Cihirup, Ciawigebang, Kuningan

Cihirup
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
KabupatenKuningan
KecamatanCiawigebang
Kode Kemendagri32.08.10.2016 Edit nilai pada Wikidata
Luas-
Jumlah penduduk-
Kepadatan-
Peta
PetaKoordinat: 6°55′7″S 108°38′18″E / 6.91861°S 108.63833°E / -6.91861; 108.63833


Cihirup merupakan sebuah desa yang ada di kecamatan Ciawigebang, Kuningan, Jawa Barat, Indonesia.

Desa Cihirup merupakan Desa yang paling terakhir dari Kecamatan Ciawigebang bagian utara yang menjadi pusat perbatasan antara Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Cirebon. Masyarakatnya sendiri yaitu mayoritas petani, selain itu penggunaan bahasa dan tradisinya pun masih kental terhadap bahasa dan tradisi sunda, layaknya zaman dahulu.

Di era globalisasi saat ini, masyarakat Desa Cihirup masih berpegang kuat dan meyakini akan adanya mistik. Sedangkan untuk asal mula adanya Desa ini dikarenakan dahulu di Desa ini mempunyai satu sumur yang tidak pernah surut walaupun dalam musim kemarau yang panjang.

Kabarnya sumur ini begitu deras airnya dan tak henti-hentinya mengeluarkan air dalam jangka waktu yang lama dan begitu pada musim penghujan ataupun kemarau, air itu akan tetap deras dan sama. Selain digunakan untuk keperluan rumah tangga, air yang mengalir deras di Desa Cihirup ini selalu mengaliri ke sawah untuk menyuburkan tanaman-tanaman yang masyarakat sekitar tanam.

Tahun 1822-1831 menurut cerita sejarah, ada seorang pemimpin yang bernama Buyut Maskar yaitu orang yang menamai Desa ini dengan sebutan Desa Cihirup, yang berasal dari kata “CI” yang berarti Cai untuk penamaan dalam bahasa Sunda, atau “Air” dalam penamaan bahasa Indonesia, serta “HIRUP” yang berarti Hirup untuk penamaan dalam bahasa Sunda, atau “Hidup” dalam penamaan bahasa Indoneisa.

Selain terkenal dengan cerita sejarahnya Desa Cihirup juga mempunyai budaya atau tradisi yang sampai sekarang masih tetap dilaksanakan. Diantaranya adalah Tatarekah/Sabumi atau yang biasa masyarakat awam pahami itu adalah sebuah tradisi yang dilakukan pada saat akan memulai menanamkan padinya ataupun lainnya yang berhubungan dengan petani.

Dan uniknya, ada pula yang tradisi yang bernama Mapag Sri atau yang biasa dipahami yaitu tradisi yang dilakukan pada saat akan memanen atau memetik buah dari hasil penanaman sebelumnya, dan apabila akan adanya hiburan tradisional wayang golek.

Desa Cihirup dari dulu hingga sekarang terkenal dengan pasar malamnya yang disebut “Pasar Rebo” atau Pasar Rabu, mengapa dikatakan pasar rabu? Ini dikarenakan pasar malam ini diadakan oleh masyarakat Desa Cihirup pada setiap hari Selasa malam Rabu.

Dan tak kalah menariknya, di sebelah utara Desa Cihirup terdapat sebuah tempat yang masyarakat menyebutnya bangong. Bangong merupakan salah satu wisata untuk melihat pemandangan wilayah Cirebon.


Kembali kehalaman sebelumnya