Dompyong Kulon, Gebang, Cirebon
Zaman dahulu kala daerah Gebang termasuk kedalam Kerajaan Cirebon yang disebut kefamilian Gebang yang dipimpin oleh Ki Gede atau Pangeran Sutajaya. Singkat cerita daerah Gebang termasuk daerah yang makmur dan membuat banyak orang pindah ke Gebang. Namun, semakin lama daerah Gebang menjadi sempit oleh orang yang berdatangan dan menetap, kemudian Ki Gede memerintahkan untuk memperluas daerah sebagai pemukiman. Ditetapkanlah sebuah daerah yang sekarang bernama blok Taman menjadi tempat pemukiman baru, tetapi di tengah-tengah pembangunan ada sebuah pohon yang di anggap angker dan terlarang, pohon tersebut bernama Pohon Widagori. Karena tidak ada yang bisa menebang pohon tersebut, Pangeran Sutajaya membuat sebuah sayembara yang isinya adalah "Barang siapa yang bisa menebang pohon itu akan mendapatkan wilayah di sekitar pohon tersebut". Sayembara itu terdengar sampai ke Kuningan dan terdengar oleh Raden Gentong yang berasal dari Cidahu, Kuningan. Raden Gentong yang bernama asli Ki Jembar, lantas berangkat dan berhasil menebang pohon Widagori tersebut. Pohon yang sudah ditebang tersebut kemudian dijadikan sebuah bedug yang terbuat dari Paku (Bahasa Jawa: Dom) Ketika sudah selesai bedug itu ditabuh sebanyak 3 kali dan berbunyi pyong... pyong... pyong... Dari peristiwa tersebut maka Raden Gentong menamakan daerah tersebut dengan nama Dompyong. Seiring berjalannya waktu, tahun 1983 Desa Dompyong dimekarkan menjadi 2 desa yaitu Desa Dompyong Kulon dan Dompyong Wetan. Desa Dompyong Wetan memiliki lapangan sepak bola di Dusun 1 yang bernama Stadion Puser Bumi. Nama-nama tim sepak bola di Desa Dompyong Wetan adalah Buyut Gentong (Buygen FC) di Blok 2 Taman Sari, Perjaka FC di Blok 1 (lahir tahun 1986), Percasi (Blok Cimeong), Anpak (Blok Pakulen). Sementara itu, baru-baru ini, Karang Taruna Desa Dompyong Wetan membentuk SSB yang bernama SSB Jembaraya, yang diambil dari nama asli Raden Gentong, pendiri Desa Dompyong, yaitu Ki Jembar.
|