Ekspedisi Buwath

Penghadangan kabilah Mekkah di Buwath
TanggalOktober 623,
LokasiBuwath
Hasil Penghadangan karena kabilah mengambil rute yang berbeda[1][2]
Pihak terlibat
Muslim dari Medina Quraisy dari Mekkah
Tokoh dan pemimpin
Muhammad Umayyah bin Khalaf
Kekuatan
200 100 (1500-2500 Unta)

Ekspedisi Buwath (bahasa Arab: غزوة بواط, translit. gazwah buwāṭ) terjadi pada bulan Rabiul Akhir 2 H. Ini adalah serangan ke-5 yang diperintahkan oleh Muhammad yang sekaligus memimpin penyerbuan ini.[2]

Latar belakang dan Penyerbuan

Sebulan setelah serangan di al-Abwa, ia secara pribadi memimpin dua ratus orang Muhajirin dan Anshar menuju Buwath, sebuah jalur yang dilewati oleh pedagang-pedagang Quraisy. Sebuah kawanan yang terdiri dari seribu lima ratus unta melewati rute ini, disertai oleh seratus tentara di bawah pimpinan Umayyah bin Khalaf, seorang Quraisy.

Tujuan dari serangan ini adalah untuk menghadang dan menawan rombongan Quraisy yang kaya akan harta hasil perdagangan. Tidak ada pertempuran terjadi dan tidak ada rampasan yang didapatkan. Hal ini disebabkan karena rute yang dilewati kafilah, tidak diketahui. Muhammad lalu pergi ke Dhat al-Saq, di padang pasir al-Khabar. Dia berdoa di sana dan sebuah masjid dibangun di tempat tersebut. Ini adalah serangan di mana beberapa Anshar ambil bagian untuk pertama kalinya.[3]

Kekuatan tempur

Pasukan muslimin terdiri dari 200 kavaleri dan infanteri. (sebagian sumber menyebut terdapat 250 prajurit / pasukan muslimin).[4] Pimpinan pasukan adalah Nabi Muhammad. Sedangkan pasukan musyrikin terdiri dari kafilah dagang suku Quraisy. Kafilah ini dikawal oleh 100 kavaleri dan infanteri. Pemimpinnya adalah Umayyah bin Khalaf al-Jumahi.[5]

Pertempuran

Pasukan muslimin memulai perjalanan hingga ke Buwath. Lokasinya berada di dekat gunung Radhwa'. Lokasi ini merupakan bagian dari jalur perdagangan suku Quraisy dari Makkah ke Syam. Perjalanan pasukan muslimin diketahui oleh pengintai dari pasukan musyrikin. Kafilah Quraisy akhirnya mempercepat perjalanan mereka. Mereka tidak menggunakan jalan utama dan memilih jalan yang jarang dilalui oleh pedagang. Kedua pasukan ini akhirnya tidak bertemu satu sama lain. Selama satu bulan, pasukan muslimin menetap di Buwath.[6]

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ Mubarakpuri, Saifur Rahman Al (2005), The sealed nectar: biography of the Noble Prophet, Darussalam Publications, hlm. 244, ISBN 978-9960899558 
  2. ^ a b Haykal, Husayn (1976), The Life of Muhammad, Islamic Book Trust, hlm. 217–218, ISBN 9789839154177 
  3. ^ The Sealed Nectar,Page 244-245, By Saifur Rahman al Mubarakpuri
  4. ^ Nizar, Abazhah (2013). Perang Muhammad. 
  5. ^ Khaththab 2019, hlm. 139.
  6. ^ Khaththab 2019, hlm. 140.

Daftar pustaka

  • Khaththab, Mahmud Syait (2019). Rasulullah Sang Panglima: Meneladani Strategi dan Kepemimpinan Nabi dalam Berperang. Sukoharjo: Pustaka Arafah. ISBN 978-602-6337-06-1. 
Kembali kehalaman sebelumnya