Damaris HutabaratDamaris Hutabarat adalah aktivis hak asasi manusia dan ibu dari Ucok Munandar Siahaan, seorang aktivis mahasiswa yang menghilang pada tanggal Kerusuhan 14 Mei 1998 di Jakarta dan sekitarnya. BiografiDamaris mengalami sakit menahun yang menyebabkan ia harus menggunakan kursi roda untuk bepergian termasuk untuk menghadiri Aksi Kamisan.[1] AktivismeDamaris memulai aktivismenya setelah anaknya, Ucok Munandar Siahaan menghilang pada tanggal 14 Mei 1998 bersama dengan Hendra Hambali, Yadin Muhidin, dan Abdun Nasser.[2] Banyak orang menduga Ucok diculik ketika kerusuhan terjadi di sekitar Ciputat, Tangerang Selatan. Ucok saat itu merupakan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Jakarta. Ia tidak memiliki riwayat keterlibatan dalam gerakan politik atau gerakan kampus sebelumnya. Namun, sehari sebelum ia menghilang, ia sempat mengatakan kepada Damaris bahwa Soeharto akan lengser juga pada akhirnya.[3] Beberapa hari sebelum peristiwa tanggal 14 Mei 1998, Damaris mengatakan bahwa keluarganya sempat mengalami teror. Paian Siahaan, suaminya, sempat diikuti oleh orang tak dikenal yang menyangka Paian sebagai Ucok.[3] Sejak Ucok dinyatakan menghilang, Damaris dan Paian Siahaan melakukan advokasi mencari penuntasan kasus Ucok. Pada 6 April 2015, mereka memberi keterangan pers Maklumat Korban di kantor Komnas HAM di Jakarta. Mereka mendesak Kongres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan agar mendorong Presiden Joko Widodo menjalankan rekomendasi DPR RI untuk penuntasan kasus penghilangan paksa.[4] Referensi
|