Dororo merupakan seri anime tahun 2019 yang didasarkan pada manga berjudul sama karya Osamu Tezuka. Adaptasi seri anime ini sedikit berbeda dari manga aslinya, tetapi masih mengikuti premis cerita yang sama. Di Jepang pada zaman Sengoku, seorang pemuda ronin bernama Hyakkimaru dan bocah miskin bernama Dororo, melakukan perjalanan dan harus menghadapi berbagai iblis yang telah mencuri beberapa anggota tubuh Hyakkimaru demi bisa merebutnya kembali.
Seri anime berjumlah 24 episode ini ditayangkan sejak tanggal 7 Januari hingga 24 Juni 2019 pada saluran Tokyo MX, BS11, dan Jidaigeki Senmon Channel, serta ditayangkan secara ekslusif di seluruh dunia pada platform Prime Video.[1][2] Kazuhiro Furuhashi bertindak sebagai sutradara, bersama Yasuko Kobayashi sebagai penulis skenario, Satoshi Iwataki sebagai desainer karakter, dan Yoshihiro Ike sebagai pencipta musiknya. Twin Engine memproduksi seri anime ini.[3] Lagu tema pembukanya adalah "Kaen" (火炎) yang dibawakan oleh Queen Bee, sementara lagu tema penutup yang berjudul "Sayonara Gokko" (さよならごっこ) dibawakan oleh Amazarashi. Lagu tema pembuka kedua berjudul "Dororo" (どろろ) dibawakan oleh Asian Kung-Fu Generation, dan lagu tema penutup kedua bertajuk "Yamiyo" (闇夜) dibawakan oleh Eve.
Seri anime Dororo menginterpretasikan ulang beberapa kisah yang juga muncul pada seri anime tahun 1969, seperti The Story of Bandai yang dibagi menjadi dua episode pada seri pertama, tetapi diselesaikan dalam satu episode pada seri anime ini.
Episode
No.
|
Judul[4][5][6]
|
Sutradara
|
Penulis skenario
|
Tanggal tayang[7]
|
1 | "The Story of Daigo" Transkripsi: "Daigo no Maki" (Jepang: 醍醐の巻) | Kazuhiro Furuhashi | Yasuko Kobayashi | 7 Januari 2019 (2019-01-07) |
---|
Ketika Tuan Kagemitsu Daigo menunggui istrinya—Nuinokata—yang segera melahirkan, dia mengingat saat dirinya membuat perjanjian dengan kedua belas iblis di Aula Neraka, dengan imbalan kekuasaan. Ketika putra pertamanya lahir, iblis-iblis tersebut mengambil bayaran: bayi itu lahir tanpa anggota tubuh, wajah, atau kulit. Bayi itu terombang-ambing di sungai dan dibiarkan begitu saja. Enam belas tahun kemudian, bayi itu sekarang sudah menjadi seorang pemuda yang bepergian sendirian, mengenakan tubuh prostetik buatan Dr. Jukai. Saat sedang berburu Deiki—iblis berwujud lumpur, dia bertemu dengan Dororo—seorang anak kecil yang sedang dipukuli oleh tiga orang karena telah mencuri barang-barang mereka. Si iblis menyerang dan melahap para lelaki itu, tetapi pemuda itu menghancurkannya dengan pedang di dalam lengan buatannya. Setelah kematian iblis tersebut, kulit pemuda yang hilang itu muncul kembali, dan sebuah patung iblis di Aula Neraka terbelah akibat sambaran kilat. Sementara itu, kembali di Ishikawa, putra kedua Kagemitsu Daigo yang bernama Tahōmaru pulang dari berburu, tetapi ibunya Nuinokata masih merindukan putra pertamanya. |
2 | "The Story of Bandai" Transkripsi: "Bandai no Maki" (Jepang: 万代の巻) | Kōichi Hatsumi | Yasuko Kobayashi | 14 Januari 2019 (2019-01-14) |
---|
Dororo menemani pemuda tersebut, yang sepertinya tidak dapat melihat, mendengar, atau berbicara. Namun, dia memiliki keterampilan berpedang yang sangat baik, kekuatan layaknya manusia super, dan kemampuan untuk mendeteksi makhluk yang baik atau tidak baik hanya dengan melihat warna jiwa mereka. Dororo membawa pemuda itu ke sebuah desa yang dikelola oleh seorang wanita cantik bernama Bandai dan menawarkan untuk membunuh monster lokal yang membunyikan lonceng peziarah, dengan imbalan upah. Sementara di sana, mereka bertemu dengan biarawan buta yang dikenal sebagai Biwa-Hōshi, yang juga dapat mendeteksi jiwa milik orang-orang. Mereka menemukan fakta bahwa Bandai sebenarnya adalah iblis yang telah memakan orang yang bepergian, dan pemuda itu membunuhnya. Monster itu muncul kembali, membunyikan loncengnya, dan seorang penduduk desa menjelaskan bahwa dia adalah roh yang pertama kali dibunuh oleh penduduk desa. Setelah membunuh Bandai, pemuda itu mendapatkan kembali sistem saraf pusatnya dan mengungkapkan namanya, Hyakkimaru, kepada Dororo dan biksu itu. Sementara itu, Kagemitsu Daigo mendapatkan informasi bahwa Klan Sakai tampaknya telah bersiap untuk berperang. |
3 | "The Story of Jukai" Transkripsi: "Jukai no Maki" (Jepang: 寿海の巻) | Fumihiro Yoshimura | Kiyoko Yoshimura | 21 Januari 2019 (2019-01-21) |
---|
Kisah ini menceritakan tentang Jukai, seorang dokter yang tidak hanya menyembuhkan orang sakit, tetapi membuat tubuh prostetik bagi mereka yang kehilangan anggota tubuh karena kecelakaan atau perang. Ia pernah bekerja untuk Tuan Shiba, menyalibkan musuh yang terluka sampai hari orang yang dicintainya terbunuh oleh tentara bawahan Shiba, dan dia melompat ke laut. Ia diselamatkan oleh orang-orang asing dan belajar bagaimana cara untuk membuat tubuh prostetik. Suatu hari, dia menemukan bayi Kagemitsu Daigo dalam keadaan terabaikan dan cacat di tepi sungai. Ia membawa pulang bayi itu dan membuat tubuh prostetik khusus untuknya sehingga dia bisa bergerak dan berpenampilan normal. Enam tahun kemudian, Jukai memberinya nama Hyakkimaru. Setelah Hyakkimaru membunuh iblis kadal dan mendapatkan kembali kaki kanannya, Jukai menyadari bahwa bagian tubuhnya kemungkinan telah dicuri oleh para iblis. Jukai memasukkan pedang ke dalam lengan buatan Hyakkimaru sebelum pemuda itu pergi untuk bepergian sendirian. Kembali pada masa sekarang, Hyakkimaru terbangun dari tidurnya dan menguji kemampuannya yang baru didapat untuk merasakan sakit karena telah membunuh Bandai. |
4 | "The Story of the Cursed Sword" Transkripsi: "Yōtō no Maki" (Jepang: 妖刀の巻) | Takao Suzuki | Akira Kindaichi | 28 Januari 2019 (2019-01-28) |
---|
Dororo berbicara dengan seorang gadis benama Osushi, sementara Hyakkimaru berdiri di luar dan merasakan hujan untuk pertama kalinya. Tiba-tiba, Hyakkimaru mendeteksi pedang iblis dan bergegas pergi. Ia bertemu dengan seorang pria yang memegang pedang dan hanya berhasil mengalahkannya dengan cara menjebak pedang tersebut pada kaki palsunya. Dororo pergi untuk mengambil kaki tersebut dan tidak sengaja menyentuh pedang, tetapi pedang tersebut menarik tubuhnya kembali ke pemiliknya yang juga kakak Osushi, Tanosuke. Osushi membawa pulang kakaknya tetapi dia hanya tertarik untuk mendapatkan kembali pedang itu. Tanosuke mengingat ketika dirinya mendapatkan pedang iblis Nihiru (似蛭). Sementara itu, Hyakkimaru melucuti Dororo, tetapi Tanosuke merebut pedangnya lagi dan menyerang Hyakkimaru. Kali ini, Hyakkimaru membunuh Tanosuke dan menghancurkan Nihiru. Hyakkimaru akhirnya mendapatkan kembali telinganya. |
5 | "The Story of the Moriko Song, Part 1" Transkripsi: "Moriko Uta no Maki-jō" (Jepang: 守小唄の巻・上) | Teruyuki Omine | Yasuko Kobayashi | 4 Februari 2019 (2019-02-04) |
---|
Hyakkimaru mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan pendengaran barunya. Kemudian, dia diserang oleh monster besar mirip burung dan hanya dapat diselamatkan setelah pendeta Biwa-Hōshi muncul. Pendeta itu mengatakan bahwa mereka saat ini berada di wilayah kekuasaan Klan Sakai, yang sedang bersiap untuk berperang dengan pasukan Daigo. Keesokan harinya, Hyakkimaru bertemu Mio—seorang wanita muda bersuara indah, tetapi dia pingsan karena luka-lukanya. Mereka tinggal bersama Mio dan sekelompok anak-anak yatim piatu di kuil yang ditinggalkan, sementara Mio bekerja pada malam hari melayani pasukan Sakai sebagai pelacur. Sementara itu, Biwa-Hōshi menemukan tempat yang lebih baik untuk mereka, tetapi tempat tersebut dihuni oleh iblis. Meskipun luka-lukanya masih dalam proses penyembuhan, Hyakkimaru pergi untuk bertarung melawan mereka. Biwa-Hōshi merasa prihatin karena aura putih Hyakkimaru mulai menunjukkan sedikit warna merah ala iblis. Mereka bertemu dengan iblis Arijigoku (蟻地獄) yang mirip larva undur-undur, yang menggigit bagian bawah kaki asli Hyakkimaru, membuatnya menjerit kesakitan. Pada malam hari, Mio pergi seperti biasa untuk melayani prajurit Daigo demi menghasilkan lebih banyak uang, sementara Dororo yang membuntutinya baru mengetahui pekerjaan apa yang dilakukan Mio. |
6 | "The Story of the Moriko Song, Part 2" Transkripsi: "Moriko Uta no Maki-ge" (Jepang: 守小唄の巻・下) | Kōichi Hatsumi | Yasuko Kobayashi | 11 Februari 2019 (2019-02-11) |
---|
Biwa-Hōshi kembali ke tempat Mio dengan Hyakkimaru. Kakinya setengah hilang tetapi suaranya telah kembali. Sementara itu, Dororo menanyakan kepada anak-anak lain tentang pekerjaan apa yang dilakukan Mio, tetapi mereka tidak mengetahuinya. Hyakkimaru perlahan menyesuaikan diri dengan menggunakan pendengaran dan suaranya dengan bantuan Mio. Mereka menjadi tertarik satu sama lain dan warna merah pada aura jiwanya memudar. Meskipun tubuhnya baru pulih sebagian, Hyakkimaru kembali untuk membunuh iblis Arijigoku, kali ini dipersenjatai beberapa pedang yang ditemukan anak-anak dari medan perang. Ia berhasil membunuh iblis tersebut dan kakinya sembuh. Namun, ketika dirinya dan Dororo kembali ke kuil, mereka mendapati Mio dalam keadaan terluka parah. Pasukan Daigo membunuh anak-anak yatim di situ karena mereka percaya Mio adalah mata-mata untuk Klan Sakai. Diliputi amarah, Hyakkimaru mengamuk dan membantai semua pasukan Daigo, sampai Dororo turun tangan karena takut Hyakkimaru mungkin dapat menjadi iblis itu sendiri. Kemudian, Dororo menemukan sejumlah benih padi berharga di tangan Mio, diambil dari samurai yang sangat dibencinya untuk bisa membuka sawahnya sendiri. Setelah menguburkan Mio dan yang lain, Hyakkimaru dan Dororo melanjutkan perjalanan mereka. |
7 | "The Story of the Jorogumo Silk Spider" Transkripsi: "Jorōgumo no Maki" (Jepang: 絡新婦の巻) | Fumihiro Yoshimura | Shigeru Murakoshi | 18 Februari 2019 (2019-02-18) |
---|
Hyakkimaru dan Dororo menemukan iblis mirip laba-laba perempuan bernama Jorogumo, yang telah menangkap seorang pria. Hyakkimaru menyerang iblis tersebut dan melukainya, tetapi dia melarikan diri. Hyakkimaru dan Dororo memasuki desa terdekat yang memiliki masalah berupa laki-laki menghilang pada malam hari. Keesokan harinya, Yajiro yang ramah pergi keluar jalan dan menemukan iblis yang sakit, yang muncul dalam bentuk seorang wanita cantik. Ia membawanya pulang, dan setelah memberinya beberapa ohagi, memberinya nama "Ohagi" dan pergi untuk bekerja di tambang seorang tuan tanah. Meskipun dirinya lapar, Ohagi menolak untuk memakan Yajiro karena sifatnya yang baik. Yajiro menawarkan untuk membimbing Ohagi yang sakit keluar dari desa, dan terungkap bahwa laki-laki di desa tersebut belum ditangkap atau dibunuh, tetapi Yajiro telah membantu mereka melarikan diri dari tuan tanah lokal yang menindas. Yajiro dan Ohagi bertemu Hyakkimaru yang kemudian menyerang Ohagi, tetapi dia melarikan diri dengan Yajiro. Yajiro membawa Ohagi ke jalan rahasia di kaki gunung. Namun, mereka diserang oleh pasukan tuan tanah dan Yajiro terluka. Merasa marah, Ohagi menyerang dan mengalahkan pasukan tersebut, tetapi tindakan tersebut menarik perhatian Hyakkimaru kepadanya. Ketika Hyakkimaru dan Ohagi bersiap untuk bertarung sampai mati, dia khawatir tentang Yajiro dan warna merah ala iblis pada jiwanya memudar, sehingga Hyakkimaru menarik diri dan membiarkannya pergi dengan Yajiro. |
8 | "The Story of Saru" Transkripsi: "Saru no Maki" (Jepang: さるの巻) | Teruyuki Omine | Akira Kindaichi | 25 Februari 2019 (2019-02-25) |
---|
Awan gelap berisi iblis Nokosaregumo muncul di atas sebuah desa, dan penduduk desa buru-buru mempersiapkan seorang wanita sebagai pengantin yang akan dikorbankan untuk bisa menenangkannya. Ketika Hyakkimaru dan Dororo melihat parade pengantin yang berjalan di atas gunung, seorang anak lelaki bernama Saru, mencoba menghentikan pengorbanan tersebut. Setelah Saru menceritakan kepada mereka tentang kisah Nokosaregumo dan bahwa dirinya menentang pengorbanan kakak perempuannya, Dororo dan Hyakkimaru setuju untuk mengalahkan iblis itu. Awan gelap menyelimuti mereka dan Nokosaregumo muncul dalam wujud kelabang besar. Namun, Hyakkimaru tidak dapat membedakan iblis itu dari awan karena keduanya menunjukkan warna merah pada penglihatannya. Iblis tersebut kemudian menelan wanita itu. Dororo dan Saru menyusun rencana untuk membuat ledakan menggunakan gas belerang yang dipancarkan oleh gunung, yang membuat iblis itu terbakar tetapi efeknya kurang berhasil. Dororo kemudian melompat di atas kepala Nokosaregumo dan memanggil Hyakkimaru, memungkinkannya untuk menemukan dan menyerang kelabang dengan suara, dan mampu menghancurkannya. Awan gelap kemudian menghilang dan Hyakkimaru, Dororo, dan wanita itu—yang masih hidup karena ditelan utuh—jatuh ke mata air. Saru merasa lega menemukan kakak perempuannya dan setuju untuk pindah ke desa bersamanya. Hyakkimaru mendapatkan kembali indra penciumannya dan, untuk pertama kalinya, memanggil Dororo dengan namanya. |
9 | "The Story of the Merciless" Transkripsi: "Muzanchō no Maki" (Jepang: 無残帳の巻) | Hiromichi Matano | Shigeru Murakoshi | 4 Maret 2019 (2019-03-04) |
---|
Dororo jatuh sakit karena demam, dan Hyakkimaru membawanya ke kuil untuk perawatan. Dalam keadaan sakit, Dororo melihat beberapa bunga lili laba-laba berwarna merah darah dan memicu kenangan masa lalu dengan ibunya yang bernama Ojiya, dan ayahnya yang bernama Hibukuro. Hibukuro adalah pemimpin dari sekelompok bandit, yang terdiri dari mantan petani, yang secara teratur menggerebek samurai sebagai balasan atas kehilangan dan penderitaan mereka. Suatu hari, Itachi, orang kedua dalam komandonya, menyarankan agar mereka menyerbu kelompok Yanagimoto yang lelah berperang, tetapi itu adalah jebakan yang dibuat oleh Itachi, yang telah memutuskan akan lebih menguntungkan jika bekerja untuk raja samurai. Itachi membawa orang-orang yang masih hidup dari pasukan Hibukuro dan melumpuhkan kaki Hibukuro. Keluarga tersebut kemudian memeriksa mayat-mayat di medan perang untuk mencari persediaan. Hibukuro mengatakan bahwa warna bunga lili merah mungkin berasal dari mereka yang mati dalam pertempuran. Suatu hari, mereka menyaksikan sekelompok samurai sedang membakar sebuah desa. Identitas Hibukuro ketahuan dan akhirnya terbunuh setelah pertarungan sengit. Dororo dan Ojiya bertahan hidup dengan mencari makan, tetapi Ojiya akhirnya mati kelaparan di sebidang padang bunga lili laba-laba merah. Kembali pada masa sekarang, Dororo sudah mulai pulih, tetapi pendeta mengungkapkan kepada Hyakkimaru bahwa Dororo sebenarnya adalah anak perempuan. Ia memanggil Dororo sebagai "gadis muda" setelah melepas pakaiannya untuk bisa dicuci. Sementara itu, Kagemitsu Daigo diberitahu bahwa Hyakkimaru mungkin masih hidup oleh seorang yang bertahan hidup dari serangan di kuil Mio. |
10 | "The Story of Tahōmaru" Transkripsi: "Tahōmaru no Maki" (Jepang: 多宝丸の巻) | Yūki Nishihata | Akira Kindaichi | 11 Maret 2019 (2019-03-11) |
---|
Bakemonogani, monster mirip kepiting, melahap seorang pria setelah menghancurkan perahunya. Sementara itu, kekeringan di tanah Daigo memburuk dan Tuan Kagemitsu diberitahu tentang pertemuan Klan Asakura di perbatasan mereka. Ia mengunjungi kuil dan menemukan lebih banyak patung iblis yang dihancurkan, dan iblis-iblis memberi tahunya bahwa Hyakkimaru masih hidup dan perlahan-lahan mengambil kembali potongan tubuhnya yang dicuri. Putra kedua Kagemitsu, Tahōmaru, baru mengetahui bahwa ayahnya sedang mencari bayi. Kemudian, Tahōmaru beserta dua pengawalnya yang bernama Mutsu dan Hyogo, tiba di sebuah desa tempat para penduduk bercerita tentang monster di danau yang memakan nelayan. Ia kemudian memimpin sekelompok penduduk desa dengan perahu mereka ke danau dan menyerang serta menebas monster itu, tetapi monster tersebut terlalu ganas, dan mereka dipaksa untuk mundur. Tahōmaru kemudian meminta penduduk desa membuat jebakan, berniat untuk memikat monster itu ke saluran dangkal tempat air bisa terkuras. Rencananya berhasil, dan Tahōmaru menyerangnya bersama dengan Mutsu dan Hyogo. Namun, monster itu menyerang balik dan hampir melahap Hyogo, tetapi pada menit terakhir Hyakkimaru tiba dan membunuhnya. Tahōmaru bertanya-tanya siapa orang asing itu. |
11 | "The Story of Banmon, Part 1" Transkripsi: "Banmon no Maki-jō" (Jepang: ばんもんの巻・上) | Fumihiro Yoshimura | Kiyoko Yoshimura | 18 Maret 2019 (2019-03-18) |
---|
Tahōmaru baru mengetahui nama Hyakkimaru ketika mereka tiba di ibukota Daigo. Di sana, mereka melihat sebuah drama yang menggambarkan Kagemitsu Daigo sebagai pembunuh iblis yang agung, dilindungi oleh Dewi Belas Kasih. Biwa-Hōshi mencari kebenaran di Aula Neraka sementara Hyakkimaru dan Dororo mengunjungi sisa-sisa Benteng Banmon. Benteng tersebut dibangun oleh Daigo di bekas sebuah desa yang dihancurkannya dan konon dikutuk oleh iblis. Mereka menemukan sisa-sisa dinding kayu tempat pasukan Asakura menjepit tubuh musuh mereka dengan panah. Mereka bertemu dengan seorang bocah lelaki bernama Sukeroku, yang ingin menyeberang ke sisi Asakura dan bergabung kembali dengan keluarganya. Sementara itu, pengawal Tahōmaru melaporkan insiden yang mereka alami dengan Hyakkimaru kepada Kagemitsu Daigo, yang menyadari bahwa putra pertamanya masih hidup, dan memutuskan untuk membunuhnya dan mempertahankan kemakmuran wilayahnya, mengabaikan permintaan istrinya. Tahōmaru mendengar percakapan mereka dan kemudian menemukan seorang wanita gila yang hadir pada saat kelahiran Hyakkimaru. Wanita tersebut mengatakan kepadanya bagaimana para iblis "memakan segalanya" tetapi justru membiarkan anak itu hidup. Malam tiba di Banmon dan kyūbi no kitsune (siluman rubah berekor sembilan) (九尾の狐) muncul. Sementara iblis tersebut menyerang Hyakkimaru, Sukeroku menggunakan celah itu untuk melewati dinding bersama dengan Dororo, tetapi mereka ditangkap oleh pasukan penjaga Asakura. Iblis itu akhirnya diusir oleh pasukan panah yang dipimpin oleh Kagemitsu Daigo sendiri, yang kemudian mendekati Hyakkimaru. |
12 | "The Story of Banmon, Part 2" Transkripsi: "Banmon no Maki-ge" (Jepang: ばんもんの巻・下) | Kana Kawana | Yasuko Kobayashi | 25 Maret 2019 (2019-03-25) |
---|
Hyakkimaru tidak mengenali ayahnya dan bingung ketika dia melihat aura iblis berwarna merah di dalam jiwa Kagemitsu Daigo. Kagemitsu memerintahkan pasukan pemanahnya untuk mengincar Hyakkimaru, yang kemudian melarikan diri. Sementara itu, Dororo dan Sukeroku ditahan dalam penjara Asakura bersama tahanan Daigo lainnya tetapi Dororo berhasil melarikan diri. Di kompleks kediaman Kagemitsu, Tahōmaru berhadapan dengan Nuinokata tentang nasib kakaknya, tetapi Kagemitsu menjelaskan tawaran yang dibuatnya dengan para iblis untuk menyelamatkan tanah mereka. Hyakkimaru muncul dan dilihat oleh Nuinokata dan Tahōmaru, tetapi Kagemitsu memerintahkan untuk membunuhnya. Tahōmaru merasa takut, tetapi Kagemitsu bertanya pada Tahōmaru apakah dia mau mengorbankan tanah untuk menyelamatkan kakaknya. Asakura mulai membunuh tahanan mereka di Banmon, untuk memprovokasi perang dan pasukan Daigo maju, menarik perhatian iblis rubah. Tuan Kagemitsu tiba dengan pasukannya dan Tahōmaru, yang dengan enggan menerima keputusan ayahnya dan menyerang Hyakkimaru. Hyakkimaru mematahkan pedang Tahōmaru dan menebas mata kanannya, lalu membunuh iblis itu, yang terhisap ke dalam Banmon. Nuinokata datang dan meminta maaf atas keterlibatannya dalam pertaruhan Kagemitsu. Ia kemudian menusuk dirinya sendiri dan pengorbanannya menyebabkan patung Dewi Belas Kasih-nya meruntuhkan Banmon. Korban selamat dari desa Sukeroku tiba dan dia bersatu kembali dengan ibunya. Biwa-Hoshi mengambil patung kecil kayu tanpa kepala milik Nuinokata dari Dewi Belas Kasih (yang mengorbankan kepalanya sendiri pada saat kelahiran Hyakkimaru sehingga anak itu tidak akan kehilangan kepalanya dalam tawar-menawar antara ayahnya dengan iblis), dan aura hijau lembutnya memudar. |
13 | "The Story of the Blank-faced Buddha" Transkripsi: "Hakumen Fudō no Maki" (Jepang: 白面不動の巻) | Masami Hata Takuo Suzuki | Shigeru Murakoshi | 08 April 2019 (2019-04-08) |
---|
Hyakkimaru melanjutkan perjalanannya untuk mencari iblis sementara Dororo mencoba meyakinkannya untuk mengunjungi onsen. Kemudian, Dororo bertemu dengan seorang wanita bernama Okaka yang mirip ibunya, di dekat Hakumenfudo Hakumenfudo (白面不動, Hakumen Fudō), sebuah patung Buddha tanpa wajah di air terjun. Ia memperkenalkan Hyakkimaru dengan Okaka, yang menceritakan kisah seorang pematung yang mengukir patung Buddha tetapi meninggal sebelum menyelesaikan wajahnya. Ketika Dororo jatuh tertidur, Okaka menyelesaikan ceritanya tentang bagaimana iblis menghuni patung itu, tetapi menginginkan wajah. Iblis kemudian menghidupkan sang pematung sebagai Okaka, dengan kemampuan untuk mengubah penampilan dan suaranya, untuk membawa persembahan manusia sehingga bisa mengambil wajah mereka. Okaka menyeret Hyakkimaru ke air terjun, tapi dia bangkit dan mulai melawan Hakumenfudo. Okaka menggunakan kekuatan iblis untuk melumpuhkan Hyakkimaru, tetapi Dororo memintanya untuk mengampuninya. Hati Okaka melunak oleh permohonan Dororo, dan dia membiarkan dirinya terluka oleh pedang Hakumenfudo, memberikan kesempatan kepada Hyakkimaru untuk menyerang dan menghancurkan patung iblis sementara tubuh Okaka lenyap. Kemudian, Hyakkimaru dan Dororo mengunjungi onsen tempat mereka bertemu Biwa-Hoshi dan anak-anak lain yang melihat peta yang muncul pada punggung Dororo. Nuinokata terbukti selamat dari upaya bunuh dirinya, tetapi mata kanan Tahōmaru sudah menjadi buta. |
14 | "The Story of Sabame" Transkripsi: "Saba-Me no Maki" (Jepang: 鯖目の巻) | Hisatoshi Shimizu | Kiyoko Yoshimura | 15 April 2019 (2019-04-15) |
---|
Dalam sebuah kilas balik, ayah Dororo—Hibukuro—menggambar sebagian dari peta lokasi penyimpanan uangnya yang tersembunyi di punggung istrinya—Ojiya, dan sisanya di punggung Dororo, sehingga mereka bisa mengambilnya kembali bersama-sama nanti. Dororo mengingat peta di punggung ibunya sebelum dia meninggal. Kembali pada masa kini, Biwa-Hōshi dan Hyakkimaru menyadari peta tersebut muncul ketika punggung Dororo memanas, yang menurut Biwa-Hōshi memberinya beberapa pilihan dalam hidup. Hyakkimaru terus mencari para iblis tanpa melihat keadaan, bahkan ketika monster besar mirip bayi memeluk Dororo. Mereka tiba di kuil yang terbakar dan monster itu menghilang ketika mereka bertemu Sabame sang penguasa wilayah itu, yang membawa bunga sebagai persembahan kepada roh yang menghuni situs tersebut. Ia mengundang mereka untuk tinggal di rumahnya. Di sana, dia mengatakan bahwa kuil tadi dulunya berisi seorang biarawati yang mengeksploitasi anak-anak sebelum kuil tersebut disambar petir dan hancur, membunuh semua orang di dalamnya. Malam itu, Dororo dan Hyakkimaru diserang oleh monster mirip ulat, tetapi ketika Hyakkimaru melukainya, iblis berukuran besar mirip ngengat, Maimai'Onba (マイマイオンバ) muncul dan membawanya pergi. Ngengat itu mendarat di dekat Sabame dan berubah menjadi wanita berambut putih. Setelah dia memberi tahu Sabame bahwa makanan yang disediakan Sabame untuk anak-anaknya terlalu kuat, Sabame menghiburnya dan berjanji untuk melindunginya beserta anak-anaknya. |
15 | "The Story of the Scene from Hell" Transkripsi: "Jigokuhen no Maki" (Jepang: 地獄変の巻) | Osamu Kobayashi | Kiyoko Yoshimura | 22 April 2019 (2019-04-22) |
---|
Dororo mengunjungi desa Sabame yang makmur, dan semua orang tampak bahagia tinggal di sana. Ia menemukan gudang beras yang berada jauh di dalam hutan, tetapi didorong ke ruang bawah tanah oleh penduduk desa. Ruang bawah tanah itu berisi sejumlah monster ulat yang mengancam Dororo, tetapi monster bayi kembali untuk menyelamatkannya. Monster bayi itu kemudian meledak, melepaskan roh anak-anak dari kuil yang rupanya dikorbankan oleh Sabame dan penduduk desa kepada Maimai'Onba setelah membakarnya. Di luar desa, Sabame bercerita kepada Hyakkimaru bagaimana dirinya menerima Maimai'Onba, yang memakan para samurai dan binatang buas demi melindungi desa, dan kemudian menjadikannya sebagai istrinya. Para ngengat Maimai'Onba muncul dari kepompong mereka dan menyerang Hyakkimaru, yang melawan balik dengan sengit. Namun, ngegat yang terakhir menghancurkan kaki palsu Hyakkimaru dan kemudian mengorbankan diri untuk membakar desa. Sementara itu, Dororo membakar gudang dan menghancurkan ulat serta persediaan beras desa, menyebabkan penduduk desa saling bertarung memperebutkan sisa makanan. Hyakkimaru menemukan dan membunuh sosok Maimai'Onba yang asli, yang mengembalikan tulang belakangnya kepadanya. Ia dan Dororo berjalan kembali melewati desa Sabame yang terbakar, menyaksikan banyak penduduk desa terbaring mati, termasuk Sabame. Dororo bertanya-tanya apakah mereka melakukan hal yang benar tetapi Hyakkimaru menyatakan satu-satunya hal yang dipikirkannya adalah membunuh para iblis. Dororo dan Hyakkimaru berpisah, tetapi Itachi dan anak buahnya menemukan Dororo. Itachi memiliki sebagian peta dari punggung Ojiya dan meminta untuk melihat sebagian peta yang dimiliki Dororo. |
16 | "The Story of Shiranui" Transkripsi: "Shiranui no Maki" (Jepang: しらぬいの巻) | Takafumi Ishida | Akira Kindaichi | 29 April 2019 (2019-04-29) |
---|
Dororo menyangkal pengetahuannya akan peta, tetapi Itachi dan anak buahnya membawanya bersama mereka, percaya bahwa dia telah menghafalnya. Mereka melakukan perjalanan selama berhari-hari, mengikuti sebagian dari peta Ojiya yang ditemukan Itachi setelah dia menggali jenazahnya. Mereka tiba di Tanjung Hakkotsu tempat harta karun itu berada, tetapi tidak dapat mencapainya tanpa perahu. Setelah gagal menemukan kapal di desa terdekat yang mereka yakini dihancurkan oleh bandit, mereka bertemu Shiranui, seorang pemuda berlengan satu yang menawarkan untuk membawa mereka menyeberang. Mereka menaiki dua perahu yang ditarik oleh hiu besar, Jiromaru dan Saburomaru. Di tengah jalan, Shiranui mengungkapkan bahwa dirinya membiarkan lengannya dimakan hiu tersebut, tetapi mereka mulai menyukai rasa daging manusia, jadi dia kemudian membunuh penduduk desa untuk memberikan makanan kepada mereka. Atas isyaratnya, seekor hiu membalik salah satu perahu dan melahap orang-orang di atas kapal. Tidak ingin mereka menenggelamkan diri, dia meninggalkan Saburomaru untuk menjaga kapal kedua sampai mereka kembali nanti untuk makan. Merasa kecewa, Itachi menceritakan bagaimana dia dan anak buahnya dieksploitasi oleh Tuannya. Dororo memarahi mereka karena menyerah dan melompat ke dalam air sebagai umpan untuk memikat Saburomaru. Setelah menunggu isyaratnya, mereka menariknya ke atas dan ketika hiu itu muncul, mereka menikam dan membunuhnya. Mereka kemudian mendayung ke darat di Tanjung Hakkotsu. Ketika Shiranui kembali untuk menyelidiki, dia dipukuli dengan kejam oleh para bandit. Itachi menelanjangi pakaian Dororo untuk mencari peta dan menyadari Dororo adalah seorang gadis, sementara panas api unggun membuat peta di punggungnya muncul. Dengan peta yang lengkap, mereka mengikat Dororo dan pergi, sementara Shiranui bersumpah untuk membalas dendam. Di tempat lain, ketika Hyakkimaru kesulitan untuk berjalan, dia berpapasan dengan seorang biarawan yang memberi tahunya tentang seorang lelaki di sekitar yang dapat memberinya kaki baru, Jukai. |
17 | "The Story of Questions and Answers" Transkripsi: "Mondō no Maki" (Jepang: 問答の巻) | Fumihiro Yoshimura | Yasuko Kobayashi | 6 Mei 2019 (2019-05-06) |
---|
Jukai sedang menambahkan anggota tubuh kepada orang mati di medan perang. Sebuah hantu kemudian menyerang, tetapi Hyakkimaru muncul dan membunuhnya. Kembali di guanya, Jukai merasa ngeri ketika Hyakkimaru menjelaskan apa yang ayahnya lakukan padanya. Jukai menyadari bahwa meskipun tubuh Hyakkimaru telah menjadi lebih manusiawi, dia masih kurang manusiawi di dalam. Ia enggan memperbaiki kaki Hyakkimaru karena dia khawatir itu akan menyebabkan lebih banyak pertarungan dan jika Hyakkimaru ingin berhasil melawan para iblis, dia harus menghadapi keluarganya sendiri. Tiba-tiba, tanah longsor menghalangi jalan masuk ke gua. Sementara Hyakkimaru menggali jalan keluar, Jukai mengungkapkan bahwa dia tidak sendirian saat dia mengingat Dororo. Setelah berhasil menggali pintu keluar gua, mereka menemukan buah dari pohon iblis terdekat yang disebut "Ayakashigi (屍木(アヤカシ木))" yang menghasilkan lebih banyak hantu. Hyakkimaru membunuh mereka semua sampai dia akhirnya menembus jantung pohon dan menghancurkannya. Di kompleks kediaman Diago, Nuinokata pulih dari upaya bunuh dirinya tetapi Tahōmaru pergi untuk membunuh hantu tanpa mengunjungi ibunya. Ia dan para pembantunya menemukan dan melukai hantu mirip tikus. Tahōmaru kemudian membakar bangunan tersebut untuk membunuh hantu dan anak-anaknya yang masih hidup di dalam, dan bersumpah bahwa pedangnya akan mempertahankan tanah Daigo. Ketika mereka kembali, Kagemitsu mengirim Tahōmaru dan pasukan kecil untuk membunuh Hyakkimaru. Sementara itu, Hyakkimaru mendayung perahu kecil menuju Tanjung Hakkotsu. |
18 | "The Story of the Cape of No Mercy" Transkripsi: "Mujō misaki no maki" (Jepang: 無常岬の巻) | Teruyuki Omine | Kiyoko Yoshimura | 13 Mei 2019 (2019-05-13) |
---|
Shiranui memanggil hiu raksasa bernama Jiromaru (二郎丸) untuk memakan tubuh Saburomaru dan berevolusi menjadi iblis yang mampu bergerak ke darat. Jiromaru menyerang Dororo tetapi dia diselamatkan oleh Hyakkimaru, yang membunuh iblis itu. Kaki kiri Hyakkimaru akhirnya dikembalikan. Sementara itu, Itachi menemukan sebuah gua dan dua anak buahnya bergegas masuk tetapi terbunuh oleh jebakan berupa bahan peledak. Tahōmaru dan sebuah armada mendarat di pantai untuk mengejar Hyakkimaru, dan Tahōmaru memberikan perintah agar tidak ada yang hidup. Beberapa anak buah Itachi yang tersisa terbunuh akibat serangan panah pasukan Daigo sementara Dororo dan Hyakkimaru menemukan Itachi yang terluka. Hyakkimaru diserang oleh Tahōmaru, Mutsu, dan Hyogo sehingga Itachi meraih Dororo dan melarikan diri dari serangan panah. Di tebing atas, Shiranui meledakkan bom jebakan dalam upaya untuk membunuh semua orang, membuat dirinya sendiri terbunuh dan menyebabkan tanah longsor. Banyak anak buah Tahōmaru terbunuh dan Hyogo terluka parah sehingga mereka memutuskan untuk mundur, dengan asumsi ahwa bHyakkimaru sudah mati. Sementara itu, Dororo dan Itachi yang terluka parah jatuh ke dalam gua yang diciptakan oleh ledakan dan menemukan harta karun itu. Itachi mati setelah melihatnya. Hyakkimaru menemukan Dororo, yang memutuskan untuk meninggalkan harta karun itu tetap tersembunyi sampai dia memutuskan apa yang harus dilakukan dengan harta karun tersebut. |
19 | "The Story of the Amanojaku" Transkripsi: "Amanojaku no maki" (Jepang: 天邪鬼の巻) | Hisatoshi Shimizu | Shigeru Murakoshi | 20 Mei 2019 (2019-05-20) |
---|
Hyakkimaru dan Dororo mencari ahli pedang bernama Munetsuna untuk memperbaiki pedang dalam tubuh prostetik Hyakkimaru, tetapi penduduk desa mengatakan bahwa pedang buatan Munetsuna berkualitas buruk dan putrinya yang bernama Okowa memiliki wajah yang jelek. Setelah bertemu mereka, Dororo dan Hyakkimaru baru mengetahui bahwa tuduhan-tuduhan tersebut tidak ada yang benar, meskipun rumah mereka dipenuhi dengan topeng hyottoko yang aneh. Ketika Munetsuna membawa pedang ke kuil untuk dimurnikan, seorang amanojaku memantrai Hyakkimaru, yang mulai mengatakan dan melakukan kebalikan dari apa yang diinginkannya, mengakhiri perjalanannya dan memutuskan untuk menikah dengan Okowa. Merasa ditolak, Dororo berencana untuk membuang pedang Hyakkimaru, tetapi dia bertemu Munetsuna di tempat pengecoran dan menceritakan kepadanya bagaimana perasaannya. Pada esok paginya, Dororo menyadari bahwa dia dan semua orang di desa telah mengatakan kebalikan dari apa yang mereka maksudkan, dan entah bagaimana topeng milik Munetsuna membuat mereka bisa untuk mengatakan apa yang mereka ingin katakan. Dororo pergi ke kuil sambil mengenakan topeng, tetapi amanojaku menyebabkan Hyakkimaru menyerang Dororo sampai Munetsuna—juga mengenakan topeng—merobohkan amanojaku. Munetsuna menjelaskan bahwa amanojaku yang suka jahil disegel di bawah patung di kuil, tetapi berhasil lolos. Okowa kemudian menyadari bahwa mereka dilindungi oleh topeng hyottoko dan Munetsuna menegakkan patung tersebut, menyegel ulang amanojaku. Okowa dan Hyakkimaru membatalkan pertunangan mereka, tetapi dia kemudian menikahi seorang pemuda dari desa. Hyakkimaru memasang kembali pedang barunya yang telah diperbaiki dan melanjutkan perjalanannya bersama Dororo. |
20 | "The Story of the Nue" Transkripsi: "Nue no maki" (Jepang: 鵺の巻) | Sei Satō | Akira Kindaichi | 27 Mei 2019 (2019-05-27) |
---|
Tahōmaru dan para pembantunya mengamati kemalangan yang menimpa desa-desa Daigo, dan mereka curiga bahwa para iblis sedang marah karena Hyakkimaru tidak juga mati. Kembali di kompleks kediamannya, Kagemitsu Daigo menyadari bahwa kesepakatannya dengan para iblis telah dicabut sejak patung Dewi Belas Kasihan hancur dan bahwa hari-hari kemakmuran Daigo telah berakhir. Sementara itu, Hyakkimaru dan Dororo bertemu dengan Saburota, seseorang yang sedang mencari iblis yang memakan ibunya. Mereka menunggu dan Nue (鵺) berukuran raksasa muncul. Hyakkimaru pergi untuk menghadapinya tetapi dicegat oleh Saburota yang senang melihat iblis melahap pejalan kaki yang ketakutan. Selama pertarungan, Hyakkimaru dan Dororo jatuh ke bawah tanggul berbatu dan lengan Dororo terperangkap. Hyakkimaru tidak dapat membebaskannya meskipun lengan lengan kirinya patah dan air dari bawah tanah mulai naik. Tiba-tiba Biwa-Hoshi muncul dan membebaskan Dororo, meskipun pedangnya patah. Sekali lagi bertekad untuk mendapatkan kembali tubuhnya, serangan Hyakkimaru membuat Nue terluka parah. Dalam keadaan terdesak, Nue kemudian memakan Saburota dan menyerapnya ke dalam tubuhnya. Hyakkimaru akhirnya membunuhnya; tetapi tidak ada anggota tubuh yang dikembalikan kepadanya, bahkan setelah dia memotong tubuh Nue menjadi berkeping-keping, dan kejadian tersebut membuat Dororo ketakutan. Biwa-Hōshi menyaksikan dengan sedih ketika kebrutalan di hadapannya menghasilkan aura Hyakkimaru berubah menjadi merah, dan berpikir bahwa dia memiliki nasib yang berat untuk ditanggung. Hyakkimaru menyadari bahwa dia harus menghadapi Kagemitsu Daigo agar tubuhnya kembali sepenuhnya. |
21 | "The Story of Breaking the Cycle of Suffering" Transkripsi: "Gyakuru no maki" (Jepang: 逆流の巻) | Nobuyoshi Arai | Shigeru Murakoshi | 03 Juni 2019 (2019-06-03) |
---|
Hyakkimaru mendekati wilayah Daigo dan Dororo merasa sedih karena satu-satunya keinginan Hyakkimaru adalah mendapatkan anggota tubuhnya. Mereka terlihat oleh seorang penduduk desa yang memberi tahu Kagemitsu Daigo. Sementara itu, situasi di wilayah Daigo semakin memburuk: desa-desa yang tertular penyakit dibakar dan penduduknya terbunuh; laki-laki berbadan sehat diwajibkan untuk perang melawan Klan Asakura yang mengancam; sejumlah kuda, termasuk kuda induk menyusui bernama Midoro (ミドロ号), diminta. Tahōmaru memutuskan untuk membawa Mutsu dan Hyogo untuk menghentikan Hyakkimaru sendiri. Sepanjang jalan, Mutsu dan Hyogo mengingat penangkapan mereka setelah melihat orang tua mereka terbunuh dan kemudian dibebaskan oleh Kagemitsu untuk dibesarkan bersama Tahōmaru. Mereka menemukan Hyakkimaru dan Dororo di jurang yang berisi tubuh prajurit dan menyerangnya bersama. Hyakkimaru memotong lengan kanan Mutsu dan lengan kiri Hyogo, dan sekali lagi menebas mata kanan Tahōmaru sementara Dororo merasa ngeri melihat kekejaman Hyakkimaru. Tiba-tiba, sekelompok pria yang dikirim oleh Kagemitsu untuk melindungi pangeran mereka, ikut campur. Sang pemimpin mengarahkan Midoro yang dipenuhi oleh bahan peledak kepada Hyakkimaru, membunuh kuda tersebut dan menjatuhkan Hyakkimaru ke dalam jurang. Dororo ditangkap oleh penduduk desa dan Tahōmaru dilumpuhkan oleh panah ketika dia menolak untuk pergi. Kemudian, roh-roh merasuki tubuh Midoro, mengubahnya menjadi kuda yang menyala-nyala. |
22 | "The Story of Nui" Transkripsi: "Nui no maki" (Jepang: 縫の巻) | Teruyuki Omine | Kiyoko Yoshimura | 10 Juni 2019 (2019-06-10) |
---|
Kelompok Tahōmaru pulang ke rumah dengan Dororo sementara Kagemitsu bersiap untuk mengusir serangan dari Klan Asakura yang akan datang, yang berencana untuk bertarung di Banmon. Hyakkimaru marah karena Dororo telah diculik, dan kemarahannya menarik kuda iblis Midoro kepadanya. Tahōmaru mendatangi Mutsu, yang kehilangan lengan kanannya dan juga lemah karena penyakit yang disembunyikannya, tetapi dia menolak untuk melihat tuannya karena dia takut penyakit tersebut akan menular kepada Tahōmaru. Sementara itu, Nuinokata membebaskan Dororo dengan rasa terima kasih karena telah bersahabat dengan putranya, Hyakkimaru, dan ikut pergi bersamanya. Kapal mereka hancur akibat arus sungai yang kuat dan mereka diselamatkan oleh para pengungsi Daigo, termasuk Biwa-Hoshi. Nuinokata memutuskan untuk tetap tinggal untuk membantu merawat orang sakit dan terluka. Mutsu meninggalkan kompleks kediaman Daigo dalam keadaan sakit parah, memaksa Tahōmaru dan Hyogo untuk mengejarnya. Di tempat lain, Hyakkimaru bersama dengan kuda iblis Midoro menerobos sambil menebas para prajurit Daigo demi mencari Dororo. Mutsu terhuyung-huyung ke Aula Neraka dan menawarkan dirinya kepada iblis kedua belas sekaligus terakhir demi melindungi tanah dan rakyatnya. Tahōmaru dan Hyogo tiba dan menyaksikan tawarannya ditolak. Namun, ketika Tahōmaru, Mutsu, dan Hyogo kemudian mencegat Hyakkimaru, luka-luka mereka telah disembuhkan oleh iblis; Mutsu dan Hyogo masing-masing memiliki salah satu lengan asli Hyakkimaru dan Tahōmaru memiliki kedua matanya. |
23 | "The Story of the Demons" Transkripsi: "Kishin no maki" (Jepang: 鬼神の巻) | Daisuke Tokutsuchi | Yasuko Kobayashi | 17 Juni 2019 (2019-06-17) |
---|
Penduduk desa Daigo di dekat perbatasan bersiap untuk perang di depan mata dan anak kuda Midoro melarikan diri. Hyakkimaru menyerang Tahōmaru, Mutsu dan Hyogo untuk merebut kembali mata dan lengannya. Sementara itu, Nuinokata dan Dororo tiba di pertempuran tersebut, tetapi ditahan oleh Biwa-Hoshi. Midoro menyerang Mutsu dan Hyogo, tetapi terganggu oleh kedatangan anak kudanya dan terluka. Marah, Midoro merobek kepala Hyogo dan menghancurkan tubuh Mutsu, tetapi tubuh mereka dikendalikan oleh iblis yang menggunakan lengan mereka untuk melukai Midoro secara fatal. Setelah kematian mereka, lengan Hyakkimaru kembali kepadanya, dan dia meraih dua bilah pedang yang ada di tubuh prostetiknya dengan tangan kosong untuk terus bertarung melawan Tahōmaru. Merasa bingung akibat emosi ketika dia melihat Nuinokata dan Dororo yang sedang mendekat, Tahōmaru melarikan diri dan Hyakkimaru mengejarnya. Para penduduk desa, Biwa-Hoshi, Nuinokata, dan Dororo berdebat tentang nilai kehidupan seseorang dengan kebutuhan banyak orang, dan menyimpulkan bahwa sesuatu yang diperoleh dengan tangan mereka sendirilah yang akan bertahan lama. Di perbatasan, Kagemitsu Daigo memimpin pasukannya untuk maju, bertekad untuk mengalahkan Asakura dan memberikan arti pada keputusannya. Hyakkimaru mengikuti Tahōmaru ke kastil Daigo dan pertarungan mereka berlanjut. Selama pertarungan, mereka merobohkan tempat lilin yang kemudian membakar kastil. Asap dari kastil menuntun Dororo dan Nuinokata, yang khawatir dengan dua bersaudara tersebut. |
24 | "Dororo and Hyakkimaru" Transkripsi: "Dororo to Hyakkimaru" (Jepang: どろろと百鬼丸) | Kazuhiro Furuhashi | Yasuko Kobayashi | 24 Juni 2019 (2019-06-24) |
---|
Tahōmaru dan Hyakkimaru melanjutkan pertempuran sengit mereka di dalam kastil Daigo yang terbakar, masing-masing percaya bahwa itu adalah domain yang diwariskan untuk mereka. Sementara itu, Nuinokata meninggalkan Biwa-Hoshi dan Dororo sementara dia memasuki kastil melalui terowongan tersembunyi dan bertemu Jukai. Di atas mereka, Hyakkimaru akhirnya mengalahkan Tahōmaru tetapi tidak membunuhnya. Iblis dengan mata Hyakkimaru mencoba mengendalikan Tahōmaru, tetapi dia menyerahkan mata tersebut dan mengembalikannya kepada Hyakkimaru. Setelah Hyakkimaru membunuh iblis itu, tubuhnya menjadi utuh untuk pertama kalinya dan Jukai memberinya patung Dewi Belas Kasih yang baru diukir. Dororo dan Hyakkimaru dipersatukan kembali saat kastil terbakar. Nuinokata memeluk Tahōmaru saat dia mati di lengannya dan kastil tersebut runtuh. Sementara itu, patung iblis terakhir di Aula Neraka jatuh dan Kagemitsu Daigo memimpin pasukannya melawan Asakura, kehilangan banyak anak buahnya. Kemudian, Dororo mengusulkan untuk mengambil harta karunnya untuk membantu para pengungsi Daigo sementara Hyakkimaru datang ke Aula Neraka dan menemukan ayahnya yang sedang terluka. Ketika Hyakkimaru pergi tanpa membunuhnya sambil meninggalkan patung Dewi Belas Kasih, Kagemitsu menyadari jika dia tidak membuat perjanjian dengan para iblis, Hyakkimaru mungkin memiliki kemampuan untuk menyelamatkan wilayahnya. Hyakkimaru kemudian pergi sendiri dan meninggalkan Dororo, mengetahui bahwa mereka akan bertemu lagi pada masa depan. Dalam adegan terakhir, Dororo tumbuh menjadi seorang wanita muda yang berlari untuk menyambut Hyakkimaru yang lebih dewasa, yang tersenyum ketika dia berbalik untuk melihatnya. |
Lihat pula
Referensi
|