Cortinarius caperatus
Cortinarius caperatus adalah jamur yang dapat dimakan dari genus Cortinarius yang ditemukan di wilayah utara Eropa dan Amerika Utara. Jamur ini dikenal sebagai Rozites caperata selama bertahun-tahun sebelum studi genetik mengungkapkan bahwa jamur itu termasuk dalam genus Cortinarius. Bagian buahnya muncul di musim gugur di hutan konifera dan fagus serta padang rumput di akhir musim panas dan musim gugur. Tudungnya berwarna oker dan melintang hingga 10 cm (4 inci) serta memiliki permukaan berserat. Lamelanya berwarna tanah liat melekat pada stipe di bawah tudung, dan stipe berwarna keputihan dengan cincin keputihan. Nama spesiesnya dalam bahasa Latin, caperatus, berarti berkerut, dan mengacu pada tekstur khas tutupnya. Dagingnya memiliki bau dan rasa yang ringan. Populer di kalangan pengumpul jamur, C. caperatus dipetik secara musiman di seluruh Eropa. Meskipun rasanya ringan dan dihargai tinggi, jamur ini sering dihinggapi belatung. Di Eropa tengah, spesimen tua dapat membingungkan orang dengan spesies lainnya bernama Inosperma erubescens yang beracun di musim panas. Bagian buah C. caperatus telah ditemukan mengandung bioakumulasi merkuri dan isotop radioaktif sesium. TaksonomiJamur ini awalnya dideskripsikan sebagai Agaricus caperatus pada tahun 1796 oleh ahli mikologi Afrika Selatan Christiaan Hendrik Persoon, yang mencatat bahwa jamur itu tumbuh di hutan fagus.[1] Julukan khusus caperatus adalah bahasa Latin untuk "keriput".[2] Naturalis Bohemia Julius Vincenz von Krombholz menggambarkannya dalam bukunya Naturgetreue Abbildungen und Beschreibungen der essbaren, schädlichen und verdächtigen Schwämme, diterbitkan antara tahun 1831 dan 1846.[3] Jamur tersebut dipindahkan ke genus Cortinarius oleh ahli mikologi Swedia Elias Magnus Fries pada tahun 1838.[4] Kemudian dipindahkan ke Pholiota pada tahun 1874 oleh ahli mikologi Prancis Claude Casimir Gillet,[5] penempatan ini kemudian diikuti oleh naturalis Italia Pier Andrea Saccardo.[6] Ahli mikologi Finlandia Petter Adolf Karsten mendirikan genus Rozites pada tahun 1879 untuk mengakomodasi spesies tersebut sebagai Rozites caperatus berdasarkan jenis jamur yang memiliki selubung ganda;[7] yaitu kerudung sebagian dan sisa-sisanya menjadi cincin pada stipe, serta pada kerudung universal.[8] Jamur ini dikenal sebagai spesies Rozites selama bertahun-tahun.[8] Sementara itu, ahli mikologi Prancis Lucien Quélet mengklasifikasikan Pholiota sebagai subgenus dari Dryophila pada tahun 1886, sehingga Dryophila caperata ditambahkan ke sinonim spesies tersebut.[9] Worthington George Smith menempatkannya dalam genus barunya Togaria (sekarang dianggap sebagai sinonim dari Agrocybe).[10] Analisis genetik pada tahun 2000 dan 2002 menunjukkan bahwa Rozites bukanlah kelompok terpisah dan anggotanya berada di dalam genus Cortinarius.[8][11] Jamur ini ditemukan berkerabat dekat dengan spesies Selandia Baru C. meleagris dan C. subcastanellus, keduanya juga mantan dari anggota Rozites.[8] Oleh karena itu jamur ini kemudian ditempatkan di dalam Cortinarius.[12] Nama-nama umum termasuk jamur gipsi, gypsy, dan rozites keriput. Nama umum yang unik adalah granny's nightcap (digunakan di Finlandia).[13] KeteranganC. caperatus memiliki tudung mengkilap berwarna kecoklatan-oker berdiameter sekitar 7–14 cm, yang ditutupi dengan serat keputihan. Permukaannya memiliki tekstur berkerut dan beralur.[14] Jamur ini mungkin memiliki semburat ungu saat muda. Awalnya tampak cembung sebelum mengembang dan rata dengan tonjolan (umbo) di tengahnya. Stipenya memiliki lebar 1–2 cm (0,39–0,79 in) dan tinggi sekitar 6–12 cm (2,4–4,7 in) serta sedikit bengkak di pangkal, dan berwarna keputihan dengan cincin keputihan, yang awalnya melekat pada tudungnya.[15] Bagian ini juga dikenal sebagai kerudung parsial.[16] Bagian inilah yang menjadi fitur pengidentifikasi utama jamur. Lamela berwarna coklat tanah liat, tidak mencapai stipe di bawah tudungnya. Sporanya memberikan tampilan berwarna coklat oker, dan spora berbentuk badam berkutil berukuran 11–14 µm panjangnya dan lebarnya adalah 7–9 µm.[15] Dagingnya berwarna krem dan rasanya ringan. Spesies Amerika Utara yang tampak serupa termasuk Agrocybe praecox, yang tidak memiliki tutup keriput dan ditemukan di area budidaya, dan Phaolepiota aurea, yang memiliki permukaan butiran tepung.[17] Di Eropa tengah, spesimen tua dapat dibingungkan sebagai Amanita phalloides yang sangat beracun di musim panas, dan jamur ini ketika muda sering dibingungkan dengan Agrocybe praecox yang ukurannya kecil.[18] Persebaran dan habitatC. caperatus ditemukan di seluruh Eropa utara, terutama di Skandinavia, di mana itu merupakan hal yang umum, meskipun jarang di Denmark dan Islandia.[19] Di Kepulauan Inggris jarang ditemukan di luar Dataran Tinggi Skotlandia dan New Forest.[14] Jamur ini telah diklasifikasikan sebagai resiko rendah di Finlandia karena jamur tersebut sangat mudah ditemukan.[20] C. caperatus juga menjadi sangat umum di Norwegia sebagai negara Skandinavia karena persebaran jamur ini merata di banyak tempat.[21] Jamur ini banyak ditemukan di bagian utara Amerika Utara,[17] seperti di selatan Mendocino County yang berada di pantai barat. Akan tetapi, jamur ini jarang ditemukan di California.[22] C. caperatus adalah komponen langka dari daerah subarktik di Greenland barat.[23] Jamur juga tumbuh di Asia beriklim sedang, telah tercatat tumbuh dengan bilberi dekat Fagus orientalis dan cemara dekat Pamukova di Wilayah Marmara Turki.[24] Jamur juga ditemukan di daerah berawa taiga (hutan pinus boreal) di Siberia barat.[25] Bagian buah bertunas dari Agustus hingga Oktober di hutan konifer dan fagus, serta ericaceae (seringkali dekat dengan sphagnum) di Skotlandia. Jamur ini adalah mikoriza tetapi tidak selektif dalam inangnya.[26] Jamur ini muncul dari September hingga November di Amerika Utara,[27] dan Juli dan Agustus di Alaska.[28] Jamur ini sangat menyukai tempat-tempat seperti hutan tua.[29] Jamur ini membentuk hubungan dengan pinus Skotlandia (Pinus sylvestris).[30] Jamur tersebut sering ditemukan di bawah pohon cemara Sitka (Picea sitchensis),[22] atau di dekat huckleberry di Amerika Utara.[17] Di Alaska tumbuh dengan betula kerdil (Betula nana)[31] dan betula kerdil Amerika (B. glandulosa).[28] Di Greenland, ia tumbuh bersama dengan betula putih (Betula pubescens).[23] Sifat yang dapat dimakanC. caperatus adalah jamur pangan dengan rasa yang ringan dan enak.[32] Jamur ini dikatakan dapat bercampur dengan baik dengan jamur lain yang lebih umum dimakan seperti chanterellus, boletus.[14] Mencampur jamur ini pada masakan selain dapat memberikan sensasi ekstra, ia juga dapat meningkatkan nutrisi dari makanan tersebut.[33] Jamur ini dapat memiliki rasa agak pahit jika dimakan mentah, tetapi rasanya yang seperti kacang sangat sedap saat dimasak.[28] Jamur ini dijual secara komersial di Finlandia,[34] dan merupakan target populer para pengumpul di banyak bagian Eropa.[35] Jamur sering ditemukan penuh dengan belatung saat dipetik.[36] Ahli mikologi David Arora merekomendasikan untuk membuang stipe yang keras.[17] Radioaktivitas dan pencemaran lingkunganPopularitas C. caperatus di seluruh Eropa telah menyebabkan masalah keamanan terkait dengan kecenderungannya untuk mengakumulasi kontaminan. Jamur ini sangat efisien dalam menyerap isotop radioaktif sesium dari tanah dan secara alami memiliki elemen tersebut dalam jumlah yang sangat kecil. Sesium dapat menggantikan kalium, dalam konsentrasi tinggi pada jamur.[35] Bioakumulasi radioaktif sesium C. caperatus adalah 137Cs dan ini merupakan sebuah produk pengujian nuklir yang jauh lebih banyak daripada banyak spesies jamur lainnya. Tingkat kandungan radioaktif jamur tersebut naik secara dramatis setelah bencana Chernobyl 1986. Jamur ini adalah masalah kesehatan potensial karena memetik dan memakan jamur liar adalah hobi yang populer di Eropa tengah dan timur. Peningkatan kadar 137 Cs juga ditemukan pada hewan pemamah biak pemakan jamur ini di Skandinavia pada tahun 1990-an.[37] Jamur dari Reggio Emilia di Italia ditemukan telah mengalami peningkatan kadar 134Cs.[35] C. caperatus dari berbagai tempat di seluruh Polandia utamanya di Polandia Utara juga ditemukan mengalami peningkatan kadar radioaktif sesium.[38] Lihat jugaReferensi
Pranala luar
|