Sementara di jajaran vokal, Ami Roez dan Decky Sompotan masuk menggantikan Doddy Keswara yang mengundurkan diri setelah album Dongeng dirilis. Amir Roez sendiri bukanlah nama baru di dunia musik Indonesia. Sebelum bergabung di Elpamas, vokalis asal Solo ini pernah tercatat sebagai vokalis grup Dimensi, band yang antara lain diperkuat oleh Yuke Sumeru dan Donny Suhendra. Ia juga pernah ngamen bersama Anto Hoed (bassist Potret), Kadek Rahardika dan Lian Panggabean mengibarkan 2GT2. Bahkan, sebuah album solo berjudul Goyang Dunia pernah pula ia lahirkan. Di Elpamas, Amir mengaku sudah tidak asing dengan personelnya, terutama Totok Tewel. Ia sudah kenal Totok sejak keduanya terlibat penggarapan lagu soundtrack untuk film “Macan Kampus”. Pada bulan April 2003, Elpamas merilis album 60 KM/Jam dengan personel Totok Tewel, Tato, Edi Daromi, Harto dan 2 vokalis yaitu Amiroez dan Decky Sompotan. Personel
Diskografi
Referensi
|