Datuk Jannaton
Datuk Jannaton adalah seorang tokoh bangsawan Pagaruyung, saudagar, dan tokoh perantau Minangkabau di wilayah Penang, Semenanjung Malaya. Ia merupakan pendiri (peneroka) awal pemukiman perantau Minangkabau di Batu Uban, pantai timur Pulau Penang pada abad ke-18.[1] RiwayatDatuk Jannaton merupakan saudagar yang aktif dalam perdagangan lintas selat Malaka. Ia datang di Batu Uban pada tahun 1742. Datuk Jannaton kemudian mendapatkan penghargaan berupa seratus hektare tanah di Batu Uban, Pulau Penang, atas jasa dan bantuannya pada Sultan Kedah, yaitu Sultan Muhammad Jiwa yang memerintah dari tahun 1710 hingga 1778, dalam menghadapi serangan dari Kerajaan Siam yang dipimpin Raja Boromakot (Somdet Phra Chaoyuhua Boromakot), yang memerintah di Ayutthaya dari tahun 1732-1758. Serangan dari Siam tersebut akhirnya dapat dipukul mundur.[2] Datuk Jannaton meninggal dunia pada tahun 1789 dan dimakamkan di kompleks pekuburan milik keluarga besarnya di Batu Uban, Penang, Semenanjung Malaya. Keturunan Datuk JannatonKeturunan Datuk Jannaton dikemudian hari berkembang dan tersebar di Malaysia, Singapura, Australia, Indonesia dan berbagai negara lainnya. Banyak diantaranya menjadi tokoh-tokoh yang dikenal masyarakat, seperti Presiden Singapura pertama, Tun Yusof Ishak, mantan Menteri Pertanian pertama Malaysia, Aziz Ishak, Duta Besar Singapura, Tan Sri Wan Suleiman Pawanteh, Hakim Persekutuan, Datuk Wira Wan Yahya Pawanteh serta tokoh seperti mantan Ketua Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) serta Presiden Majelis Umum PBB, Tan Sri Razali Ismail, mantan Kepala Polisi Negara Malaysia, Tan Sri Bakri Omar dan Menteri Wilayah Federal, Datuk Seri Mohd Zulhasnan Rafique. Referensi
Pranala luar
|