Citroën
Citroën (pengucapan bahasa Prancis: [si.tʁɔ.ˈɛn]) adalah produsen otomotif besar asal Prancis, dan merupakan salah satu anak usaha dari PSA Peugeot Citroën sejak tahun 1976. Sejak tahun 2021, Citroën menjadi satu anak perusahaan dari Stellantis. Didirikan pada tahun 1919 oleh André-Gustave Citroën, Citroën adalah produsen mobil massal pertama di luar Amerika Serikat,[4] dan merupakan penggagas dari konsep penjualan mobil sekaligus tempat perbaikannya dalam satu lokasi.[5] Hanya dalam waktu delapan tahun, Citroën berhasil menjadi produsen mobil terbesar di Eropa dan terbesar keempat di dunia.[6] André-Gustave Citroën menggunakan metode produksi massal untuk mobil, setelah ia gunakan metode yang sama untuk memproduksi senjata untuk Prancis pada Perang Dunia I. Pada tahun 1924, Citroën berhasil memproduksi mobil berbodi baja pertama di Eropa, yakni Citroën B10.[7] Pada tahun 1934, Citroën berhasil memproduksi Traction Avant, yang bukan saja mobil berpenggerak depan pertama yang diproduksi secara massal, namun juga salah satu mobil pertama yang menganut konsep monokok.[8] Pada tahun 1955, Citroen meluncurkan Citroën DS, salah satu mobil pertama yang menggunakan rem cakram.[9] Mobil-mobil buatan Citroën juga telah menerima banyak sekali penghargaan nasional maupun internasional, salah satunya adalah tiga gelar European Car of the Year. Citroën memiliki sejarah yang sangat kuat di dunia balap mobil, dan merupakan satu-satunya produsen mobil yang mampu memenangkan tiga gelar juara di tiga kejuaraan berbeda yang digelar oleh FIA, yakni World Rally Raid Championship (lima kali[10]), World Rally Championship (delapan kali[10]), dan World Touring Car Championship. Selain balap mobil, Citroën dulunya merupakan sponsor resmi klub La Liga Spanyol Celta Vigo sejak 1986 hingga 2016. Citroën telah menjual mobilnya ke Tiongkok sejak tahun 1984, dan saat ini Tiongkok menjadi pasar terbesar bagi Citroen, yang sebagian besar dijual melalui Dongfeng Peugeot-Citroën. Citroen merayakan hari jadinya yang ke-90 pada tahun 2009. Toko Citroen di Champs Elysées, Paris pun dipilih menjadi tempat diadakannya pameran, yang menampilkan beberapa mobil Citroen, dan juga konsep mobil masa depan dari Citroen. SejarahAwal MulaAndré Citroën awalnya merakit senjata untuk Prancis selama Perang Dunia I. Setelah perang berakhir, ia lalu mencari produk lain yang sekiranya dapat diproduksi di pabriknya.[11] Citroën lalu memutuskan untuk memproduksi mobil, setelah sebelumnya memiliki cukup pengalaman bekerja di produsen mobil, Mors.[11] Ia juga memutuskan bahwa usaha barunya ini akan memproduksi mobil kecil berkualitas baik, dan diproduksi secara massal agar harganya dapat ditekan semurah mungkin.[11] Keputusan inipun akhirnya dilaksanakan pada tahun 1916, saat Citroën meminta bantuan insinyur, Louis Dufresne, yang sebelumnya bekerja di Panhard, untuk mendesain mobil berkekuatan 18 tenaga kuda.[11] Pada bulan Februari 1917, Citroën juga menghubungi insinyur lain, Jules Salomon, yang telah terkenal dengan mobil ciptaannya, Le Zèbre.[11] Citroën menginginkan sebuah desain mobil sederhana, dengan sepuluh tenaga kuda yang lebih canggih, lebih baik, dan harus lebih murah dari mobil lainnya.[11] Hasilnya adalah Citroën Tipe A, yang diumumkan empat bulan setelah Prancis mengumumkan gencatan senjata dengan Jerman, pada bulan Maret 1919.[11] Tipe A pertama pun selesai dirakit pada akhir bulan Mei, dan pada bulan Juni, mobil ini mulai dipamerkan di sebuah toko di Champs-Élysées, yang biasanya menjual mobil buatan Alda.[11] Ini dimungkinkan karena sebelumnya Citroën telah membujuk pemilik Alda, Fernand Charron, untuk meminjamkannya toko tersebut (beberapa tahun kemudian, Charron juga dibujuk untuk menjadi investor besar di Citroën).[11] Pada tanggal 7 Juli 1919, Tipe A pertama terjual ke seorang pelanggan.[11] Pada tahun yang sama, André Citroën juga mulai bernegosiasi dengan General Motors untuk menjual Citroën ke GM.[12] Kesepakatan ini hampir terjadi, tetapi akhirnya GM memutuskan bahwa manajemennya akan telalu besar jika pembelian ini benar-benar terjadi.[12] Sehingga Citroen pun tetap independen hingga tahun 1935. Citroën adalah seorang penjual ulung, ia pun menggunakan Menara Eiffel untuk mengiklankan produknya.[13] Ia juga menyeponsori beberapa ekspedisi di Asia, Amerika Utara, dan Afrika untuk mendemonstrasikan kemampuan mobil Citroen di medan yang sangat berat. Untuk mendemonstrasikan ketangguhannya, sebuah Citroën Tipe C keluaran tahun 1923 juga dibawa berkeliling Australia oleh Neville Westwood dari Perth, dan tercatat berhasil menempuh jarak 48.000 km (30.000 mi), mulai dari bulan Agustus hingga Desember 1925. Mobil tersebut saat ini telah direstorasi, dan dipamerkan di National Museum of Australia.[14] Pada tahun 1924, Citroën mulai berhubungan dengan insinyur asal Amerika, Edward G. Budd. Sejak tahun 1899, Budd telah bekerja untuk mengembangkan baja tahan karat untuk gerbong kereta api di Pullman. Budd lalu juga mulai memproduksi baja untuk industri otomotif, Dodge adalah salah satu klien pertamanya. Pada ajang Paris Motor Show di bulan Oktober 1924, Citroën memperkenalkan Citroën Tipe B10, mobil berbodi baja pertama di Eropa.[7] Walaupun desainnya masih sangat kaku, mobil ini sangatlah laku karena harganya yang murah.[butuh rujukan] Pada tahun 1927, Bank Lazard yang awalnya hanya memberi pinjaman ke Citroën, mulai tertarik untuk memiliki saham, dan pada akhirnya dapat menempatkan orang-orangnya ke Citroen, yakni Raymond Philippe, Andre Meyer, dan Paul Frantzen. Pada tahun 1933, Citroën memperkenalkan Rosalie, mobil keluarga pertama yang bermesin diesel, yang dikembangkan bersama Harry Ricardo. Traction Avant dan Kepemilikan MichelinTraction AvantTraction Avant adalah mobil pertama yang mampu menghadirkan tiga fitur mahal, namun dijual dengan harga murah karena diproduksi secara massal, yakni fitur monokok, suspensi independen, dan penggerak roda depan. Awalnya, Citroën meminta bantuan ke Budd Company untuk membuat sebuah purwarupa mobil, purwarupa ini nantinya disempurnakan lebih lanjut dan diluncurkan sebagai Traction Avant pada tahun 1934.
Perkembangan pesat Traction Avant inipun coba diikuti oleh Citroen dengan membangun ulang pabriknya dan memperluas jaringan pemasarannya, tetapi hal ini terbukti terlalu mahal untuk Citroën, sehingga pada bulan Desember 1934, walau telah dibantu oleh Michelin, Citroën menyatakan kebangkrutannya. Hal inipun menjadikan Michelin, (sebagai kreditur terbesar) resmi menjadi pemegang saham mayoritas di Citroen.[15] Beruntung untuk Michelin, Traction Avant yang sangat canggih, tetap diminati oleh masyarakat hingga akhir dekade 1990an. Pierre Michelin pun ditunjuk menjadi direktur Citroën, sementara Pierre-Jules Boulanger ditunjuk menjadi wakil direktur Citroen, sekaligus kepala departemen teknik dan desain. Pada tahun 1935, André Citroën meninggal dunia akibat kanker perut. Keberhasilan RisetPierre-Jules Boulanger sebelumnya merupakan spesialis pengintaian udara Prancis di saat Perang Dunia I. Ia melaksanakan misi pengintaiannya dengan sangat baik, dan bahkan pangkatnya juga dinaikkan hingga kapten. Ia juga sangat berani, terbukti dari penghargaan Military Cross dan Legion of Honour yang diterimanya. Ia lalu mulai bekerja di Michelin pada tahun 1918. Boulanger lalu menjadi salah satu dewan direksi Michelin pada tahun 1922. Ia lalu ditunjuk menjadi direktur Citroën pada tahun 1937, setelah meninggalnya Édouard Michelin (pendiri Michelin). Ia tetap menjadi direktur Citroen hingga ia meninggal pada tahun 1950. Selama pendudukan Jerman atas Prancis pada Perang Dunia II, Boulanger selalu menolak untuk bertemu dengan Dr. Ferdinand Porsche ataupun berkomunikasi dengan otoritas Jerman tanpa ada perantara. Ia juga merencanakan sabotase terhadap produksi truk untuk Wehrmacht, yang menyebabkan mesin truk tidak dapat menyala. Pada tahun 1944, saat kantor pusat Gestapo di Paris digeledah oleh pihak Prancis, nama Boulanger tercatat sebagai salah satu musuh terbesar Nazi dan harus ditangkap secepatnya.[16] Periset Citroën, termasuk Paul Magès, tetap melanjutkan risetnya secara rahasia, meskipun menerima banyak ancaman dari pihak Jerman. Hasil riset ini nantinya diproduksi menjadi mobil kecil (2CV), van (Tipe H), dan mobil keluarga (DS). Model-model ini menerima apresiasi yang sangat baik, dan banyak jurnalis yang menganggapnya sebagai avant garde dari desain otomotif. The Deux ChevauxCitroën lalu memperkenalkan mobil kecil Citroën 2CV. Mobil ini memang didesain sebagai alternatif dari kuda untuk masyarakat pedesaan Prancis. Mobil ini pun menjadi sangat laris berkat ukurannya yang kecil dan harganya yang murah. Mesinnya yang kecil membuat mobil ini juga mudah perawatannya. Mobil ini pun tetap diproduksi hingga tahun 1990, dan merupakan pemandangan yang lazim di jalanan Prancis saat itu.[17] Sang DewiPada tahun 1955, Citroen meluncurkan Citroën DS. DS merupakan model mobil pertama yang menggunakan rem cakram. Sistem hidraulis juga diaplikasikan pada DS untuk rem dan suspensinya. Injakan pada pedal rem akan digandakan oleh sistem hidraulis ini, sehingga jarak pengereman menjadi lebih pendek. Pada versi Citromatic (transimisi semi-otomatis), sistem hidraulis juga mengoperasikan kopling, untuk memindahkan gigi pada transmisi. Mulai tahun 1968, DS juga memakai lampu depan yang dapat bergerak sesuai arah kemudi, sehingga dapat meningkatkan visibilitas pengemudi pada malam hari. Uniknya, di bahasa Prancis, DS dieja sebagai DAY-ess, atau sama seperti ejaan déesse, yang berarti "Dewi".[18] DS pun menempati tempat ketiga pada ajang Car of the Century, pada tahun 1999.
Sistem HidrolikSistem hidraulis ini akan terus dipakai di sembilan juta unit mobil produksi Citroën, termasuk DS, SM, GS, CX, BX, XM, Xantia, C5, dan C6.[19][20] Suspensi hidraulis merupakan fitur unggulan dari sistem ini. Dengan suspensi hidraulis, mobil-mobil Citroen dapat menjaga jarak konstan antara mobil dan jalan, terlepas dari jumlah muatan di dalam mobil.[19] Oleh karena itulah, kenyamanan dari suspensi hidraulis ini sering dibandingkan dengan menaiki sebuah permadani.[20] Untuk mengatur ketinggian mobil, terdapat sebuah tuas di samping kursi pengemudi, yang nantinya diganti dengan tombol elektronik. Kemudahan pengaturan ketinggian mobil ini sangat membantu pengemudi dalam mengatasi rintang jalan, melintasi sungai dangkal, maupun dalam mengganti ban. Pada tahun 1965, Rolls-Royce Silver Shadow juga menggunakan suspensi hidraulis ini. Mercedes-Benz 600 dan Mercedes-Benz 300SEL 6.3, keluaran tahun 1963 pun mencoba mereplikasi keunggulan dari suspensi hidraulis ini dengan suspensi udara, yang lebih kompleks dan mahal, untuk menghindari paten suspensi Citroën.[21] Mulai tahun 1968 hingga 1975, Citroen juga bermitra dengan Maserati, sehingga beberapa model mobil Maserati dapat menggunakan sistem hidraulis ini untuk kopling (Bora), pedal (Bora), lampu depan (Bora, Merak), rem (Bora, Merak, Khamsin), kemudi (Khamsin), dan seluruh sistem di purwarupa Quattroporte II, yang pada dasarnya merupakan Citroën SM dengan nama berbeda.[22] Pionir AerodinamikaCitroën adalah salah satu pionir dalam penggunaan desain aerodinamis untuk mobil, yang masih lazim dipakai hingga saat ini. Desain aerodinamis ini dapat mengurangi konsumsi bahan bakar dan juga memungkinkan performa yang lebih baik di kecepatan tinggi, dengan mengurangi hambatan udara yang dialami oleh mobil. Sehingga kecepatan jelajah mobil, kurang lebih sama dengan kecepatan puncaknya. Citroen DS pun tercatat dapat melaju hingga 100 mph, tanpa mengurangi kenyamanan penumpang di dalamnya.[23] Citroen juga mulai menggunakan terowongan udara pada dekade 1950an, yang memungkinkan mereka untuk menyempurnakan desain aerodinamis pada mobilnya. Bahkan nama Citroën CX pun diambil dari koefisien pemgukuran hambatan udara, yakni . Ekspansi dan Tantangan FinansialPada dekade 1960an, Citroën melakukan beberapa langkah strategis untuk memperkuat kedudukannya dengan produksi 2CV, Tipe H, dan DS. Tapi, sejak kebangkrutan Citroën pada tahun 1974, dampak dari tindakan ini tidak begitu jelas. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengisi kekosongan model berukuran menengah di jajaran produknya,[22] dengan meluncurkan Citroënesque Renault 16 pada tahun 1965. Isu kedua yang dihadapi Citroen adalah mesin yang kurang bertenaga untuk pasar ekspor. Hal ini karena adanya sistem pajak progresif untuk setiap tenaga kuda di mesin mobil buatan Prancis, yang membuat banyak mesin produksi Prancis terlalu kecil untuk pasar Eropa.[24] Pada tahun 1963, Citroën melakukan negosiasi dengan Peugeot dalam hal pembelian bahan mentah dan peralatan lainnya. Tetapi negosiasi ini dihentikan pada tahun 1965. Pada tahun 1964, Citroën bermitra dengan NSU Motorenwerke untuk mengembangkan mesin Wankel. Untuk Citroën, hal ini pun memberikan lompatan teknologi yang sangat dibutuhkannya untuk menyiasati sistem pajak progresif[25].[26] Pada tahun 1965, Citroën membeli produsen mobil asal Prancis, Panhard, yang sangat ahli dalam memproduksi mobil berukuran sedang. Kerjasama kedua perusahaan ini telah dimulai sejak dua belas tahun sebelumnya, dan sejak tahun 1953, kedua perusahaan ini setuju untuk menggabungkan jaringan penjualannya. Panhard resmi berhenti memproduksi mobil pada tahun 1967.[22] Pada tahun 1967, Citroën membeli produsen truk, Berliet.[22] Pada tahun 1968, Citroën membeli produsen mobil sport asal Italia, Maserati, dengan tujuan untuk memproduksi mobil bertenaga tinggi, dengan mesin kecil untuk menyiasati sistem pajak progresif Prancis.[24] Pada tahun 1968, Citroën melakukan restrukturisasi operasi internasionalnya dan menyatukannya menjadi Citroën SA. Michelin, pemegang saham mayoritas Citroën, menjual 49% sahamnya ke Fiat, dalam sebuah perjanjian yang disebut sebagai PARDEVI (Participation et Développement Industriels).[22] Pada dekade 1970an, Citroën akhirnya meluncurkan mobil berukuran sedang, Citroën GS untuk mengisi celah antara 2CV dan DS. GS pun tercatat terjual lebih dari 2,5 juta unit dan membuat Citroen berhasil menggusur Peugeot di posisi kedua, jika didasarkan jumlah produksinya.[27] Pada tahun 1973, Fiat menjual kembali 49% sahamnya ke Michelin.[28] Hal inipun tidak sesuai dengan strategi jangka panjang Michelin yang ingin mengakhiri bisnisnya di bidang otomotif, dan akhirnya menciptakan kondisi finansial yang tidak stabil di tubuh Citroen.[29] Citroën pun mengalami krisis finansial pada saat Krisis Energi 1973. Walaupun beberapa model menjadi sangat laku, pembeliannya terhadap Comotor dan Maserati menjadi sebuah kesalahan yang sangat fatal, karena kedua perusahaan ini memproduksi mobil berperfoma tinggi, yang sangat boros bahan bakar. Pada tahun 1974, Citroen menutup penjualannya di Amerika Utara, karena regulasi yang tidak sesuai dengan fitur dasar dari mobil produksi Citroën. Citroen pun mengalami kerugian besar akibat strateginya untuk tidak membuat mobil berukuran sedang pada tahun 1955 hingga 1970 yang sangat diminati di Eropa, dan juga biaya pengembangan yang membengkak untuk GS, GS Birotor, CX, SM, Maserati Bora, Maserati Merak, Maserati Quattroporte II, dan Maserati Khamsin. 40 tahun setelah bangkrut karena Traction Avant, Citroën pun kembali bangkrut, dan harus menjual kembali Berliet dan Maserati, serta menutup Comotor.[22] Era PSA Peugeot CitroënKeadaan Citroën yang tidak stabil ini lalu membuat pemerintah Prancis khawatir akan hilangnya banyak sekali pekerjaan. Sehingga pemerintah Prancis lalu mengadakan pertemuan dengan Michelin dan Citroën, yang akhirnya menghasilkan keputusan untuk menggabungkan Automobiles Citroën dan Automobiles Peugeot menjadi satu. Setahun setelah memutus kemitraannya dengan Fiat, pada tanggal 24 Juni 1974, Citroën lalu mengumumkan kemitraannya dengan Peugeot.[28] Michelin pun menyetujui hal ini.[22] Pada bulan Desember 1974, Peugeot S.A. pun mengakuisisi 38.2% saham di Citroën. Pada tanggal 9 April 1976,[30] Peugeot kembali meningkatkan kepemilikan sahamnya di Citroen ke 89.95%, sehingga terbentuklah PSA Group (PSA merupakan kependekan dari Peugeot Société Anonyme), yang nantinya berubah nama menjadi PSA Peugeot Citroën.[31] Citroën pun menjual Maserati ke De Tomaso pada bulan Mei 1975, sedangkan Berliet dijual ke Renault.[22] Penggabungan ini pun terbukti ampuh untuk memulihkan kondisi finansial Citroen, dengan meluncurkan beberapa model baru, salah satunya Citroën Dyane yang diluncurkan di akhir krisis energi, dan Peugeot yang juga meluncurkan Peugeot 104. Penurunan Semangat BerinovasiPSA secara bertahap lalu mengurangi ambisi Citroën yang tampak selalu ingin berinovasi, sehingga pada dekade 1980an, model mobil Citroën pun makin mirip dengan model mobil Peugeot, seperti BX yang diluncurkan pada tahun 1982 dan memiliki kemiripan dengan Peugeot 405. Hingga akhir dekade 1980an, akhirnya banyak fitur khas Citroen yang tidak lagi muncul di mobil-mobilnya.[32] Walaupun begitu,[29] penjualan Citroen masih tetap stabil pada periode ini. EkspansiCitroën lalu mengembangkan bisnisnya ke beberapa negara, seperti pada akhir dekade 1970an, saat Citroën mengembangkan mobil kecil Oltcit untuk Rumania, yang juga dijual di Eropa Barat sebagai Citroën Axel. Mobil buatan Citroën di Indonesia, termasuk FAF.[33][34] Awalnya, Citroën pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1968 lewat ATPM PT Alun (yang kemudian menjual truk Renault dan Mercedes-Benz) dan mulai merakit mobilnya di Indonesia dari tahun 1975 hingga 1994. Pada tahun 2022, Citroën kembali hadir di Indonesia lewat Indomobil Group (PT Indomobil National Distributor). Di Tiongkok, Citroën juga mulai menjual mobilnya sejak tahun 1984,[35] seperti C3 dan Xsara, serta beberapa mobil yang didesain khusus untuk Tiongkok, seperti Fukang dan Elysée. Citroën saat ini pun mencetak kenaikan penjualan sebesar 30% di Tiongkok[36] dan juga berhasil menempati peringkat pertama dalam survei kepuasan pelanggan yang dilakukan oleh JD Power di Tiongkok tahun 2014.[37] Citroën tidak lagi memasarkan mobilnya ke Amerika Utara, setelah dulunya sempat mengekspor Citroën SM dan ternyata tidak sesuai dengan regulasi Amerika Serikat. 2000 - anPada tahun 2001, Citroën membuka sebuah museum, yang disebutnya Conservatoire, berisikan hampir 300 unit mobil bersejarah produksi Citroën.[38] Mulai tahun 2003 hingga 2010, Citroën juga memproduksi C3 Pluriel, yang sangat mirip dengan 2CV, baik dari eksteriornya maupun interiornya. Penjualan Citroën kembali menurun pada tahun 2011 dengan hanya mencatat penjualan sebesar 1.435.688 unit dari yang sebelumya 1.460.373 unit pada tahun 2010.[39] Diluncurkannya Citroën C3-XR pada bulan Desember 2014, membuat posisi Citroen di Tiongkok semakin kuat pada tahun 2015. Walaupun PSA Peugeot Citroën hampir kembali bangkrut pada tahun 2014, berkat upaya penyelamatan dari Dongfeng Motors,[40] merek "Citroën" dan "DS" pun dapat dipertahankan.
DS AutomobilesPada tahun 2009, Citroën mengumumkan rencananya untuk mengembangkan merek premium DS, yang dipromosikan sebagai kependekan dari Different Spirit ataupun Distinctive Series, walaupun DS pastinya juga digunakan sebagai penghormatan terhadap Citroën DS yang ikonik. Model baru ini dimulai dengan peluncuran Citroën DS3 pada awal tahun 2010, yang desainnya didasarkan pada desain Citroën C3 Pluriel dan Citroën DS Inside. Citroën DS3 pun dinobatkan sebagai Car of the Year tahun 2010 oleh Top Gear Magazine,[41][42][43] dan juga dinobatkan sebagai mobil paling efisien kedua di belakang Citroën C3 oleh What car ?.[44] DS4[45] pun diluncurkan pada tahun 2010, dengan desainnya didasarkan pada Citroën Hypnos, DS5,[46] dan Citroën C-SportLounge. Semua aspek pada mobil DS pun dibuat sangat berbeda dari mobil Citroen pada umumnya. Bahkan, DS memasang logonya sendiri pada bagian belakang mobilnya, bukan logo Citroen.[47][48][49] Di Tiongkok, Citroën bahkan memiliki toko khusus yang menjual DS, termasuk juga pabrik tersendiri untuk memproduksi DS 5LS dan DS 6WR, yang hanya dirakit dan dijual di Tiongkok.[50][51] Lihat pulaPranala luar
Referensi
|