Elang-rawa katak
Elang-rawa katak (Circus aeruginosus) adalah elang migran berukuran besar yang dapat ditemukan di wilayah Erasia dan Afrika. Spesies ini merupakan salah satu satwa dilindungi di Indonesia.[1] DeskripsiSeperti kebanyakan elang-rawa yang lain, ukuran tubuhnya besar dengan rentang sayap yang relatif lebar, ketika terbang meluncur sayapnya berbentuk huruf "V". Kepala dan tengkuk berwarna kekuningan. Bagian atasnya berwarna coklat gelap yang seragam, pada bagian tunggir berwarna coklat pucat yang terlihat jelas. Bagian bawah berwarna coklat, agak lebih cerah dari pada bagian atas tubuh. Sayap relatif lebar, sayap atas bergaris kekuningan, bulu primer keputih-putihan dengan ujung bulu sayap berwarna gelap. Bulu sekunder berwarna coklat gelap, penutup sayap besar coklat tua sedangkan penutup sayap kecil berwarna kekuningan dan pada beberapa individu sama dengan warna pada kepala dan tengkuk. Bulu bagian bawah bergaris coklat seragam dan berwarna sama dengan bulu di tubuhnya. Ekor coklat merata, agak lebih pucat dari pada bulu di tubuh. Warna paruh keabu-abuan.[2] HabitatSesuai namanya, burung ini banyak menghuni wilayah lahan basah. Lahan terbuka lainnya seperti padang rumput yang berbatasan dengan wilayah rawa juga merupakan habitatnya. Elang rawa-katak adalah burung yang teritorial pada musim berbiak, meski pada saat musim dingin akan kurang bersosialisasi tidak seperi elang-rawa lainnya yang berkelompok dalam jumlah besar.[3] Perilaku ini dikaitkan dengan pemilihan habitat, elang-rawa katak yang hidup di padang rumput akan berkumpul pada sumber makanan misalnya saat terjadi ledakan hama belalang. Meski demikian, di Taman Nasional Keoladeo di India, sekira 100 elang-rawa Erasia diamati bertengger setiap November hingga Desember pada pada rumput yang didominasi oleh rumput Desmostachya bipinnata dan akar wangi. Jika terdapat gangguan dari manusia, mereka akan bertengger pada eceng gondok yang mengapung. Perilaku memilih tempat bertenggger ini kemungkinan untuk memberi peringatan awal terhadap predator.[4] PersebaranBurung ini memiliki rentang persebaran dari Eropa dan Afrika bagian barat laut hingga Asia Tengah dan Timur Tengah bagian utara. Hampir setiap negara Eropa merupakan wilayah berbiaknya, tetapi tidak termasuk bagian bergunung dan Skandinavia yang dekat dengan Arktika. Meski termasuk jarang ditemui, tetapi persebarannya luas mulai dari Britania hingga bagian timur Skotlandia.[5] Di Timur Tengah, burung ini dapat ditemukan di Turki, Iraq, dan Iran. Sementara di Asia Tengah burung ini menghuni Tiongkok barat laut, Mongolia, dan Danau Baikal di Siberia. Populasinya tidak menetap dan cenderung mengembara. Beberapa populasinya menghabiskan musim dingin di bagian selatan dan barat Eropa, sementara populasi lainnya mengembara ke Sahel, Sungai Nil, dan Danau-danau Besar di Afrika, atau ke Timur Tengah seperti Arab Saudi, India, dan Myanmar. Subspesies penetap menghuni Maroko, Aljazair, dan Tunisia. Burung ini juga mencapai Islandia, Azores, Malaysia, dan, Jawa,[6] Sumatera. Terdapat catatan dari Amerika bahwa seekor elang-rawa katak yang dilaporkan 4 Desember 1994 di Suaka Margasatwa Nasional Chincoteague tetapi disangsikan. Pada musim dingin 2002/2003 terdapat catatan yang terkonfirmasi dari Guadeloupe, dari Suaka Margasatwa Laguna Cartagena di Puerto Riko pada awal 2004 dan Januari/Februari 2006,[7][8] dan dari Bermuda pada Desember 2015.[9] Perilaku berbiakPermulaan musim berbiak beragram mulai dari pertengahan Maret hingga awal Mei. Burung pemangsa jantan akan berpasangan dengan dua atau terkadang tiga betina. Ikatan antar pasangan ini umumnya akan berlangsung hingga musim berbiak, tetapi beberapa pasangan akan berpasangan untuk beberapa tahun. Sarangnya diletakkan di tanah, terbuat dari ranting-ranting dan rerumputan. Biasanya sarang akan dibangun pada gelagah, tetapi mereka juga membangun di atas lahan yang gembur. Normalnya, burung elang-rawa katak akan bertelur sebanyak tiga hingga butir. Telur berbentuk lonjong, berwarna putih dengan semburat warna biru kehijauan ketika baru dikeluarkan. Telur-telur ini akan dierami selama 31-38 hari dan anakannya akan dapat terbang setelah 30-40 hari.[10] Referensi
|