Didiek SSSDidiek Yun Edy Warsito, kadang ditulis Didiek Junaedi Warsito, yang lebih dikenal dengan nama Didiek SSS (lahir 21 Juni 1964) adalah musisi berkebangsaan Indonesia. Dia adalah adik kandung dari musisi Embong Rahardjo. Namanya dikenal luas di kancah permusikan Indonesia sebagai pemain alat musik flute dan saksofon, baik untuk jazz maupun lagu rohani. Dia telah berkolaborasi dengan berbagai penyanyi dan musisi Indonesia dan luar negeri. Latar belakangDidiek SSS lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 21 Juni 1964. Bernama lengkap Didiek Yun Edy Warsito. Singkatan SSS dibelakangnya adalah gabungan nama orang tuanya yaitu Sumarno Siswodarsono, ayahnya, seorang pegawai negeri di RRI Solo, dan Suparmi, ibunya. Didiek SSS adalah adik dari saksofonis Embong Rahardjo. Dia belajar bermusik sejak umur 4 tahun, di bawah bimbingan ayahnya yang menjadi pemain alat musik tiup flute di RRI Solo. Di usia 8 tahun, dia sudah menjadi solis di RRI Solo, mengiringi musik simfoni. Dengan didikan yang keras dan penuh disiplin dari orangtua dalam belajar musik, akhirnya pada usia 10 tahun Didiek sudah bisa bermain dengan pemusik yang usianya jauh diatasnya. Tahun 1977-1978, Didiek masuk dapur rekaman lagu keroncong bersama Mus Mulyadi. Hal ini membuatnya semakin bersemangat mempelajari musik klasik, keroncong dan jazz. Pada tahun 1981, dalam usia 17 tahun, Didiek SSS sudah dapat membaca not balok sampai strip tiga dan juga sudah menguasai not angka dengan baik. Dengan pertimbangan untuk lebih mengembangkan kemampuannya dalam bermusik, Didiek akhirnya memutuskan pindah ke Jakarta. Tidak sampai 1 bulan tinggal di Jakarta, Didiek sudah bergabung dengan salah satu orkes terkenal pada masa itu, Orkes Telerama pimpinan Isbandi yang kerap tampil di TVRI. Didiek tampil di orkes tersebut bersama musisi lainnya yang usianya di atasnya seperti Embong Rahardjo, Addie MS, Erwin Gutawa, Elfa Secioria dan Jimmy Manopo. Bergabung dengan Chandra Kirana. Selanjutnya pada tahun 1982, Didiek banyak membantu banyak musisi lainnya untuk rekaman seperti Vina Panduwinata, Harvey Malaiholo, Utha Likumahuwa, Ireng maulana, Ermy Kullit dan Mergie Siegers. Pada Yamaha Light Music Contest 1983, ia bergabung bersama band SAPTA BAMA bersama Didi AGP. Sempat berpartisipasi pada acara Jak Jazz yang pertama (1988), Java Jazz Festival serta Economic Jazz Live. Pernah membuat grup musik sendiri dengan mengambil namanya sendiri, Didiek SSS Band. Pernah pula bergabung dengan Spirit Band, dan sempat merilis lagu Bayang-Bayang Semu yang dia ciptakan bersama dengan temannya. Kerap mengisi acara Nada & Irama di TVRI. Tahun 1985, menjadi konduktor pada beberapa big band, orkestra dan juga pada saat acara pertukaran artis dengan Malaysia. Setelah lulus dari Fakultas Hukum tahun 1992, dia mencoba menjadi ’orang kantoran’, namun hanya bertahan 1 bulan. Kemudian dia lebih memilih total menjadi soloist player dan sejak tahun 2000, ia lebih berfokus pada saksofon daripada flute. Pemusik tiup yang permainannya dipenagruhi oleh gaya Hubert Laws, James Calway, David Sanborn dan Chick Corea, ini lebih benyak bermain musik rohani dan mengajar musik di gereja.[1] Lihat pulaReferensi
|