DeinstitusionalisasiDeinstitusionalisasi adalah proses mengganti penginapan rumah sakit jiwa yang lama dengan pelayanan kesehatan mental masyarakat yang kurang terisolasi, bagi mereka yang didiagnosis dengan gangguan mental atau memiliki cacat perkembangan. Deinstitusionalisasi bekerja dalam dua cara: yang pertama fokus pada pengurangan ukuran populasi dari institusi mental dengan membebaskan pasien, memperpendek masa tinggal, dan mengurangi penerimaan dan penerimaan kembali pasien; cara yang kedua ialah fokus pada reformasi proses kelembagaan/institusi rumah sakit mental, sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan kuatnya kebergantungan, keputusasaan, ketidakberdayaan, dan perilaku maladaptif lain dari diri pasien.[1] Menurut psikiater Leon Eisenberg, deinstitusionalisasi merupakan keseluruhan manfaat bagi sebagian besar pasien kejiwaan, meskipun banyak yang telah kehilangan tempat tinggal dan tanpa perawatan.[2] Gerakan deinstitusionalisasi ini diprakarsai oleh tiga faktor:
Menurut psikiater Amerika Loren Mosher, deinstitusionalisasi paling parah di Amerika Serikat terjadi setelah tahun 1972, sebagai akibat dari ketersediaan pendapatan keamanan tambahan/SSI (suplemental security income) dan jaminan sosial penyandang cacat, jauh setelah obat antipsikotik digunakan secara universal di rumah sakit negara.[3] Periode Ini menandai pertumbuhan dukungan dana komunitas dan pengembangan masyarakat, termasuk rumah-rumah kelompok awal, program apartment pertama kesehatan mental masyarakat, pekerjaan transisi dan jangka pendek, serta lokakarya dalam masyarakat yang mendahului bentuk-bentuk masyarakat yang mendukung perumahan dan mendukung kehidupan. Menurut psikiater dan penulis Thomas Szasz, deinstitusionalisasi adalah kebijakan dan praktik mentransfer tunawisma, tanpa sadar rumah sakit mental pasien dari rumah sakit mental negara ke dalam berbagai jenis institusi kejiwaan secara de facto yang sebagian besar didanai oleh pemerintah federal. Institusi yang sebagian besarnya disubsidi oleh pemerintah federal, dan dimulai di Amerika Serikat tersebut dengan cepat diadopsi oleh sebagian besar pemerintah Barat. Rencana mengenai institusi tersebut ditetapkan dalam undang-undang kesehatan mental masyarakat, sebagai bagian dari undang-undang yang dibuat John F. Kennedy dan disahkan oleh Kongres Amerika Serikat pada tahun 1963, yang mewajibkan pengangkatan komisi untuk membuat rekomendasi dalam "memerangi penyakit mental di Amerika Serikat".[4][butuh klarifikasi] Dalam banyak kasus, deinstitusionalisasi dari sakit mental di dunia Barat sejak tahun 1960an dan seterusnya telah diterjemahkan dalam kebijakan-kebijakan yang dijalankan oleh masyarakat (community release). Individu yang sebelumnya telah berada di dalam institusi mental tidak lagi secara terus-menerus diawasi oleh petugas kesehatan. Beberapa ahli, seperti E. Fuller Torrey, menganggap deinstitutionalisasi merupakan sebuah kegagalan,[5] sementara beberapa pihak lain mempertimbangkan beberapa aspek institusionalisasi yang menjadi lebih buruk. Asal-usulAbad ke-19Abad ke-19 menyaksikan ekspansi yang besar dalam jumlah serta ukuran rumah sakit jiwa di negara-negara industri Barat. Meskipun pada awalnya sesuai dengan prinsip-prinsip moral perawatan, rumah sakit-rumah sakit itu menjadi memiliki semakin banyak pasien, non-terapeutik, terisolasi pada lokasi, dan lalai terhadap para pasien.[6] Referensi
|