Doraemon
Doraemon (ドラえもん , Doraemon) adalah judul sebuah manga dan anime populer yang dikarang Fujiko F. Fujio (藤子・F・不二雄, nama asli: Hiroshi Fujimoto) sejak Desember 1969 dan berkisah tentang kehidupan seorang anak pemalas kelas 5 sekolah dasar yang bernama Nobita Nobi (野比のび太) yang didatangi oleh sebuah robot kucing bernama Doraemon yang datang dari abad ke-22. Doraemon dikirim untuk menolong Nobita agar keturunannya dapat menikmati kesuksesannya daripada harus menderita dari utang finansial yang akan terjadi pada masa depan yang disebabkan karena kebodohan Nobita. Jalan ceritaKehidupan awal Doraemon tidak begitu baik. Ia adalah sebuah robot gagal yang dilelang kepada sebuah keluarga miskin yang terlilit utang, yang tak lain adalah keluarga keturunan Nobita Nobi. Doraemon pernah menjalani masa-masa berat: Ia hanya menjadi penjaga bayi setelah gagal melewati ujian di akademi robot, kedua telinganya hancur setelah digigit robot tikus, catnya luntur akibat ulahnya sendiri, dan masih banyak kisah sedih yang ia lalui pada tahun pertama sejak kelahirannya. Sampai suatu ketika, keluarganya mengirimkan ia kembali ke masa lalu, kira-kira 150 tahun yang lalu ketika Nobita, leluhur keluarga ini, masih hidup di Tokyo. Doraemon dikirim kembali ke masa kehidupan Nobita oleh cicit Nobita, Sewashi. Ia dikirim untuk memperbaiki kehidupan Nobita agar keturunannya merasakan kehidupan yang lebih baik. Dalam kehidupan aslinya tanpa dibantu Doraemon, Nobita sering gagal dalam pelajaran sekolahnya, gagal dalam pekerjaan, dan mempunyai masalah keuangan; ia hanya berbakat dalam tembak-menembak, bermain karet, dan tidur, kemampuan yang hampir tak berguna di zaman Jepang modern. Doraemon tiba di tahun 1969, pada hari Tahun Baru Jepang. Ia keluar dari laci meja milik Nobita, dan sejak saat itu ia tinggal bersama Nobita, misinya adalah untuk mencegah Nobita menjadi orang gagal. Sangat ironis, sebuah robot gagal datang membantu seorang anak yang gagal. Tetapi pada kenyataannya, persahabatan keduanya membuat mereka menjadi seseorang yang lebih baik. Kelihatannya misi Doraemon berhasil, karena ketika mereka menjelajah ke masa depan, Nobita melihat dirinya menikah dengan Shizuka, bukan dengan Jaiko. Dia juga melihat keturunannya hidup dalam kondisi yang lebih baik daripada ketika Sewashi mengirim Doraemon dulu; bahkan keturunan Nobi mampu membeli robot yang "tidak gagal", Dorami. Cerita berfokus tentang kehidupan sehari-hari Nobita yang merupakan tokoh utama dalam cerita ini. Doraemon memiliki sebuah Kantong Ajaib (Kantong Empat Dimensi) yang berisi alat-alat ajaib dari masa depan. Seringkali Nobita datang merengek-rengek karena masalah di sekolah atau di lingkungannya, setelah memohon atau memaksa, Doraemon akan mengeluarkan sebuah alat yang membantu Nobita menyelesaikan masalah, membalas dendam, atau hanya sekadar pamer ke teman-temannya. Nobita biasanya bertindak terlalu jauh, mengabaikan saran atau perintah Doraemon. Akhirnya, Nobita terjerumus ke masalah yang lebih dalam. Terkadang, teman Nobita (biasanya Suneo atau Giant) mencuri alat tersebut dan berakhir dalam kekacauan karena salah menggunakannya. Selain menjadi teman bermain Nobita, Doraemon juga berperan sebagai robot rumah tangga yang membantu pekerjaan ibu Nobita, terutama saat Nobita sedang bersekolah. Pada umumnya dalam satu cerita komik (atau episode dalam serial animasinya), terdapat satu konflik atau masalah yang penyelesaiannya ada dalam cerita itu juga. Doraemon juga bukan berbentuk cerita berseri atau bersambung yang linear, memiliki akhir yang pasti atau ditentukan waktu tertentu; bagi para pembuat animasinya, hal ini memudahkan mereka menciptakan cerita baru jika diperlukan atau membuat remake dari cerita yang sudah diadaptasi sebelumnya.[1] Bahkan, dalam versi serial animasi (terkecuali versi 1973), judul serial pertama yang diproduksi bukanlah cerita awal dalam komik, seperti dalam versi 1979 dimulai dengan cerita berjudul Yume no machi Nobitarando (ゆめの町ノビタランド , Kota Impian Nobita Land).[2][3][4] Karena ditujukan untuk anak-anak, Doraemon diciptakan dengan gaya yang sederhana, seperti berbentuk lingkaran.[5] Ceritanya merefleksikan kehidupan masyarakat Jepang, seperti sistem kelas dan bagaimana masa kecil yang ideal di sana.[6][7] Doraemon berusaha memasukkan nilai-nilai anti-kekerasan, non-erotis,[8] perlindungan lingkungan hidup,[9] integritas, keberanian, kekeluargaan, kehormatan, dan kegigihan.[10] Aspek lain yang ditekankan adalah pentingnya anak muda di masyarakat, sehingga tindakannya juga dibuat sesuai perilaku anak-anak dan kehidupan anak-anak yang ideal, di mana mereka dapat bermain dan hidup dengan kebahagiaan, kebebasan, dan keinginan tanpa tekanan yang lebih tua.[11] Adapun pola cerita sejenis Doraemon (terutama karakter yang meliputi makhluk berkekuatan spesial, anak berkacamata yang biasa saja, anak perempuan yang cantik, anak laki-laki yang kuat, dan anak kaya yang sombong) juga umum ditemukan di komik karangan Fujiko Fujio lainnya seperti Ninja Cilik Hatori, Kiteretsu Daihyakka, Esper Mami, P-Man, dan Obake no Q-Tarō. Menurut penulisnya, cerita-cerita tersebut juga terjadi dalam dunia yang sama seperti Doraemon, meskipun dalam waktu yang berbeda; karakter dari cerita-cerita tersebut dapat saling bermunculan di cerita lainnya sebagai kameo.[12] KarakterTerdapat lima karakter utama dalam komik ini, yaitu Doraemon, Nobita Nobi, Shizuka Minamoto, Suneo Honekawa, dan Takeshi Gouda. Doraemon adalah robot kucing dari abad ke-22 yang dikirim oleh cicit Nobita dari masa depan, Sewashi; ia memiliki "kantong ajaib" yang berisi alat-alat dari masa depan yang biasanya digunakan untuk membantu Nobita. Nobita sendiri merupakan seorang anak sekolah dasar yang malas dan kurang pintar meskipun berhati lembut. Tiga karakter lainnya adalah teman sekolah Nobita. Shizuka adalah teman baik Nobita yang dianggap merupakan wanita ideal baginya; Suneo adalah anak dari keluarga kaya raya yang manja dan memiliki hubungan dekat dengan karakter lainnya, Takeshi Gouda (Giant, Gian, atau Jaian) yang kasar dan arogan namun rela berkorban demi orang terdekatnya. Adapun kata "Doraemon" dapat diartikan sebagai "kucing liar"; nama tersebut merupakan paduan dari huruf katakana (ドラ) dan hiragana (えもん). "Dora" berasal dari "dora neko" (どら猫, kucing liar),[13] sedangkan "-emon" (dalam huruf kanji 右衛門) adalah akhiran dari nama pria/makhluk jantan yang umum di Jepang.[14][15] Sedangkan nama karakter penting kedua, "Nobita Nobi" dapat diartikan sebagai "nobi nobi", yaitu "jalan hidup seorang anak yang sehat, bebas, gembira, dan tidak terkekang apa pun".[6][16] Meskipun Nobita dalam banyak cerita merupakan pemain utama, penulis komik ini menyatakan bahwa Doraemon-lah yang merupakan protagonis utama, dengan Nobita lebih sebagai protagonis kedua.[17] Ada juga karakter sampingan seperti ayah dan ibu Nobita; ibu dari Shizuka, Suneo, dan Giant; Pak Guru; Hidetoshi Dekisugi (teman sekelas Nobita yang merupakan anak berbakat namun dekat dengan Shizuka, sehingga dianggap Nobita sebagai "pesaing"-nya); Jaiko Gouda (adik perempuan Giant yang ingin menjadi komikus terkenal); Dorami (robot kucing adik Doraemon berwarna kuning); Mi-chan (pacar kucing Doraemon); Muku (anjing peliharaan Giant), dan Chiru-chiru (kucing peliharaan keluarga Suneo). Alat-alat ajaibSalah satu aspek penting lain dari Doraemon adalah "alat-alat ajaib"-nya dari masa depan, yang dalam bahasa aslinya disebut "himitsu dōgu" (ひみつ道具). Menurut penulis komiknya, ada sekitar 1.293 alat ajaib milik Doraemon, sedangkan catatan lain menyebut 1.963 alat;[18][14] dan ada yang menyebut 4.500 alat.[15] Beberapa alat ajaib yang penting, seperti "Baling-Baling Bambu", "Mesin Waktu", "Selimut Waktu", "Konyaku Penerjemah", dan "Pintu Ke Mana Saja".[14][19] Sama seperti banyak aspek cerita lainnya, alat ajaib Doraemon juga merefleksikan kehidupan nyata, yaitu perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi pesat yang terjadi di Jepang pada periode pasca 1960-an.[20] Menurut analis Saya S. Shiraishi, alat ajaib tersebut merefleksikan semangat inovasi dan pengendalian mutu yang ada di industri Jepang pada abad ke-20,[19] serta pentingnya pemahaman teknologi bagi anak muda demi mewujudkan kehidupan modern.[21] Akhir ceritaSecara resmi ketika komik terakhir dipublikasikan dan penulis utamanya, Hiroshi Fujimoto (Fujiko F. Fujio) meninggal di tahun 1996 atau ketika duo Fujiko Fujio (Fujimoto dan Motoo Abiko) berpisah di tahun 1987, tidak ada akhir dari cerita Doraemon yang resmi. Hal ini menimbulkan spekulasi dan beberapa cerita fan fiction dari penggemarnya mengenai hal tersebut.[22][23] Pada umumnya kesimpulan akhir yang didapat adalah Nobita menikahi Shizuka dengan kehidupan yang lebih baik. Sedangkan Doraemon kembali ke masa depan dan Nobita tidak lagi hidup bersamanya, walaupun ia dan temannya masih ingat dengan Doraemon.[24] Sempat beberapa terbitan resmi Doraemon memberikan dugaan hint akan akhir ceritanya. Seperti pada Maret tahun 1971, majalah Shogaku 4-nensei memberitakan karena fakta bahwa pengunjung dari masa depan menyebabkan masalah, pemerintah pada abad ke-22 melarang adanya perjalanan waktu, berarti Doraemon harus kembali ke waktunya di zamannya dan meninggalkan Nobita. Lalu, di bulan Maret tahun 1972, isi dari majalah Shogaku 4-nensei membeberkan cerita Doraemon, untuk beberapa alasan harus kembali ke masa depan dan berbohong untuk masalah mekanik sehingga Nobita memperbolehkannya pergi. Nobita memercayainya dan berjanji untuk menunggu sampai Doraemon sembuh. Menyadari bahwa Nobita dapat merelakan kepergiannya, Doraemon memberi tahu yang sebenarnya dan Nobita menerimanya. Doraemon kembali ke masa depan. (Namun sebenarnya komik "akhir" yang ada dalam dua majalah itu menandakan akhir penerbitan Doraemon di keduanya, bukan akhir dari cerita Doraemon sesungguhnya, bahkan berbeda dengan komik setrip majalah lainnya yang dibukukan, kedua komik tersebut tidak dimasukkan dalam komik seri Doraemon). Yang paling dikenal adalah cerita yang ada di akhir buku No. 6 dan awal buku No. 7, yang sudah dijadikan serial animasi dan dimasukkan dalam film Stand by Me Doraemon; diceritakan bahwa Doraemon harus kembali ke masa depan, yang akhirnya justru tidak terbukti berkat cairan Uso 800 yang diminum Nobita. (Mulanya Fujiko Fujio hendak menjadikan cerita ini sebagai akhir Doraemon karena saat ditulis (1973) masih kurang populer dan juga batas dari komik setrip di majalah-majalah penerbitnya hanyalah dua tahun, namun penulisnya kemudian berubah pikiran setelah dibujuk tim editorial majalah dan melanjutkan cerita Doraemon).[25][26] Sedangkan, akhir Doraemon yang tidak resmi, seperti:
SejarahLahirnya Doraemon bermula ketika seorang komikus, Hiroshi Fujimoto (Fujiko F. Fujio)[30][31][32] bertekad untuk membuat serial komik setrip baru di sejumlah majalah sebagai pengganti komik setrip karyanya sebelumnya, Denka Dari Planet Ume (Umeboshi Denka) pada tahun 1969.[33] Saat itu Fujimoto menyebutkan bahwa komik setrip barunya akan dimulai dengan "makhluk yang keluar dari laci". Akan tetapi, hingga mendekati batas waktu penerbitan, ia tidak kunjung mendapatkan ide komik apa yang akan ia buat.[34] Dalam situasi bingung tersebut, Fujimoto membayangkan adanya mesin yang bisa memberikannya ide. Tiba-tiba ia juga tersandung mainan anaknya, dan mendengar perkelahian kucing di lingkungan tempat tinggalnya.[13] Dari kejadian dan pemikirannya tersebut, ide tentang apa komik baru tersebut pun muncul di kepala sang penulis. Fujimoto menggabungkan boneka dengan kucing, yang kemudian menjadi karakter Doraemon;[34] dan sebagai kerangkanya, ia menggunakan komik lainnya yang sudah ditulisnya, yaitu Obake no Q-Tarō.[35] Akhirnya, setelah beberapa kali menggambar dan memikirkan ulang gambar dan ceritanya, Fujimoto berhasil menemukan bentuk akhir dari komik baru ini.[36][34] Tidak hanya dari kejadian tidak terduga tersebut, sang penulis kemudian juga mengembangkan Doraemon sesuai dengan pengalamannya yang lain. Karakter Nobita misalnya diambil dari Fujimoto yang malas berolahraga saat masih anak-anak;[37] teman-teman Nobita diambil dari teman-teman masa kecilnya;[38] dan latar tempatnya (disebutkan ada di Tsukimidai Susukigahara, Nerima, Tokyo)[39][40] terinspirasi dari kota kelahiran Fujimoto di Takaoka, Toyama, Jepang.[41] Beberapa pengamat juga menyebutkan bahwa karakter Doraemon dapat terinspirasi dari animasi Felix the Cat[42] atau novel The Door into Summer.[43] Doraemon akhirnya muncul pertama kali di bulan Desember 1969, sebagai komik setrip isi dari 6 majalah bulanan anak. Majalah-majalah tersebut, yaitu Yoiko, Yōchien, Shogaku Ichi-nensei, Shogaku Ni-nensei, Shogaku San-nensei, dan Shogaku Yon-nensei, yang ditambah dua majalah sejenis yaitu Shogaku Go-nensei dan Shogaku Roku-nensei di tahun 1973. Cerita yang terkandung dalam majalah-majalah itu berbeda-beda, yang berarti pengarang cerita ini harus menulis lebih dari 6 cerita setiap bulannya. Meskipun semuanya menargetkan anak-anak, namun komik setrip Doraemon yang muncul bisa dikatakan disesuaikan dengan target pembaca masing-masing majalah tersebut, di mana ada yang hanya menonjolkan aspek humor hingga menyelesaikan masalah yang lebih kompleks.[44] Belakangan, di tahun 1979, muncul majalah CoroCoro Comic yang menjadi majalah resmi/utama yang menerbitkan komiknya.[45][46][47] Mulai tahun 1974, mayoritas komik di majalah-majalah tersebut dikompilasi dalam buku-buku komik berseri 45 jilid. Tankōbon ini berada di bawah bendera Tentōmushi Comics (てんとう虫コミックス, , Komik Kumbang) dari Shogakukan, dengan jilid pertamanya keluar pada 31 Juli 1974 dan yang terakhirnya keluar pada 26 April 1996.[48][49] Tercatat buku kompilasi tersebut telah terjual lebih dari 80 juta buku pada tahun 1992; saat ini, Doraemon adalah adalah salah satu komik terlaris di dunia, yang telah terjual lebih dari 100 juta kopi. (Mulanya di Jepang Doraemon tidak populer; ketenarannya baru meningkat setelah muncul di layar kaca dan layar lebar).[35] Ada sekitar 1.345 cerita yang dibuat dari total 45 jilid komik, yang versi aslinya disimpan di Perpustakaan Pusat Takaoka di Toyama, Jepang, tempat Fujiko F. Fujio lahir. Mayoritas cerita-cerita tersebut merupakan karya Fujimoto sendiri, meskipun ada sebagian yang ditulis rekannya, Kenji Takaya. Cerita terakhir dibuat pada tahun 1991 disebabkan kondisi kesehatan sang penulis yang mulai memburuk.[50][51][52][53][54][55] Pada tahun 2005–2006, Shōgakukan menerbitkan sebuah serial tambahan sejumlah 5 jilid dengan judul Doraemon+ (Doraemon Plus), dengan cerita yang berbeda dari 45 jilid aslinya;[56][57] volume ke-6 dari Doraemon Plus sendiri baru dirilis di tahun 2014.[58] Selain itu, 119 cerita lainnya yang belum terpublikasi, kemudian juga dikompilasi dalam 6 buku komik berwarna berjudul Doraemon Kara Sakuhin-shu (ドラえもん カラー作品集 , Kumpulan Cerita Berwarna Doraemon), yang diterbitkan antara tahun 1999–2006.[59][60] Kemudian Shogakukan juga menerbitkan master works berjumlah 20 jilid dari 2009–2012,[61][62] dan komik bernomor "0" pada Desember 2019 yang berisi penggambaran Doraemon versi awal oleh Fujiko Fujio.[63] Shogakukan kemudian juga merilis seri spin-off dari komik Doraemon, seperti Doraemon Petualangan yang dirilis dari 1983–2004 dan berisi cerita Doraemon dan kawan-kawan ke dunia fantasi;[64][65] The Doraemons, manga karya Michiaki Tanaka yang dirilis pada 1996–2001 dan terdiri dari 6 jilid;[66][67] The Doraemons Special karya Yukihiro Mitani dan Masaru Miyazaki (pengembangan The Doraemons) dari 1997–2003 sebanyak 15 jilid;[68][69] dan Dorabase, komik bernuansa bisbol karya Mugiwara Shintarō sebanyak 23 jilid yang dirilis dari 2001–2011.[70][71] Pengembangan kemudian dilakukan dengan menjadikan Doraemon sebagai serial animasi, yang dimulai di tahun 1973 yang disiarkan di Nippon Television (NTV). Ada sekitar 26 episode yang disiarkan oleh stasiun televisi ini dari 1 April–30 September 1973.[72] Disutradarai oleh Mitsuo Kaminashi,[73] serial ini kemudian dihentikan penyiarannya mulai tahun 1979 karena tuntutan Shogakukan dan sempat menghilang akibat rekamannya dijual ke pihak lain oleh studio animasi-nya, Nippon TeleMovie Productions yang bangkrut.[74][75][76][77] Pada tahun 1979, dirilis versi baru yang dibuat oleh studio animasi baru, Shin-Ei Animation yang memulai produksinya dari 2 April 1979–18 Maret 2005. Adapun serial versi 1979 disiarkan di TV Asahi[31] dan disutradarai oleh Tsutomu Shibayama.[78] Ada sekitar 1.787 serial animasi versi 2005 yang sudah dirilis.[79][80] Mulai 15 April 2005, muncul lagi versi baru yang juga diproduksi Shin-Ei Animation dan juga ditayangkan aslinya di TV Asahi; versi ini menampilkan seiyū, staf produksi dan desain yang baru.[81] Selain itu, juga muncul film-film panjang yang sudah mencapai 41 buah, diproduksi oleh Shin-Ei Animation dan dirilis oleh Toho.[82] Sekitar 25 film dirilis dalam versi 1979 dan sisanya di bawah versi 2005.[82] Film-film ini diadopsi dari buku Doraemon Petualangan yang menceritakan Doraemon dan teman-temannya di lingkungan yang tidak biasa.[83][84] Namun, di tahun 2014 dan 2020, muncul film Stand by Me Doraemon dan Stand by Me Doraemon 2; kedua film ini berbeda karena gambarnya berdimensi tiga dan ceritanya merupakan kompilasi dari beberapa cerita-cerita di komik Doraemon biasa. Adaptasi lainnya adalah film pendek (seperti 2112: The Birth of Doraemon yang menceritakan kisah kelahiran Doraemon) yang keseluruhannya dirilis dari 1989–2004;[82][85] drama musikal yang dilakukan di Jepang pada 2008[86][87] dan 2017; permainan video dan mainan-mainan (merchandise). Popularitas dan kontroversiDi negara asalnya, Doraemon begitu sukses sehingga dianggap sebagai "ikon budaya modern Jepang",[35] dan bagian dari kehidupan masyarakat "Negeri Sakura" pasca perang dari generasi ke generasi.[88][89] Bahkan pada 3 September 2012, seabad sebelum "kelahiran"-nya, di kota Kawasaki, Kanagawa, Jepang, Doraemon resmi menjadi "warga tetap" kota tersebut.[90] Tercatat Doraemon ikut menginspirasi penulisan manga lain, seperti Eiichiro Oda dan One Piece-nya,[91][92] maupun Masashi Kishimoto, penulis Naruto.[93] Bisa dikatakan Doraemon telah berkembang dari komik dan serial animasi menjadi suatu waralaba media yang paling menguntungkan; misalnya dari penjualan tiket untuk seluruh filmnya saja sudah mencapai 103 juta, suatu yang terbesar di Jepang.[94] Kesuksesan tersebut kemudian menyebar (khususnya ke negara-negara Asia), yang diperkirakan mencapai 60 negara;[95] hal tersebut dianggap sebagai salah satu bentuk soft power Jepang.[96] Citra Jepang di negara-negara tersebut pun berubah, dari sebelumnya yang dipenuhi citra militeristik pasca-Perang Dunia II, menjadi "dunia imajinasi" dan penghasil cerita komik utama dunia menggantikan Amerika Serikat.[97] Tercatat juga dalam rangka mendukung branding Cool Japan yang dicanangkan pemerintahnya, pada awal 2010-an beberapa perusahaan Jepang seperti Sharp Corporation dan Toyota pernah menayangkan sejumlah iklan yang menggunakan karakter Doraemon (hasil kerja sama dengan Shogakukan) di sejumlah negara.[98][99][100] Menurut analis Leo Ching, popularitas tersebut salah satunya disebabkan nilai-nilai Doraemon sejalan dengan budaya Asia, seperti mementingkan tanggung jawab dan imajinasi.[101] Namun, hal sebaliknya terjadi di negara-negara Barat, disebabkan Doraemon dianggap terlalu spesifik untuk anak-anak saja.[102][103] Adapun manga ini juga sudah meraih sejumlah penghargaan, seperti Japan Cartoonists Association Award di tahun 1973 dan 1994;[104][105] Penghargaan Manga Shogakukan untuk manga anak-anak di tahun 1982;[106][107] dan hadiah pertama pada Penghargaan Kebudayaan Osamu Tezuka di tahun 1997.[108] Dalam majalah Time di tahun 2002, Doraemon menjadi satu-satunya "Pahlawan Asia" (Asian Heroes, disebutkan sebagai "Pahlawan Terimut di Asia") yang berasal dari karakter fiktif.[109] Pada tahun 2008, Kementerian Luar Negeri Jepang menetapkan Doraemon menjadi "duta kartun" negara itu,[110] dan 8 tahun kemudian, robot kucing ini "hadir" di penutupan Olimpiade Musim Panas 2016 Brasil untuk menyambut rencana pelaksanaan Olimpiade Musim Panas 2020 di Tokyo, Jepang.[111][112] Namun, juga muncul penilaian negatif atas Doraemon. Seperti karakternya yang kontroversial, contohnya Giant yang kasar dan Nobita yang seringkali bertindak "cabul", adanya ketergantungan pada "alat ajaib" yang diklaim bisa membuat anak menjadi malas,[113] belum lagi tingkah laku tokoh dewasa yang sering merokok dan meminum minuman beralkohol. Hal tersebut dianggap dapat berpengaruh negatif ke anak-anak, yang tercatat sempat berbuah rencana penghentian penayangannya di India dan Pakistan.[114][115] Adapun di Indonesia, anggapan "tidak pantas"-nya beberapa cerita Doraemon pernah membuahkan kontroversi ketika televisi penayangnya mem-blur karakter Shizuka yang menggunakan pakaian renang; hal ini menuai kritik dari warganet yang banyak menyalahkan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), walaupun pihak KPI mengaku mereka tidak pernah memerintahkan hal tersebut.[116] Sementara itu, di Tiongkok, muncul propaganda yang menyebut Doraemon sebagai karakter subversif yang menjadi alat "invasi budaya" oleh Jepang.[117][118][119] Doraemon di IndonesiaAwal kehadiran Doraemon di Indonesia dapat dilacak dengan munculnya buku komik berjudul Mr. IQ yang diterbitkan oleh Rajawali Grafiti pada tahun 1980-an. Sama seperti banyak komik lain dari penerbit tersebut, statusnya saat itu masih belum berizin resmi. Komik yang hanya terdiri dari 6 jilid ini (kebanyakan merupakan terjemahan dari seri Doraemon Petualangan) mengalami beberapa modifikasi yang cukup signifikan oleh Rajawali Grafiti, terutama dengan perombakan total karakter Doraemon (Mr. IQ) yang sangat jauh berbeda dibanding aslinya. Sedangkan 4 karakter utama lainnya masih dipertahankan seperti aslinya (khusus Suneo diubah pada bagian rambut), walaupun dengan nama-nama baru: Nobita menjadi Acung, Shizuka menjadi Ani dan Suneo menjadi Asun (hanya Giant yang masih mempertahankan nama aslinya).[120][121] Selain terbitan Rajawali Grafiti, versi tidak resmi (bajakan) tercatat juga pernah diterbitkan pada awal 2000-an yang dibuat oleh penulis lokal, dengan memasukkan unsur budaya populer yang terkenal saat itu seperti Panji Manusia Millenium dan Saras 008.[122] Penerbitan komik Doraemon yang resmi kemudian baru dilakukan di bawah Elex Media Komputindo mulai tahun 1991. Komik awal yang diterbitkan (dari 1991–2000) hanya berupa 45 jilid utama, yang disusul seri lain seperti Seri Peralatan Ajaib Doraemon, Doraemon Petualangan, Cerita Spesial Doraemon, Seri Ekspedisi Doraemon, Belajar Menghitung bersama Doraemon, Dorabase, The Doraemons, dan Doraemon Comic Quiz. Bisa dikatakan hampir semua komik Doraemon saat ini (asli atau turunannya) telah dipublikasikan dalam Bahasa Indonesia oleh Elex Media Komputindo. Adapun versi awal yang diterbitkan memiliki sampul tidak berwarna, dibalik dari aslinya (dibaca dari kiri ke kanan) dan dikenal luas karena terjemahannya yang belum rapi dan dipenuhi lokalisasi, seperti adanya "Surabaya", mata uang rupiah, ungkapan "assalamualaikum" atau nama Jaiko yang diubah menjadi "Ratmi"; versi awal ini dicetak sebesar 40.000 kopi/jilid.[123] Pada tahun 2011–2014 Elex Media Komputindo kembali menerbitkan 45 jilid aslinya (ditambah kemudian seri lain seperti Doraemon Petualangan) dalam versi baru "Japanese Binding" yang terjemahannya (seperti nama tempat) dan cara membacanya lebih sesuai dengan aslinya di Jepang.[124][125] Sedangkan di layar kaca, kehadiran Doraemon dimulai dengan penayangannya sebagai program pertama oleh televisi swasta pertama di Indonesia, RCTI dalam siaran percobaannya di tanggal 13 November 1988.[butuh rujukan] Kala itu waktu penayangannya adalah dari jam 17.30–18.00 WIB,[butuh rujukan] dan masih belum disulih suarakan ke dalam Bahasa Indonesia (hanya diberi subtitle).[126] Namun kemudian program tersebut sempat menghilang, hingga akhirnya dimulai lagi penayangannya pada 9 Desember 1990 pada 09.00 WIB.[127] Sejak saat itu RCTI secara konsisten menayangkan serial animasinya pada hari Minggu pagi, walaupun sempat mengalami perubahan di jam tayangnya (08.30 WIB pada 12 Mei 1991 dan awal 2021; 08.00 pada 2 Juni 1991 dan 14 April 2024; dan pada setiap hari atau Sabtu pada era 2000-an).[128][129][130] Jam tayangnya juga sempat berubah pada 2018 menjadi satu jam sebelum kembali menjadi 30 menit di awal 2021. Selain RCTI, saluran televisi lain yang pernah menayangkan serial animasi Doraemon adalah SCTV (sebagai jaringan RCTI, 1990–1993), Trans TV, MNCTV, dan GTV. Hak siar Doraemon di Indonesia dipegang oleh PT ADK Connect Emotions Indonesia (sebelumnya PT Perdana IMMG Indonesia dan PT Hikmad & Chusen), yang merupakan anak perusahaan dari Asatsu-DK (ADK Emotions).[131][132] Saat ini, serial yang ditayangkan adalah versi 2005, yang disiarkan mulai tahun 2011 menggantikan versi 1979 yang sudah disiarkan sejak awal kemunculannya; sedangkan untuk film yang muncul di layar kaca dapat berasal dari versi 1979 atau 2005.[133] Meskipun telah mengalami perubahan versi, lagu tema (Doraemon no Uta) adalah satu-satunya hal yang tetap tidak berubah dari penayangan Doraemon di layar kaca, walaupun dengan penyanyi yang berbeda. Adapun perubahan terkininya adalah pengisi suara (Nurhasanah Iskandar yang menyulih suara karakter Doraemon dari 1993 hingga 2018, kini digantikan oleh putranya, Dana Robbyansyah, di mana keduanya dikenal memiliki suara "serak basah"[a]).[134][135] Selain di layar kaca, film-film Doraemon juga sering tampil di layar lebar; salah satu yang paling populer di Indonesia adalah Stand by Me Doraemon (2014) yang tercatat sukses meraih pendapatan US$ 3 juta dan sekitar 1 juta penonton ketika ditampilkan pertama kali.[136][137] Saat ini, Doraemon adalah salah satu karakter manga yang paling populer di Indonesia, suatu hal yang dipertahankannya sejak awal kemunculannya.[123] Dalam beberapa waktu misalnya rating serial animasinya pernah mengalahkan sinetron yang ada di layar kaca,[138] dan tercatat Presiden RI, Joko Widodo, ikut menyukai membaca cerita robot kucing ini.[139] Para pencinta fanatik (dan sejumlah penyulih suara) Doraemon di Indonesia membentuk suatu komunitas yang dinamakan Doraemoners Indonesia,[140] di mana salah satu ketua Doraemoners untuk Manado, Regina Karwur tercatat memiliki rumah di Bitung, Sulawesi Utara, yang didesain seluruhnya berisi pernak-pernik Doraemon; rumah tersebut tercatat pernah diliput oleh media internasional.[141][142] Selain itu, Doraemon menjadi anime (dan juga salah satu acara) dengan masa penayangan terlama di layar kaca nasional. Pasar Doraemon di Indonesia sangat besar sehingga menjadi salah satu target 100 Doraemon Secret Gadget Expo yang diadakan di Jakarta dan Surabaya pada tahun 2014 dan 2015.[143][144] Ada juga Doraemon School Adventure, yang merupakan program di mana beberapa karakter dari serial Doraemon menyambangi 25 sekolah-sekolah di Jabodetabek. Program ini diselenggarakan oleh PT Berkat Animasi Internasional, selaku pemilik lisensi resmi dari karakter Doraemon di Indonesia, di tahun 2018.[145] Tidak hanya mereka saja, namun program ini juga didukung penuh oleh PT Sinde Budi Sentosa, dengan produk mereka yaitu Lasegar yang memiliki kemasan spesial edisi Doraemon. Jauh sebelum itu, Nissin Foods dan Ajinomoto sebagai sponsor film Doraemon di Indonesia tahun 1990-an, pernah meluncurkan produk mie instan Nissin Doraemon dan abon tabur Ajibon dengan karakter Doraemon pada kemasannya. Kedua produk tersebut kini sudah tidak diproduksi lagi di Indonesia. Namun di Thailand, Nissin Foods masih menghasilkan produk mie instan cup edisi spesial Doraemon. Doraemon juga mendapat penghargaan sebagai program animasi terpopuler di Indonesian Television Awards 2016[146] dan sebagai program akhir pekan terpopuler di Indonesian Television Awards 2018.[147] Catatan
Referensi
Bibliografi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Doraemon.
|