Cliff Muntu
Cliff Muntu (8 Juni 1987 – 3 April 2007) adalah Praja Madya (mahasiswa tingkat II) di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), anggota kontingen Provinsi Sulawesi Utara. Kematiannya pada 3 April 2007 menjadi puncak kritik masyarakat terhadap perilaku para praja senior lembaga pendidikan itu terhadap mahasiswa juniornya yang biasanya dinyatakan sebagai bagian dari pembentukan disiplin pada para calon aparat pemerintahan dalam negeri Indonesia. Hal ini juga menjadi titik berangkat banyak pihak untuk meninjau kembali sistem perpeloncoan yang dilakukan di berbagai lembaga pendidikan di Indonesia bahkan sejak dari SMP dan SMA. Latar belakangCliff Muntu adalah anak pertama dari Noldi Muntu dan Sherly Rondonuwu, dengan dua adik kembar, Lia dan Nia. Keluarga Muntu-Rondonuwu ini adalah sebuah keluarga sederhana yang hidup sebagai pedagang makanan. Pendidikan Cliff dari Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Dasar ditempuhnya di Jakarta, tetapi ketika menginjak bangku SMP, ia pindah ke Manado hingga tamat dari SMA 9 Manado. Cliff dikenal sebagai anak yang berdisiplin, penurut, mudah bergaul, dan pandai. Ia juga termasuk siswa yang berprestasi. Karena itu, ayahnya menganjurkan agar ia melanjutkan pendidikannya ke IPDN dengan harapan bahwa Cliff kelak dapat membantu memperbaiki taraf kehidupan keluarganya. Cliff lulus dalam ujian pemerintah provinsi dan diterima di IPDN pada 2005. Ia bahkan terpilih sebagai ketua kontingen provinsinya yang terdiri atas 22 mahasiswa. KematianPada 3 April 2007, Cliff tewas secara misterius di kampus IPDN. Hal ini mulanya dibantah oleh pihak IPDN yang menyatakan bahwa Cliff meninggal dunia di RS Al Islam, Bandung, tetapi dokter di rumah sakit itu menyatakan bahwa Cliff telah tewas ketika tiba di rumah sakit.[1] Pihak IPDN terkesan berusaha menutup-nutupi sebab-sebab kematian Cliff. Pada bagian dada dan perutnya terdapat luka-luka bekas suntikan cairan formalin, yang diduga dilakukan untuk menghilangkan jejak penyebab kematiannya. Mula-mula muncul pernyataan bahwa Cliff tewas karena penyakit liver. Namun belakangan terungkap bahwa almarhum memang meninggal karena pendarahan pada organ dalam tubuhnya. Berdasarkan hasil otopsi tim forensik Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, ditemukan bahwa jantung, paru-paru, limpa, hati, ginjal, otak, buah pelir dan dada praja itu mengalami pendarahan karena benturan benda tumpul pada tubuhnya. Ia mengalami bendungan pembuluh darah dan pendarahan luas di sejumlah organ tubuhnya. Pendarahan juga ditemukan pada otaknya, buah pelir dan kulit dadanya. Laporan yang sama menyebutkan bahwa pada tubuhnya tidak ditemukan tanda-tanda infeksi virus dan sisa-sisa narkoba.[2] Buntut kasus penyiksaan praja di IPDN
PemakamanJenazah Cliff Muntu dimakamkan pada 6 April 2007 di Taman Pemakaman Umum Kairagi 1 di Mapanget, Manado. Acara ini dihadiri pula oleh Sekretaris Provinsi Sulut, Drs. Robby Mamuaja, yang mewakili Gubernur Sinyo Harry Sarundajang. Lihat pulaRujukan
Pranala luar
|