Dugaan penculikan Muslim di Swedia yang disponsori negara
Dugaan penculikan Muslim di Swedia yang disponsori negara adalah teori konspirasi dan kampanye disinformasi global terhadap Swedia.[1][2][3][4] Teori konspirasi ini mendapat perhatian pada tahun 2021 setelah sejumlah keluarga asal asing di Swedia kehilangan hak asuh atas anak-anak mereka.[5] Latar BelakangSejak Desember 2021, disinformasi telah tersebar mengenai layanan sosial Swedia yang mengasuh anak-anak Muslim tanpa dasar hukum.[5] Teori konspirasi ini sebagian besar dipopulerkan oleh penutur bahasa Arab di berbagai platform media sosial.[5][6] Demonstrasi untuk mendukung keluarga dari anak-anak Muslim yang diduga diculik telah diadakan di berbagai kota di Swedia dengan didampingi oleh perwakilan dari Partai Nuance, sebuah partai politik Islamis di Swedia.[7][8][9][10][11] Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengaitkan kampanye disinformasi tersebut dengan "kejutan budaya yang brutal", dengan menyatakan bahwa orang tua imigran Muslim di Swedia tidak dapat diharapkan untuk membesarkan anak-anak mereka dengan cara yang sama seperti mereka dibesarkan di negara asal mereka; merujuk pada fakta bahwa hukuman fisik di rumah tidak ditoleransi oleh otoritas Swedia dan dapat menyebabkan anak-anak diambil dari orang tua mereka dan ditempatkan di pengasuhan sementara.[12] KonsekuensiDinas Keamanan Swedia telah menyatakan bahwa kampanye tersebut telah memberikan dampak negatif terhadap keamanan Swedia.[13] Pada tahun 2023, dua turis Swedia dibunuh di Belgia oleh seorang pelaku yang ingin membunuh warga Swedia.[14] Peneliti terorisme Hans Brun dan Magnus Ranstorp menyalahkan kampanye tersebut karena memiliki peran dalam memotivasi penargetan warga Swedia..[15][16] Referensi
|