Dou Miao
Permaisuri Dou Miao (Hanzi: 竇妙; meninggal 172), resminya Permaisuri Huansi (artinya, "Permaisuri yang rajin dan berpikiran panjang"), merupakan seorang Permaisuri dari Dinasti Han. Ia merupakan istri ketiga Kaisar Huan. Setelah kematian suaminya pada tahun 168, ia bekerja sebagai pemangku raja dan ahli warisnya Kaisar Ling, yang dibantu oleh ayahandanya Dou Wu dan sarjana konfusianisme Chen Fan (陳蕃), namun Dou Miao dan Chen Fan memiliki konflik besar dengan beberapa kasim pada tahun 168 dikalahkan dan dibunuh. Setelah itu ia dijadikan tahanan rumah sampai kematiannya. Latar belakang keluarga dan pernikahan dengan Kaisar HuanTidak diketahui kapan Dou Miao dilahirkan, ayahandanya Dou Wu merupakan seorang pejabat rendah dimasa pemerintahan Kaisar Huan dan seorang sarjana konfusianisme yang terkenal; ia juga berasal dari keluarga ningrat, sebagai keturunan Dou Rong (竇融), yang banyak berjasa atas restorasi Dinasti Han dibawah kekuasaan Kaisar Guangwu. Tidak banyak yang diketahui tentang latar belakang keluarga ibundanya. Pada tahun 165, ketika Kaisar Huan mengabaikan istri keduanya, Permaisuri Deng Mengnü, Dou Miao menjadi selir kekaisaran. Namun Kaisar Huan tidak menyukainya. Kemudian pada tahun itu, ketika sedang memilih seorang permaisuri yang baru, ia dipertimbangkan sebagai calonnya. Kaisar Huan ingin mengangkat wanita kesayangannya, Selir Tian Sheng (田聖) sebagai permaisurinya. Namun beberapa pejabat yang dipimpin oleh Chen menentangnya karena latar belakang kelahiran Selir Tian yang rendah. Sebaliknya mereka mendesak Kaisar Huan untuk memilih Selir Dou sebagai permaisuri, yang akhirnya dilakukannya kemudian pada tahun itu. Ayahandanya dipromosikan ke beberapa jabatan penting. Pada tahun 166, di dalam Bencana Pertisan Terlarang (黨錮之禍), Dou Wu menjadi penengah atas nama beberapa pejabat yang dituding melakukan kesalahan oleh kasim-kasim yang berkuasa dan beberapa mahasiswa yang ditangkap karena mengajukan petisi atas nama mereka, dan ikut campurnya membantu mereka terhindar dari eksekusi. Karena peristiwa itu, Dou Wu dan Permaisuri Dou dianggap sebagai harapan untuk menekan kekuasaan para kasim yang berkuasa. Sebagai ibu suri dan pemangku rajaPada tahun 168, Kaisar Huan meninggal tanpa keturunan laki-laki. Permaisuri Dou menjadi ibu suri dan pemangku takhta raja. Ia bersama ayahandanya mencari ahli waris yang berpotensial di dalam marga Liu, dan mereka memilih Liu Hong (劉宏) yang berusia dua belas tahun, Markis Jieduting, dan ia naik takhta sebagai Kaisar Ling. Permaisuri Dou melanjutkan kariernya sebagai pemangku takhta raja. Ia mempercayai Chen dan ayahandanya Dou Wu dan memberi mereka kekuasaan besar. Ibu suri Dou mengeksekusi Selir Tian yang mendapat perhatian besar dari Kaisar Huan bahkan sebelum Kaisar Huan dimakamkan. Sebagai pemangku raja, Ibu suri Dou tampaknya rajin dan perhatian di dalam mengurus banyak hal-hal penting, termasuk menekan pemberontakan Suku Qiang. Ia mendukung program umum Jenderal Duang (段熲) untuk membasmi Qiang dengan kekuatan yang berlebihan, dan ia berhasil (meskipun ia dikritik karena terlalu kejam selama kampanye itu berlangsung); Ini adalah akhir dari pemberontakan Qiang dimasa Dinasti Han. Konfrontasi Dou dan Chen dengan beberapa kasimSetelah mereka menjadi pejabat-pejabat penting, Dou dan Chen melakukan banyak hal untuk membersihkan pemerintahan; terutama, mereka memanggil kembali beberapa pejabat yang menjadi korban Bencana Partisan Terlarang dan memberi mereka otoritas untuk membasmi korupsi, terutama oleh marga-marga beberapa kasim yang berkuasa. Kasim-kasim itu mencoba untuk melawan ini dengan menyanjung Ibu suri Dou terus menerus, dan Ibu suri Dou menjadi lebih mempercayai mereka, terutama Cao Jie (曹節) dan Wang Fu (王甫). Chen dan Dou Wu menjadi waspada dan mereka mulai merencakan untuk menghabiskan kasim-kasim itu. Pada musim panas tahun 168, mereka mendekati Ibu suri Dou dengan rencana mereka dan Ibu suri Dou terkejut mengetahui hal itu dan menentangnya dengan alasan orang-orang yang tak bersalah akan ikut menjadi korban. Dengan penentangannya, rencana itu jadi ditangguhkan. Pada musim gugur pada tahun yang sama, kasim-kasim memergoki rencana itu dan menjadi murka. Zhu Yu (朱瑀), kasim pertama yang memergoki rencana tersebut membentuk sebuah konspirasi bersama dengan 17 orang kasim lainnya untuk menyerang Chen dan Dou. Mereka segera mengungsikan Kaisar Ling (menyatakan bahwa hal ini adalah untuk keselamatan dirinya sendiri) dan mengeluarkan dekret untuk mengeksekusi beberapa komandan militer yang mendukung Chen dan Dou, dan kemudian menculik Ibu suri Dou. Mereka kemudian mengirim pasukan untuk menangkap Chen dan Dou. Chen segera tertangkap dan dieksekusi, dan Dou mengumumkan bahwa para kasim memberontak dan dapat bertahan. Namun para kasim tersebut menipu Jenderal Zhang Huan (張奐) yang percaya bahwa Dou Wu sebenarnya berkhianat dan Zhang mengalahkan Dou dialam perang. Dou bunuh diri setelah kekalahan, dan marga Dou dibantai, kecuali istrinya yang dibuang ke Bijing (比景, Vietnam) utara yang sekarang. Ibu suri Dou ditangkap dan menjadi tahanan rumah meskipun statusnya sebagai ibu suri tidak dicopot. Tahun-tahun kemudianIbu suri Dou tidak pernah dapat memulihkan kekuasaannya, karena para kasim mengendalikan layar politik selama bertahun-tahun lamanya. Posisinya kemudian diambil oleh ibunda Kaisar Ling, Ibu suri Xiaocheng. Zhang, yang ditipu untuk mengalahkan ayahandanya berkali-kali mencoba untuk membebaskannya, tetapi ia tidak pernah berhasil. Pada tahun 171, kasim Dong Meng (董萌) juga mencoba untuk berbicara atas namanya dengan Kaisar Ling, menyatakan bahwa ia tidak bersalah, Kaisar Ling mempercayainya dan berkali-kali mengunjungi Ibu suri Dou dan memberikannya banyak benda. Hal ini membuat Cao dan Wang membencinya dan mereka memfitnahnya telah menodai Ibu suri Dong; Dong Meng kemudian dipenjara dan dieksekusi. Pada tahun 172, Ibu suri menerima kabar bahwa ibundanya telah meninggal dipengasingan, ia kemudian jatuh sakit karena depresi. Ia meninggal pada musim panas pada tahun itu. Kasim-kasim yang membenci marga Dou menempatkan jenazahnya di dalam sebuah gerobak bagasi dan membiarkannya terjemur selama beberapa hari, dan akhirnya memakamkannya dengan kehormatan seorang selir. Atas desakan Kaisar Ling, ia dimakamkan bersama suaminya, Kaisar Huan, dengan upacara pemakaman untuk ibu suri.
|