Daewoo Motors
Daewoo Motors (/ˈdaɪwuː/ DY-woo) dulu adalah sebuah perusahaan otomotif asal Korea Selatan yang didirikan pada tahun 1937 dengan nama "National Motors". Nama dari perusahaan ini kemudian diubah beberapa kali hingga menjadi "Daewoo Motors" pada tahun 1983. Setelah mengalami kesulitan keuangan,[1] perusahaan ini menjual sebagian besar asetnya pada tahun 2001 ke General Motors, sehingga menjadi anak usaha dari General Motors dengan nama "GM Daewoo". Pada tahun 2011, nama dari perusahaan ini diubah menjadi GM Korea. SejarahPerusahaan ini memulai sejarahnya dengan nama "National Motor" pada tahun 1937 di Bupyeong-gu, Incheon, Korea Jepang. Nama dari perusahaan ini kemudian diubah menjadi "Saenara Motor" pada bulan November 1962. Saenara merakit dan menjual Datsun Bluebird PL310.[2] Sebagai perusahaan otomotif pertama di Korea Selatan, Saenara memiliki fasilitas perakitan modern, dan didirikan setelah Kebijakan Promosi Industri Mobil diumumkan oleh pemerintah Korea Selatan pada tahun 1962.[3] Saenara Motor kemudian dibeli oleh Shinjin Industrial pada tahun 1965, sehingga nama perusahaan ini diubah menjadi Shinjin Motors setelah berkolaborasi dengan Toyota. Setelah Toyota keluar pada tahun 1972, Shinjin Motor memulai joint venture dengan General Motors, sehingga nama perusahaan ini diubah menjadi "GM Korea", tetapi nama perusahaan ini kembali diubah menjadi Saehan Motor pada tahun 1976. GM Korea lalu menjual Rekord bersama dengan Chevrolet 1700 yang didasarkan pada Holden Torana. Anggota Daewoo GroupPada bulan Desember 1982, Daewoo Group resmi mengendalikan perusahaan ini. Pada bulan Januari 1983, nama perusahaan ini diubah menjadi "Daewoo Motor Co." Hingga tahun 1996, semua mobil buatan perusahaan ini didasarkan pada model dari General Motors. Semua model buatan Saehan pun diberi nama 'Daewoo'. Model Royale Series tetap dipertahankan, dengan Daewoo menambahkan Royale XQ dan Royale Duke (Maret 1982), Royale Prince (Juli 1983), dan Royale Salon Super (Maret 1986). Di atas model Royale, mobil mewah unggulan Daewoo Imperial diluncurkan pada tahun 1989, dengan gaya yang mirip dengan Chrysler Imperial dan New Yorker, tetapi juga mirip dengan sedan mewah asal Jepang. Daewoo Imperial pun diproduksi hingga tahun 1993. Pada tahun 1986, Daewoo meluncurkan model pertama buatannya sendiri, yakni Daewoo LeMans, yang didasarkan pada Opel Kadett E. Versi tiga pintu dari model tersebut diberi nama Racer, sementara versi lima pintu diberi nama Penta-5. Model tersebut juga dijual hampir di seantero dunia dengan nama Pontiac LeMans, Asüna GT dan SE, atau Passport Optima. Model tersebut diproduksi hingga bulan Februari 1997, sehingga menjadi salah satu model terlaris dari Daewoo Motor. Pada tahun 1986, Daewoo juga menawarkan versi rebadge dari Nissan Vanette. Pada tahun 1987, perusahaan ini meluncurkan Espero, yang dirancang oleh Bertone, sehingga memulai tradisi perancangan model Daewoo Motor oleh perancang asal Italia. Pada tahun 1991, Daewoo Heavy Industries meluncurkan mobil mini Tico, yang dijual di diler Daewoo Motor. Sejak tahun 1981, Daewoo Heavy Industries juga menjual minivan Damas dan pikap mini Labo, yang semuanya didasarkan pada model buatan Suzuki. Setelah Royale Series dihentikan, modelnya sedikit dimodifikasi dan dijual dengan nama Prince dan Super Salon atau Brougham, masing-masing hingga tahun 1997 dan 1999. Pada tahun 1992, joint venture dengan General Motors berakhir, sehingga Daewoo Motor menjadi sebuah perusahaan independen. Pada tahun 1994, Daewoo mulai mengimpor Honda Legend generasi kedua untuk menggantikan Imperial, dengan nama Arcadia. Pada tahun yang sama, LeMans juga sedikit dimodifikasi, dan semua varian (tiga, empat, dan lima pintu) kemudian dijual dengan nama Cielo. Pada akhir tahun 1996, perusahaan ini meluncurkan model asli pertama buatannya, yakni Lanos, yang tersedia dalam tiga varian, yakni empat pintu, tiga pintu (dengan nama Romeo), dan lima pintu (dengan nama Juliet). Gaya dari model tersebut dirancang oleh Italdesign milik Giorgetto Giugiaro. Salah satu fitur utama dari model tersebut adalah kisi-kisi radiator tiga bagian, yang mirip dengan emblem Daewoo Motor, sehingga kemudian juga digunakan di sejumlah model buatan Daewoo berikutnya. Pada bulan Februari 1997, perusahaan ini meluncurkan Nubira, model Daewoo pertama yang diproduksi di pabrik baru di Kunsan. Model tersebut dirancang oleh I.DE.A Institute asal Italia. Pada bulan Maret 1997, perusahaan ini meluncurkan Leganza, yang juga dirancang oleh Giorgetto Giugiaro, dengan meminjam sejumlah gaya dari mobil konsep Jaguar Kensington tahun 1990.[4] Pada tahun 1998, perusahaan ini meluncurkan Matiz, yang dirancang oleh Giorgetto Giugiaro dan didasarkan pada mobil konsep "Lucciola" tahun 1992 buatannya, yang awalnya dibayangkan sebagai pengganti dari Fiat Cinquecento. Mobil tersebut pun menjadi mobil terlaris dari Daewoo Motor hingga empat tahun berikutnya.[butuh rujukan] Pada tahun 1999, Daewoo meluncurkan Magnus, yang merupakan pengembangan dari Leganza. Dijual di Korea, bersama Leganza, hingga Leganza berhenti diproduksi pada tahun 2002, Magnus tersedia dalam dua varian, yakni Classic dan Eagle. Pada awal tahun 2000, perusahaan ini meluncurkan minivan Rezzo. Pada tahun 2001, perusahaan ini memodifikasi bagian depan dari Matiz, Lanos, dan Nubira. Pada tahun 2002, perusahaan ini meluncurkan Magnus L6, yang dilengkapi dengan mesin 6 silinder segaris pertama buatan Daewoo, serta rancangan kisi-kisi dan lampu baru. Pada tahun yang sama, Daewoo juga meluncurkan subkompak Kalos, yang dirancang untuk menggantikan Lanos. Akuisisi dan penjualan SsangYong MotorPada tahun 1998, setelah krisis finansial Asia, Daewoo Motor mengambil alih SsangYong Motor, yang kemudian dijual pada tahun 2000, karena masalah keuangan yang dihadapi oleh perusahaan tersebut terlalu parah.[1] Model buatan perusahaan tersebut dijual dengan merek Daewoo-SsangYong di Korea Selatan, tetapi di luar Korea Selatan, model buatan perusahaan tersebut dijual dengan merek Daewoo. Limosin unggulan buatan SsangYong, yakni Chairman, juga diintegrasikan ke dalam model buatan Daewoo, dengan nama Daewoo Chairman, dengan kisi-kisi tiga bagian khas Daewoo. Penjualan ke General MotorsPada tahun 1999, Daewoo Group mengalami masalah keuangan, dan dipaksa untuk menjual Daewoo Motor. Calon pembeli untuk Daewoo Motor meliputi Hyundai yang terasosiasi dengan DaimlerChrysler, aliansi Ford Motor Company dan GM-Fiat, serta General Motors. Akhirnya General Motors lah yang mengakuisisi aset milik Daewoo Motor.[butuh rujukan] Pada tahun 2002, Daewoo Commercial Vehicle Company dipisah dari Daewoo Motor. Pada tahun 2004, Daewoo Commercial Vehicle Company diakuisisi oleh Tata Motors asal India.[butuh rujukan] Luar Korea SelatanDaewoo memegang sejumlah saham dari AvtoZAZ asal Ukraina. Mulai tahun 1998 hingga 2003, keduanya juga membentuk joint venture AvtoZAZ-Daewoo. Pada tahun 2002, Daewoo Lanos mulai dirakit secara CKD di Ukraina, dan kemudian mulai diproduksi penuh di Ukraina dengan nama ZAZ Lanos. Versi dari Chevrolet Aveo yang dikembangkan oleh Daewoo juga dirakit di Ukraina oleh Chornomorsk, anak usaha dari AvtoZAZ. Pasca kebangkrutan Daewoo Motor, UkrAVTO pun membeli AvtoZAZ pada tahun 2002. Semua pabrik milik AvtoZAZ (terutama pabrik MeMZ dan Chornomorsk) kemudian dijadikan modal untuk mendirikan ZAZ. Pada tahun 2003, Hirsch & Cie asal Swiss membeli saham ZAZ yang dipegang oleh Daewoo. Pada bulan Agustus 1992, Daewoo mendirikan joint venture Uz-DaewooAuto di Asaka, Uzbekistan, untuk melayani etnis minoritas Korea di sana. Saat ini, pabrik tersebut merakit Matiz dan Nexia, serta Lacetti. Pada tahun 1994, Daewoo mengakuisisi Automobile Craiova asal Craiova, Romania, yang memproduksi turunan dari model Citroën Axel, yakni Oltcit Club. Nama dari perusahaan tersebut pun diubah menjadi Romanian Daewoo Motor (Rodae), dan kemudian kembali diubah menjadi Daewoo Automobile Romania.[5] Pabrik milik perusahaan tersebut lalu direnovasi total. Hingga tahun 2008, pabrik tersebut memproduksi Daewoo Cielo, Matiz, dan Nubira untuk dijual di Romania, serta komponen mobil, seperti mesin dan transmisi, untuk diekspor ke luar Romania. Pabrik tersebut kemudian diakuisisi oleh pemerintah Romania dan dijual ke Ford pada tahun 2007. Produksi model Daewoo pun dihentikan pada bulan Mei 2008, dan nama Daewoo Automobile Romania diubah menjadi Ford Romania. Pada tahun 1995, Daewoo juga berinvestasi di Fabryka Samochodów Osobowych (FSO) asal Polandia, dan membentuk joint venture dengan nama Daewoo-FSO, untuk merakit model Matiz, suksesor dari Tico, yang sangat populer di Eropa Timur. Pada bulan Januari 2005, FSO juga mulai memproduksi Matiz dan Lanos dengan mereknya sendiri. Saat membentuk joint venture dengan Fabryka Samochodów Ciężarowych (FSC) asal Polandia pada tahun 1995, Daewoo juga membentuk Daewoo Motor Polska untuk memproduksi van Daewoo Lublin dan pikap Daewoo Honker, yang didasarkan pada Tarpan Honker. Daewoo Motor Polska dan LDV asal Britania Raya juga bersama-sama mengembangkan van Maxus. Setelah Daewoo Group bangkrut, LDV pun mendapat hak eksklusif atas van Maxus, sehingga LDV juga membeli peralatan milik Daewoo Motor Polska agar dapat dipindah ke pabriknya di Birmingham. FSC kemudian dijual oleh General Motors ke Intrall asal Britania Raya, sementara rancangan Honker dijual ke Andoria-Mot asal Polandia. Pada tahun 1998, Daewoo Motor membeli 50,2% saham dari Avia asal Republik Ceko. Setahun kemudian, nama dagang dari perusahaan tersebut pun diubah menjadi Daewoo-Avia. Pada tahun yang sama, perusahaan tersebut resmi menjadi importir dan eksportir eksklusif dari kendaraan buatan Daewoo di Republik Ceko. Perusahaan tersebut juga mulai memproduksi van Lublin dan truk Avia D60/90. Pembelian General Motors terhadap Daewoo pada tahun 2001 tidak meliputi Daewoo-Avia. Pada tahun 2005, perusahaan tersebut diambil alih oleh Odien Capital Partners. Pada bulan Oktober 2006, divisi truk ringan dari perusahaan tersebut didivestasi ke Ashok Leyland asal India, dan menjadi Avia Ashok Leyland Motors Company. Pada tahun 1998, perakitan Lanos, Nubira, dan Leganza dalam skala kecil dimulai di Taganrog, Rusia, di pabrik TagAZ-Doninvest.[6] Mobil-mobil tersebut pun dijual di Rusia, masing-masing dengan merek Doninvest Assol, Orion, dan Kondor. Proyek tersebut tidak terlalu sukses, sehingga TagAZ beralih ke Citroën untuk memproduksi Berlingo,[7] dan Hyundai untuk memproduksi Accent. Setelah dibeli oleh General Motors pada tahun 2002, Daewoo melepas semua bisnisnya di luar Korea Selatan. Kesepakatan mengenai pengiriman CKD dari Korea Selatan juga diakhiri pada tahun 2005, sehingga sejak saat itu, pabrik di luar Korea Selatan dipaksa untuk bergantung pada kemampuannya sendiri. Pemasaran di luar Korea SelatanSebelum dibeli oleh General Motors, mobil buatan Daewoo tersedia di sejumlah negara. Di Eropa, Daewoo Motor mulai menjual Espero dan Cielo (atau Nexia) mulai awal tahun 1995, dan cukup laris, terutama di Britania Raya, di mana Daewoo populer karena harganya yang kompetitif dan jaringan dilernya yang luas. Pada tahun 1996, perusahaan ini menguasai 1% pangsa pasar mobil baru di Britania Raya, dengan sekitar 20.000 unit berhasil terjual. Pada tahun 1997, Daewoo meluncurkan Lanos, Nubira, dan Leganza. Matiz juga diluncurkan pada tahun 1998, dan sangat laris, terutama di negara di luar Asia, seperti Italia.[8] Rezzo (atau Tacuma), Evanda (Magnus) dan Kalos kemudian diluncurkan, dan disusul oleh peluncuran model yang didasarkan pada SsangYong, seperti Korando, Musso, dan Rexton. Setelah dibeli oleh General Motors, mobil buatan Daewoo diberi logo baru, dan tetap dijual dengan merek Daewoo hingga tahun 2003. Lacetti adalah mobil terakhir yang dijual dengan merek Daewoo di Eropa, karena model selanjutnya dijual dengan merek Chevrolet. Mobil buatan Daewoo juga dijual di Amerika Serikat mulai tahun 1997 hingga 2002. Sejak keluarnya Daewoo dari sejumlah negara, Lanos digantikan oleh Aveo, sementara Nubira dan Leganza digantikan oleh model buatan Chevrolet atau Suzuki. Pada bulan Januari 2005, merek Chevrolet resmi diperkenalkan di Eropa, dengan semua model buatan Daewoo diberi merek Chevrolet. General Motors menyatakan bahwa:
Dipertimbangkan juga bahwa langkah ini adalah kesempatan bagi Daewoo untuk menjadi lebih kuat. Secara tidak resmi, setelah Daewoo bangkrut, pelarian mantan chairman Kim Woo-Choong dan terutama "Daewoo Affaire" di Prancis (penutupan dan kebakaran pabrik Daewoo-Orion Electronics di Longwy, Prancis),[10] membuat nama Daewoo menjadi buruk, sehingga GM memutuskan untuk memperluas merek Chevrolet yang telah digunakan di luar Amerika Serikat (Kanada, India, Israel, Rusia) sejak tahun 2003 untuk menciptakan sebuah merek global. Winstorm dan Tosca pun dijual dengan nama Chevrolet Captiva dan Chevrolet Epica. Sejumlah bekas model buatan Daewoo juga diubah namanya, seperti Matiz yang menjadi Chevrolet Spark di sejumlah negara (walaupun Chevrolet Matiz juga digunakan), atau Kalos yang menjadi Aveo (beserta Chevrolet Kalos di sejumlah negara). Referensi
|